Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cegah Stunting, Lewat Parenting
6 Oktober 2021 10:08 WIB
Tulisan dari Eka Puspita Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi orang tua tentunya memiliki tanggung jawab yang besar, salah satunya adalah memantau anak untuk tetap tumbuh dan berkembang secara optimal. Namun, perjalanan dalam mendampingi tidak semudah itu. Ada saja masalah yang sering mengintai pertumbuhan seorang anak, misalnya gangguan nutrisi, penyakit infeksi, dan lain sebagainya.
Berbicara mengenai masalah atau gangguan nutrisi pada anak, Indonesia masih merupakan salah satu negara yang memiliki angka yang cukup tinggi. Berdasarkan data UNICEF dan WHO tahun 2020, Indonesia masih merupakan salah satu negara dengan angka stunting dengan katagori very high atau sangat tinggi dengan prevalensi lebih dari 30%. Meskipun begitu, pada dasarnya kita masih bisa optimis. Karena stunting masih dapat dicegah dengan berbagai cara salah satunya melalui pengasuhan orang tua atau parenting. Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan stunting yang dilakukan melalui parenting, antara lain sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Pemenuhan Gizi Calon Orang Tua
Tanggung jawab pemenuhan gizi tidak hanya bagi pihak perempuan sebagai orang yang kelak akan melahirkan generasi penerus selanjutnya, tetapi juga laki-laki. Jika pada perempuan pola asupan sejak remaja menjadi bahan pertimbangan dalam pembentukan sel telur dan pentingnya kecukupan gizi pada ibu hamil, begitu juga dengan laki-laki dalam produksi sperma. Dalam proses sistem produksi sperma, testis membutuhkan waktu 10 minggu (70-75 hari) untuk matang. Setelahnya disimpan dalam epididimis dan bertahan hingga 2 minggu, sebelum keluar melalui cara ejakulasi. Sehingga untuk pematangan sperma yang sempurna, pihak laki-laki membutuhkan gizi super agar menghasilkan sperma “pejantan tangguh” untuk dapat membuahi sel telur.
Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. Pada bayi usia 0-6 bulan pertama, satu-satunya makanan yang mampu terserap dengan sempurna adalah ASI. Sehingga keberhasilan pemberian ASI Eksklusif akan menentukan keberlangsungan pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih. Pemberian ASI Eksklusif mendorong bayi untuk tumbuh optimal karena sejatinya menyusui bayi tidak hanya memberikan makanan. Tetapi juga mentransfer antibodi sebagai bentuk perlindungan terhadap infeksi. Seperti yang kita ketahui, infeksi yang berulang pada anak dapat mengakibatkan tubuh tidak optimal dalam bertumbuh karena asupan yang masuk hanya cukup untuk melakukan pemulihan diri pada anak. Penting untuk diketahui, proses menyusui tidaklah mudah, sehingga edukasi manajemen laktasi dan praktek menyusui harus terus dilakukan serta pemberian dukungan pada ibu menyusui tetap dilanjutkan agar ibu tidak merasa terbebani karena harus menyusui.
ADVERTISEMENT
Pemberian MP-ASI Berkualitas
Tidak hanya sehat, makanan pendamping ASI juga harus berkualitas, padat gizi, dan tentunya diberikan dengan syarat seperti tepat waktu pemberian, aman dari bahan berbahaya, dan diberikan secara responsif. Jika dulu kita mengenal menu 4 (empat) bintang, maka kita bisa menggunakan “isi piringku” yang disusun oleh Kementerian Kesehatan RI dalam porsi makan bayi dan anak. Tidak harus bahan pangan yang mahal, bahan pangan lokal asal memenuhi konsep ini maka anak sudah dapat tercukupi kebutuhan nutrisinya. Para orang tua wajib mengetahui bahwa makanan pendamping ASI wajib diberikan ketika bayi sudah menginjak usia 6 bulan, hal ini dilakukan karena asupan ASI saja sudah tidaklah cukup memenuhi kebutuhan si bayi, misalnya kebutuhan zat besi, sehingga membutuhkan asupan lain dari luar. Pemberian MP-ASI yang telat dapat membuat tumbuh kembang anak terganggu, salah satunya seperti adanya gangguan makan ataupun gagal tumbuh. Sedangkan pemberian MP-ASI di bawah 6 bulan, harus berdasarkan dengan rekomendasi dokter anak.
