Perlunya Penyederhanaan Informasi tentang Utang Indonesia

Asmiati Malik PhD
International Relations - International Political Economist - Young Scholars Initiative - Senior researcher at AsianScenarios - Dosen Hubungan Internasional Universitas Bakrie
Konten dari Pengguna
23 Maret 2018 23:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asmiati Malik PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ibu Sri Mulyani baru saja memberikan keterangan pers terkait utang Indonesia yang menjadi pembahasan yang panas di antara para akademisi, politisi, dan group-group whatsapp kantor.,
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan tersebut ada ada 12 poin yang sudah dijabarkan dengan komprehensif dari sudut ilmu ekonomi makro. Tentunya untuk kalangan akademisi (ekonom) akan dengan mudah mencerna penjelasan dari Ibu Sri Mulyani tersebut.
Tapi belum tentu penjelasan tersebut dipahami oleh kalangan politisi yang tidak memahami ekonomi makro. Terlebih lagi untuk kalangan masyarakat pinggiran. Jangan harap mereka akan memahami penjelasan tersebut, karena penjelasan tentang utang tersebut lebih layak dikonsumsi oleh para ahli ekononom yang sejalan alur idenya dengan Chicago School atau yang biasa juga dikenal dengan fresh water economy. Chicago School merupakan bagian turunan dari ekonomi neo-klasik atau mainstream economy.
Perbedaaan Mazhab
Pada prinsipnya perbedaan yang ada di kalangan ekonom Indonesia saya yakin bukan didasarkan untuk mencari-cari celah atau kesalahan pemerintah, tapi lebih pada pemahaman atau mazhab ilmu ekonomi, serta latar belakang filosofi keilmuan, yang berbeda. Apalagi, biasanya berbeda universitas, dan lokasi universitas juga membawa perbedaan filosofi keilmuan. Kesamaan persepsi tentu hanya bisa dicapai bila ada kesamaan mazhab. Terkecuali ekonom tersebut membawa kepentingan politik golongan tertentu menjadi cerita yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Sama saja perumpamaannya ketika meracik kopi, apabila menggunakan resep yang sama, maka probabilitas rasanya juga kemungkinan besar akan sama. Terkecuali kopi tersebut dibuat untuk maksud jahat maka rasa dan hasilnya pun akan berbeda. Begitupun apabila ada perbedaan pada bahan-bahan yang digunakan maka akan berbeda pula hasilnya.
Dalam ilmu ekonomi, perbedaan konsep pemikiran itu didasari dari turunan pemikiran ekonomi yang dianut, seperti misalnya ekonomi politik klasik yang dipioneri oleh Adam Smith, dikritik habis-habisan oleh pandang marxist yang kemudian melahirkan beberapa turunan yang mencoba menggabungkan pemahaman marxist dan neoklasik maka lahirnya ekonomi kelembagaan yang diperkenalkan oleh tokoh seperti Thorstein Veblen, Ayres, Means dan Galbraith. Sedangkan Ilmu ekonomi yang secara murni mengembangkan ilmu ekonomi klasik melahirkan pemikiran ekonomi neoklasik.
ADVERTISEMENT
Ekonomi neoklasik inilah yang mengambangkan yang melahirkan ilmu ekonomi makro dari cabang-cabang ilmu seperti Ilmu Keynesian (yang terbagi menjadi dua yaitu neoklasik sistensis keynesian dan Cambridge Keynesian), Ekonomi Kelembagaan baru, Moneter, Ekonomi Klasik baru.
Di samping itu ada juga Austrian Economy yang dipengaruhi oleh ilmu ekonomi klasik. Kemudian dikembangkan oleh Luidwig Von Mises dan Hayek yang menitik beratkan pada pilihan individual.
Aliran ekonomi yang paling baru adalah ekonomi perilaku, yang menggabungkan ilmu psikologi dan ilmu ekonomi untuk melihat perilaku ekonomi oleh pelaku ekonomi. Salah satu ekonom yang terkenal dalam bidang ini adalah Dan Ariely, profesor dari Duke University yang menulis buku 'Predictably Irrational' dan tokoh lain seperti Daniel Kahneman, dan Richard Thaler yang baru saja memenangkan Nobel di bidang Ekonomi.
ADVERTISEMENT
Yang penting dicatat: Ilmu ekonomi makro cenderung mengabaikan faktor-faktor intervensi luar, seperti kondisi politik dan aktor politik, yang sebenarnya sangat mempengaruhi ilkim dan kondisi ekonomi.
Penyederhanaan Informasi
Setiap cabangan ilmu memiliki kelebihan dan kekurangan masing. Yang menjadi kurang tepat adalah menutup diri dari koreksi atau kritik dari ilmu yang berbeda karena pasa prinsipnya Ilmu ekonomi hanya berevolusi ketika ada perubahan monumental atau ada peristiwa ekonomi yang luar biasa, seperti misalnya krisis financial amerika di tahun 2008.
Dari peristiwa ini banyak ekonom yang kemudian mengkritik ekonomi neoklasik secara habis-habisan. Maka proteksi ekonomi dan ekonomi perilaku kemudian menjadi subjek yang menjadi perhatian oleh banyak ekonom.
Oleh karena itu respons yang ada dari para ekonom Indonesia sebenarnya wajar-wajar saja, dan respons pemerintah juga adalah hal sudah sepastinya. Karena akan tidak mungkin untuk menyamakan persepsi oleh para ahli. Tetapi yang sangat penting disadari oleh pemerintah adalah bagaimana masyarakat biasa bisa mengerti permasalahan ini dengan menggunakan bahasa yang sangat sederhana.
ADVERTISEMENT
Penjelasan yang terlupa dari keterangan Ibu Srimulyani adalah dari keseluruhan utang tersebut, berapa jumlah bunga dan utang yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu. Dan dari hasil utang yang dilakukan untuk investasi berapa return atau hitung-hitungan keuntungan yang akan diperoleh secara kuantitatif, serta kapan atau berapa lama jangka waktunya investasi tersebut akan kembali modal. Sehingga utang itu keliatan jelas untung dan ruginya.
Hal ini lah yang seharusnya dijelaskan kepada khalayak umum karena mereka stakeholder yang penting dalam kebijakan utang negara.