Berpiknik di Gunung Pancar, Sentul

Eka Situmorang
Curious soul who loves travelling and food. Mom of one. Travel Blogger. Instagram : ceritaeka. Blog at http://ceritaeka.com and http://ekalagi.com
Konten dari Pengguna
27 Februari 2019 19:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Situmorang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kawasan wisata Gunung Pancar di Sentul. Foto: Eka Situmorang
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan wisata Gunung Pancar di Sentul. Foto: Eka Situmorang
ADVERTISEMENT
Jakarta lagi panas-panasnya saat kami ngobrol santai yang berujung pada ide spontan tanpa perencanaan.
ADVERTISEMENT
So hot, mom. Is it going to be rain?” tanya Basti, anak saya.
Perhaps,” jawab saya sambil kipas-kipas gerah.
“Kita piknik aja yuk. Pasti Bogor adem,” kata Adrian, suami saya memberi ide. Tangannya sibuk memainkan ponsel. “Mumpung jalanan sepi nih, di G Maps lancar jaya,” ujarnya lagi.
“Ke Bogor ke mananya?”
“Gunung Pancar gimana?”
“Kan udah pernah.”
“Tapi dulu kita ke sana nggak ajak Basti. Yuk. Biar Basti main ke hutan pinus!”
“Hmmm, benar juga. Ayok!” jawab saya mengiyakan ajakan Adrian sambil tersenyum.
“Basti, bring along your ball,” perintah Adrian yang membuat kami langsung berkemas buat piknik. Yeay!
Dan begitulah, kami pergi piknik. Spontan saja tanpa direncanakan akibat kepanasan di Jakarta. Hahaha. Untungnya, Gunung Pancar yang lokasinya ada di Sentul, Kabupaten Bogor ini, mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
Keluar dari tol Jagorawi lalu belok kiri ke arah Jungle Land Sentul. Cuma berjarak sekitar 5 kilometer saja dari pintu tol dan tadda.... Sampai deh! Total enggak sampai 2 jam perjalanan dari Jakarta. Ah, Bogor, kami cinta padamu karena punya banyak tempat asyik buat piknik di akhir pekan tanpa jauh-jauh dari ibu kota. Muach!
Gunung Pancar yang Asri
Mendung sedikit berganyut di langit saat kami sampai di Gunung Pancar. Bokong rada pegel juga terguncang-guncang di jalanan kecil yang cuma muat buat 2 mobil. Jalanannya sih sebagian besar halus dan mulus ya, sedikit bergelombang saat mulai nanjak setelah Jungle Land.
Tapi masih tetap aman dilalui city car seperti Yaris atau Jazz. In overall, medan menuju ke sini masih termasuk bagus.
ADVERTISEMENT
Is this forrest, mom? Wood?” tanya Basti lagi. Matanya terpana melihat pohon-pohon tinggi.
“Iya,” jawab saya singkat membiarkannya menikmati pemandangan yang jarang ada di Jakarta ini.
Wow, the trees are so tall. So big.”
Oh my God, so many trees!"
It’s hugeeee, Mom.
Cerocos Basti tak berhenti saking terpesonanya. Dan saya serta Adrian saling melempar pandang senang melihat reaksi Basti. Jadi orang tua itu gitu ya. Lihat anak senang rasanya ikut senang bahkan lebih senang dari si bocah. Hehehe.
Ada banyak perubahan di Gunung Pancar dibandingkan saat saya ke sini tahun 2016. Yang mencolok banget adalah adanya spot-spot foto buatan di beberapa area, seperti kayu berbentuk hati (love), rumah-rumah Hobbit, sampai spot selfie.
ADVERTISEMENT
Jelas yang kayak gitu makin menarik banyak orang buat berkunjung. Tapi jangan khawatir, buat para naturalis yang pengin piknik santai aja masih banyak area alami kok.
Selepas memarkirkan kendaraan kami lalu turun dan mulai trekking sedikit. Sambil bergandengan tangan kami pun berjalan kaki menyusuri hutan yang rapat dengan pepohonan pinus ini.
Setelah mencapai tanah lapang, kami berhenti dan duduk sejenak. Menikmati hijaunya daun, bersihnya oksigen serta sunyinya alam. Sesekali suara kicau burung meramaikan suasana seolah menjadi musik yang cantik.
