Konten dari Pengguna

Manifestasi Dedication of Life Soekarno dalam Transformasi Perpustakaan

Eka Widyawati
Pustakawan Perpustakaan Proklamator Bung Karno
20 Mei 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Widyawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bung Hatta.dan Bung Karno Foto: Dok. Kemdikbud
zoom-in-whitePerbesar
Bung Hatta.dan Bung Karno Foto: Dok. Kemdikbud
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Begitulah isi karya agung Soekarno yang dikenal dengan sebutan Dedication of Life. Api perjuangan Soekarno sebagai founding father Indonesia tak pernah padam meski beliau sudah tiada puluhan tahun silam. Jejak sejarah telah mencatat Soekarno sebagai pengabdi bagi bangsa dan tanah air tercintanya, Indonesia.
Hidup Soekarno sepenuhnya didedikasikan untuk mengabdi pada Tuhan, bangsa, dan tanah air. Baginya, hidup adalah pengabdian. Demikian hal yang beberapa kali pernah diutarakan Soekarno dalam pertemuan maupun pidatonya, yang kemudian ia torehkan dalam sebuah tulisan tangan bertajuk Dedication of Life pada 10 September 1966.
Dedication of Life memiliki makna mendalam tentang komitmen Soekarno untuk mengabdikan hidupnya pada Tuhan, bangsa dan negaranya. Menurut Soekarno, pengabdian adalah sumber kebahagiaannya. Dengan jiwa pengabdian, Soekarno merasakan hidupnya bermanfaat bagi khalayak luas.
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekurangan dan kesalahan, Soekarno bukan apa-apa tanpa jiwa pengabdian. Sebab itulah Soekarno sering kali menggaungkan prinsip hidupnya tersebut dalam berbagai pidato yang pernah disampaikannya. Soekarno berapi-api dalam menyemangati pemuda pemudi untuk memberikan sumbangsih pada bangsa dan negara, untuk mengabdikan hidupnya demi menjunjung tinggi nama besar Bangsa Indonesia tanpa mengesampingkan kehambaannya pada Tuhan.

Dedikasi Perpustakaan

Pengabdian tentu tak luput dari peran perpustakaan sebagai layanan umum yang juga harus mendedikasikan keberadaannya untuk kemaslahatan masyarakat luas. Dedication of life dalam sebuah perpustakaan dapat dimaknai dengan upaya perpustakaan untuk memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, terutama dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar 1945.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk pelayanan publik, maka pengabdian adalah hal yang melekat pada peran perpustakaan. Perpustakaan sudah sepatutnya mengabdi untuk melayani masyarakat secara totalitas. Dalam hal ini, maka perpustakaan terus melakukan transformasi demi terciptanya inovasi layanan yang memberikan manfaat lebih kepada masyarakat.
Perpustakaan terus berkembang seiring perubahan yang terjadi dalam tatanan masyarakat agar kebermanfaatannya lebih bisa dirasakan oleh masyarakat dalam segala aspek, tidak terkecuali untuk peningkatan kualitas hidup. Perpustakaan tidak lagi sekadar menjadi menara gading yang hanya menyimpan dan melayankan buku yang dikoleksinya.
Namun keberadaannya telah bertransformasi menjadi sebuah sumber informasi yang mewadahi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat dengan menyediakan berbagai jenis program layanan yang melibatkan masyarakat secara langsung untuk mengasah potensi dan keterampilannya masing-masing. Sebagaimana program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dicanangkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Dengan begitu, kemampuan masyarakat akan berkembang sehingga dapat didayagunakan untuk perbaikan kualitas dan kesejahteraan hidup.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan dengan dedikasinya pada masyarakat akan terus menebar manfaat sebagai jembatan ilmu pengetahuan yang eksistensinya terus berlanjut dari masa lampau, masa kini, maupun untuk masa mendatang. Dengan demikian, Dedication of Life Soekarno akan mampu direfleksikan dalam keberadaan perpustakaan yang dari masa ke masa terus mengabdi memberikan pelayanan kepada seluruh elemen masyarakat di bidang diseminasi informasi dan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan terus bertransformasi demi terciptanya pelayanan yang berdayaguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Itulah wujud Dedication of Life dalam perpustakaan.
Dalam memanifestasikan Dedication of Life tentu saja tidak bisa terlepas dari peran penggerak perpustakaan yang tak lain adalah pustakawan. Pustakawan sebagai sumber daya manusia utama dalam perpustakaan juga harus mampu memegang teguh prinsip Dedication of Life tersebut, sehingga mampu memiliki jiwa melayani dan menginternalisasikannya dalam setiap kinerja yang dilakukannya.
ADVERTISEMENT
Pustakawan harus memiliki idealisme sebagai pelayan publik yang mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Dedikasi ini dapat diimplementasikan dengan selalu memberikan pelayanan prima, berkreasi dan berpikir kritis untuk menciptakan inovasi layanan yang berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat. Sebab itu, maka penting bagi setiap pustakawan untuk terus meningkatkan kapabilitas sebagai daya dukung terciptanya pelayanan optimal yang memuaskan masyarakat.
Pada akhirnya, transformasi perpustakaan memang harus dilakukan secara menyeluruh baik dari segi manajerial maupun dari segi kualitas sumber daya manusianya demi merealisasikan pelayanan perpustakaan yang berdampak nyata pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat. Citra perpustakaan yang demikianlah yang mencerminkan pengabdian, wujud nyata Dedication of Life.