Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Belajar dari Maria Theresa, Ratu dan Ibu yang Tangguh
13 Januari 2020 16:27 WIB
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketika dua minggu lalu berlibur ke Hungaria, saya diberitahu satu tokoh perempuan yang tangguh. Namanya, Maria Theresa. Ratu Maria Theresa ini tidak hanya memerintah Hungaria, tetapi juga Austria, Kroasia, hingga sebagian Italia.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, Maria Theresa ini hidup dan memerintah di tahun 1740-1780. Jadi, kita bukan apa-apanya dibanding mereka. Sekarang, makin banyak perempuan hebat di Indonesia, tetapi mereka sudah merintisnya sejak lama.
Dan, Maria Theresa ini perempuan, ibu sungguhan. Selama hidupnya, Maria Theresa melahirkan 16 anak dan anak bungsunya lahir di usia ke-39. Kebayang kan, betapa sibuknya hidup dari Ibu Maria Theresa yang nyaris tiap tahun selalu melahirkan.
Apa saja legacy Maria Theresa? Banyak. Saya juga tidak hapal. Tapi, yang paling saya terkesan adalah soal pendidikan. Semua anak berusia 6-12 tahun diperbolehkan sekolah oleh Maria Theresia. Tentu saja, tidak semua anak bisa sekolah. Pada masa itu jelas ada banyak hambatan, tapi idenya bagus.
ADVERTISEMENT
Meski Maria Theresa ini orang Katolik, dia kemudian memperbolehkan non-Katolik untuk kuliah di universitas. Bahkan, pegawai kerajaan diminta sekolah dulu di sekolah yang didirikannya tahun 1746 yang disebut Theresianum.
Maria Theresa juga memperbolehkan subjek hukum dipelajari di universitas, di samping ilmu teologis. Dia juga akhirnya dikenal sebagai penegak pondasi Era Pencerahan, yang kemudian membuka mata dunia barat.
Saya belajar banyak dari sosok tokoh Maria Theresa yang berhasil menjadi ratu yang hebat, tapi di saat yang sama juga menjadi ibu yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, 16 anak yaaaa...../ ESL