Konten dari Pengguna

Angkringan Bangem: Nikmatnya Nasi Kucing yang Enak dan Murah Meriah

Eka Juni Astuti
Saya merupakan mahasiswi semester 8 di Universitas Pamulang, saat ini saya juga bekerja sebagai staff admin perusahaan di Jakarta Barat.
28 September 2021 13:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Juni Astuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makan malam di tanggal tua jadi nyaman di angkringan ini. Nasi kucing yang berlauk minim tetap enak dimakan dengan aneka sate. Tentunya murah dan kenyang!
ADVERTISEMENT
Meski popular di Jogja dan Solo, angkringan sego kucing atau nasi kucing juga ada di beberapa tempat di Jakarta. Salah satunya kawasan Kemanggisan, Palmerah, namanya Angkringan Bangem.
Adalah Nur, Rafli, dan Akmal, tiga anak muda yang memilih berbisnis angkringan. Mereka masih sangat muda, usianya saja baru 21-23 tahun, bahkan salah seorang dari mereka pun masih menjalani kuliah.
Sumber : Dokumen Pribadi
Dalam bisnis ini, Angkringan Bangem melakukan kolaborasi dengan Kopi Ican. Tren yang sedang ramai dalam dunia bisnis kuliner di mana dari kolaborasi tersebut bisa saling menguntungkan satu sama lain. Jadi saat mampir ke angkringan, pelanggan juga bisa memesan menu kopi yang disediakan di Kopi Ican.
Sumber : Dokumen Pribadi
"Yang spesial dan banyak dicari itu sate usus ayam, makanya itu paling cepat habis,'' ujar Rafli.
ADVERTISEMENT
Satu tusuk sate harganya Rp 2.500. Sate-sate tersebut lebih dulu dibakar agar saat dimakan terasa hangat. Selain itu juga ada sayap ayam yang harganya Rp 4.000.
''Sebenarnya sate-sate itu sudah dalam keadaan matang, tetapi lebih enak dibakar lagi sebelum disantap. Kalau langsung makan juga bisa tapi kurang nikmat," ujar Rafli sambil mengipasi sate-sate di panggangan.
Sate-sate tersebut enak disantap dengan nasi yang porsinya mungil seharga Rp 2.500. Satu porsi nasi tersebut berukuran sekitar 3 hingga 4 sendok makan saja.
Nasinya dibungkus dengan kertas nasi dan dibalut dengan kertas koran. Porsi yang mungil itulah yang membuat orang menamakan dengan sebutan nasi kucing . Inilah ciri khas dari nasi kucing Yogyakarta.
Nasi putih lumayan pulen dengan topping sedikit ikan teri atau tempe yang gurih. Pas jika dimakan dengan porsi nasi yang mungil. Makanya 1 orang bisa makan lebih dari 1 bungkus. Tak lupa pula dengan aneka sate. Satenya dibumbui kecap manis dan sedikit bawang yang meresap gurihnya. Baik itu sate usus, kulit ayam, sayap maupun sate telur puyuh. Angkringan ini juga menyediakan aneka menu sate olahan jadi seperti bakso ikan, sosis dan lain sebagainya.
Sumber : Dokumen Pribadi
Dalam sehari Nur dan Rafli mengaku bisa menghabiskan dagangannya mulai dari puluhan hingga ratusan tusuk sate per hari. Mereka mengaku sengaja untuk memasak dengan stok terbatas, agar dagangannya cepat habis dan selalu dimasak baru keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
Meskipun dikelola secara otodidak tapi angkringan ini dijalankan dengan profesional. Proses memasak hingga pembukuan semua dilakukan sendiri.
Bisnis angkringan ini memang terkesan sederhana, tapi siapa sangka kalau bisnis ini juga menjanjikan profit yang lumayan besar, bahkan setiap hari omzet angkringan ini bisa mencapai Rp800-Rp 1 juta. Kalau dihitung secara kasar, rata rata setiap bulan mereka bisa mendapatkan omzet hingga Rp 25 juta. Luar biasa!
"Kami berbagi tugas, untuk memasak biasanya secara bergilir dan untuk pembukuan kita lakukan secara bersama," ujar Nur.
Sejak dibuka awal Juni 2021, kini Angkringan Bangem sudah memiliki banyak pelanggan tetap. Bahkan seleb TikTok pun kerap mampir ke angkringan ini untuk makan dan membuat konten.
Suka duka pernah dilalui, namun mereka tidak pernah patah semangat. Seperti apa kisah pengalaman remaja pemilik Angkringan Bangem?
ADVERTISEMENT
1. Ide Awal
Ide untuk membuat angkringan ini awalnya tidak sengaja. Saat itu Nur dan teman-temannya tengah berbincang santai. Tiba tiba ada obrolan untuk membuat bisnis angkringan melihat ada gerobak yang tidak terpakai.
"Awalnya kita hanya berbincang santai, melihat ada gerobak tidak terpakai milik kerabat akmal, langsung timbullah ide untuk membuat angkringan ini," ujar Nur.
2. Modal Hasil Patungan
Untuk memulai angkringan ini, Nur dan teman-temannya memperoleh modal dengan cara patungan. Saat itu mereka mengeluarkan uang masing masing Rp 100 ribu untuk dibelikan bahan masakan. "Saat itu kami belum mempunyai alat alat yang lengkap karena terbatasnya modal. Alat-alat yang kami gunakan saat itu adalah milik pribadi masing masing yang dimiliki dirumah," ujar Akmal.
ADVERTISEMENT
Dengan modal ini mereka berusaha menjual makanan angkringan sebanyak mungkin agar cepat balik modal. Bahkan di awal usaha, mereka rela tidak mendapatkan uang lelah demi memutar modal usaha.
Dan benar saja, belum satu bulan usaha ini berjalan mereka sudah berhasil untuk balik modal. Bahkan kini penghasilan dari angkringan bisa untuk melengkapi tempat jualan mereka agar lebih nyaman.
3. Belajar Masak dari YouTube
Dari awal angkringan ini dibuat, kami memasak semua menu secara otodidak dengan cara belajar dari YouTube. "Yang masak bergantian, nanti proses penusukan satenya dibantu sama yang lain juga. Belajarnya dari YouTube aja" kata Nur.
Dibalik kisah menginspirasi mereka, ada harapan yang mereka inginkan ke depannya. "Kami berharap angkringan ini bisa terus berkembang dan ramai, sehingga nanti bisa membuka lapangan kerja untuk banyak orang," ujar mereka.
ADVERTISEMENT
Angkringan nasi kucing milik Bangem ini mulai buka pukul 17:00 sampai dini hari. Setiap harinya mampu menghabiskan ratusan tusuk sate. Kalau tertarik ke angkringan ini, sebaiknya datang lebih awal agar tak kehabisan satenya.
Angkringan Nasi Kucing Bangem Jl. Inspeksi Slipi No 65 (sebelah Alfamart) Kemanggisan, Jakarta Barat