ADVERTISEMENT
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pentingnya pencegahan penyakit melalui perilaku hidup bersih dan sehat selayaknya diterapkan disetiap keluarga. Jika seorang anak sering terpapar dengan penyakit, maka asupan gizi yang diterima hanya cukup melakukan “recovery” tetapi kurang mencukupi untuk pertumbuhan yang optimal dan grafik pertumbuhan mengarah ke gagal tumbuh atau “growth faltering” sebagai tanda awal dari stunting. Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat yang sangat berpengaruh terhadap pencegahan stunting adalah mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun. Sehingga orang tua yang mencontohkan perilaku ini diharapkan dapat menjadi contoh dan membawa dampak baik bagi anak.
Pantau Tumbuh Kembang Anak
Pertumbuhan anak yang optimal tentu akan mempengaruhi perkembangan anak yang optimal juga. Itu artinya, orang tua dituntut untuk terus peka terhadap tumbuh kembang anak dan memahami apa saja pencapaian anak terhadap fase hidupnya seperti kapan seorang anak dapat berjalan sendiri, berbicara, memakai baju sendiri, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Imunisasi
Banyak bukti yang menyebutkan bahwa beberapa penyakit yang sebelumnya menjadi wabah hilang dengan vaksinasi. Sehingga pemberian imunisasi dapat mencegah terjadinya penyakit dan melatih antibody bayi agar kebal terhadap penyakit.
Peran Dan Pengasuhan Ayah
Tidak dipungkiri bahwa peran ayah dapat berpengaruh bagi kehidupan seseorang di masa depan. Dengan adanya sosok ayah, seorang anak mampu membentuk kepribadiannya berdasarkan contoh yang lengkap dari kedua orang tuanya. Salah satu dukungan ayah yang penting dalam fase kehidupan anak dapat dimulai dari mendukung ibu untuk terus menyusui, membantu pekerjaan rumah tangga, dan peka terhadap keadaan rumah.
Temukan Cara Pengasuhan Versi "Kita"
Tentunya setiap keluarga akan berbeda pula cara pengasuhan anak, terlebih menjadi orang tua perlu “sekolah” sepanjang hayat untuk dapat mendampingi sang buah hati. Sehingga perbedaan pola asuh antar orang tua bukanlah hal yang perlu diperdebatkan, melainkan bisa menjadi bahan untuk saling berbagi dan melengkapi “kurikulum sekolah kehidupan” bersama anak. Tentunya, cara pengasuhan yang kita terapkan nyaman bagi anak juga kita.
ADVERTISEMENT
Penggunaan Kontrasepsi
Tidak hanya soal keuangan, keputusan menggunakan kontrasepsi sudah selayaknya dibahas dalam rumah tangga. Sehingga penambahan anggota keluarga dapat direncanakan dan tidak ada kehamilan atau anak yang dilahirkan tidak diinginkan. Selain itu, ibu juga dapat menjalani kehamilan dengan sehat dan tenang tanpa khawatir terhadap tumbuh kembang anak sebelumnya.
Itulah beberapa cara dalam pencegahan stunting melalui pemahaman pengasuhan orang tua atau parenting. Tentunya ini tidak dapat dilakukan secara individu, tetapi bersamaan antara pasangan suami dan istri. Harapannya kejadian stunting di Indonesia dapat diturunkan dan generasi masa depan dapat terbebas dari stunting.