Saat saya sibuk menikmati keasrian alam, Basti dan Adrian sudah sibuk saling berkejar-kejaran sambil main bola. Dasar cowok! Enggak bisa lihat tanah kosong sedikit. Hehehe.
Biaya Masuk
Kawasan wisata Gunung Pancar di Sentul. Foto: Eka Situmorang
Sesungguhnya biaya masuk ke Gunung Pancar itu enggak mahal. Cuma Rp 7.500,- saja per orang dan biaya kendaraan Rp 15.000,- per mobil. Tapi jangan keburu senang kayak saya waktu itu, ternyata begitu masuk lebih dalam ada biaya plus-plusnya. Hahaha.
ADVERTISEMENT
Seperti yang tadi saya bilang, ada beberapa perubahan di Gunung Pancar. Jadi begitu masuk ke dalam hutan yang isinya pohon-pohon pinus tinggi menjulang yang segar banget itu, ada beberapa bagian hutan yang dijadikan spot berfoto. Nah, di sini baru bayar lagi.
Masuk area foto A bayar sekian rupiah. Pindah ke area foto B bayar lagi. Begitu terus. Rata-rata sih biayanya Rp 15.000/orang/area foto. Tapi tenang, di dalam satu area foto ada beberapa spot yang bisa dijadikan latar atau properti foto seperti hammock, rumah kayu, ayunan, dan masih banyak lagi tergantung kreativitas pengelolanya.
Dikenakan biaya tambahan Rp 15.000/orang untuk masuk ke area rumah pohon ini
Apa harus selalu bayar ekstra kalau sudah masuk ke Gunung Pancar? Berita bagusnya, jelas tidak, Fergusso. Sebenarnya, kalau memang mau duduk santai aja di batu besar atau ngedeprok di tanah lapang ya enggak bakalan bayar lagi. Yang bayar ekstra itu kalau mau mejeng di spot foto atau menikmati arena lain yang ada atraksinya.
ADVERTISEMENT
Terus aktivitas apa saja yang bisa dilakukan di sini? Yang pasti sih jelas berpiknik di antara rerimbunan pohon pinus. Duduk di bawahnya saja rasanya sudah adem, segar, dan bikin hati senang karena terapi mata ngeliat hijau-hijau. Pssst jangan lupa bawa bola atau permainan lain untuk kegiatan saat piknik.
Selain itu, ada banyak hal lain yang bisa dilakukan bareng. Enggak heran Gunung Pancar makin naik aja pamornya buat jadi tempat piknik keluarga. Ada penyewaan ATV (All Terrain Vehicle) dengan trek ringan jadi aman buat anak-anak, lalu bisa camping sampai mandi air hangat model kayak Onsen di Jepang gitu.
Namun jangan bayangkan Onsen mewah gitu ya, pengelolaannya masih seadanya tapi lumayanlah buat yang mencari kehangatan. Eh. Hihihi.
Kawasan wisata Gunung Pancar di Sentul. Foto: Eka Situmorang
ADVERTISEMENT
Lalu pencinta sepeda bisa nyobain mountain bike, ada trek khususnya di sini dengan tipe downhill track. Pastikan bawa jenis sepeda yang tepat dengan shockbreaker yang oke biar asyik sepedaannya. Adrian sudah ngiler aja lihat treknya.
“Jadwalin balik ke sini lagi yuk, mau jajal sepedaan di sini nih,” ujar Adrian cepat begitu melihat treknya.
“Siap, bos!” jawab saya senang. Well, siapa yang enggak senang sih berada di alam berlimpah oksigen segar minim polusi kayak gini?
Are we coming back here again, Mom?” Bastian langsung nyamber begitu mendengar percakapan kami.
I think so.”
Yeay!” jeritnya senang. Dasar bocah, senengnya emang main di tanah lapang gitu. Hahaha.
Sekitar 2 jam kami piknik di sini. Maksud hati pengen piknik lebih lama lagi tapi apa daya hujan turun cukup deras dari langit. Untung saat gerimis itu kami sempat lari ke mobil jadi terhindar dari basah kuyup.
ADVERTISEMENT
Namun walau cuma 2 jam, rasanya senang. Cukuplah buat refreshing memanjakan mata dan paru-paru dengan udara segar.
Anyway, kamu sudah pernah ke Gunung Pancar?