Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Lebih Jauh Tentang Stres
6 Juli 2021 21:20 WIB
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:49 WIB
Tulisan dari Eka Yuliani Maretha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hai sobat kumparan! Kalian pernah melihat orang yang mudah marah, konsentrasi menurun, dan perubahan suasana hati bahkan sampai menangis? Nah, keadaan seperti ini biasa kita kenal dengan istilah stres. Sebagian orang menganggap stres ini sama dengan orang yang mengalami gangguan kejiwaan karna yang mereka tau orang yang berperilaku aneh itu disebut dengan stres.
ADVERTISEMENT
Apakah kalian tau banyak dari mereka yang melampiaskan stres dengan cara menangis, memukul bagian tubuhnya hingga memar, bahkan tidak jarang dari mereka yang sampai melukai dirinya sendiri loh, tapi itu tidak untuk ditiru ya sobat kumparan. Kupriyanov dan Zhdanov (dalam Gaol, 2016) menyatakan bahwa stres yang ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern.
Seyle (dalam Musabiq & Karimah, 2018) mengatakan stres adalah respons non-spesifik dari tubuh terhadap segala tuntutan, baik respons positif maupun respon negatif. Mulhall (dalam Musabiq & Karimah, 2018) menyebutkan bahwa stres merupakan respons individu terhadap adanya stressor.
Setiap orang pasti pernah mengalami stres namun ada yang bisa mengontrol ada juga yang tidak, karna tingkat masalah setiap orang itu berbeda-beda. Stres merupakan masalah yang dialami oleh hampir semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan lanjut usia. Stres bisa terjadi di mana saja, seperti dalam lingkungan pendidikan, kerja bahkan dalam lingkungan keluarga.
ADVERTISEMENT
Sobat kumparan sudah tau belum nih kalau stres mempunyai dampak buruk untuk fisik? Dampak buruk stres pada aspek fisik menurut Bressert (dalam Musabiq & Karimah, 2018) di antaranya adalah adanya gangguan tidur, peningkatan detak jantung, ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan kekurangan energi. Selain itu, stres juga dapat berdampak pada aspek kognitif, seperti kebingungan, sering lupa, kekhawatiran, dan kepanikan.
Pada aspek emosi, dampak dari stres di antaranya adalah mudah sensitif dan mudah marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya. Rahmawati (dalam Barseli, Ifdil, Nikmarijal, 2017) menyatakan bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan.
ADVERTISEMENT
Para siswa dan mahasiswa yang mengalami stres biasanya disebabkan oleh tugas yang menumpuk, ujian yang terkadang mendadak dan ini sering terjadi dalam lingkungan pendidikan. Sebagian besar di Indonesia, mahasiswa berada dalam rentang usia 18-24 tahun. Menurut Santrock (dalam Musabiq & Karimah, 2018) tahapan perkembangan mahasiswa berada dalam tahapan perkembangan dewasa muda.
Hurlock (dalam Musabiq & Karimah, 2018) berpendapat bahwa mahasiswa berusaha mengeksplorasi diri untuk menemukan identitas diri yang sesungguhnya, berusaha untuk bergaul, membina hubungan dan mengemban tanggung jawab sosial.
Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki sebab, begitu juga dengan stres. Seseorang dapat mengalami stres dikarenakan menemui banyak masalah serta tuntutan yang diberikannya di kehidupan sehari-hari. Apa saja sih yang dapat menyebabkan stres? Musradinur (2016) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres, di antaranya :
ADVERTISEMENT
Lingkungan
Seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan memiliki nilai positif dan negatif terhadap perilaku individu sesuai dengan pemahaman kelompok dalam bermasyarakat. Tuntutan inilah yang dapat membuat individu harus selalu berlaku positif sesuai dengan lingkungannya.
Keluarga
Tidak jarang stres juga diakibatkan oleh tuntutan dalam keluarga, terutama dari orang tua yang tidak jarang menuntut banyak hal dari anaknya, seperti keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat kuliah, perjodohan yang bertolak belakang dengan keinginan serta kemampuan anak. Hal inilah yang menyebabkan individu mengalami stres.
Sri Kusmiati dan Desminiarti (dalam Musradinur, 2016) menyatakan bahwa berdasarkan penyebabnya stres dapat digolongkan menjadi :
a. Stres fisik, yang disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
ADVERTISEMENT
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon, atau gas. Stress mikrobilogik, disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang menimbulkan penyakit.
c. Stres fisiologis, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
Wallace (dalam Hasanah, 2019) dalam tulisannya yang berjudul Managing Stress: What Consumers Want To Know From Health Educators (2007), menyebutkan beberapa cara menghadapi stres, yaitu:
1) Cognitive restructuring, yaitu dengan mengubah cara berpikir negatif menjadi positif.
2) Journal writing, yaitu melampiaskan apa yang dirasakan melalui tulisan atau coretan.
3) Time management, yaitu mengatur waktu dengan baik untuk mengurangi stres akibat tekanan waktu, seperti relaksasi dan sharing kepada orang terdekat dan dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
4) Relaxation technique, yaitu mengembalikan kondisi tubuh dalam keadaan tenang dengan menggunakan cara relaksasi, seperti yoga, meditasi dan bernapas diphragmatic.
Psikoterapi Islam untuk Mengatasi Stres
Sebagai umat islam hendaknya kita menggunakan cara yang dianjurkan dalam agama untuk mengurangi stres, lantas apa saja sih cara yang dapat dilakukan? Psikoterapi islam dapat dilakukan untuk mengatasi stres dalam diri. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a) Salat
Salat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau, gundah, dan cemas dalam diri manusia. Dengan melakukan salat dengan khusyuk, yakni dengan niat untuk berserah diri kepada Allah serta meninggalkan semua kesibukan maupun problematika kehidupan, maka seseorang akan merasa tenang, tentram dan damai.
b) Zikir
ADVERTISEMENT
Zikir memiliki daya relaksasi yang dapat mengurangi ketegangan (stress) dan mendatangkan ketenangan jiwa. Setiap bacaan zikir mengandung makna yang sangat dalam yang dapat mencegah timbulnya stress. Bacaan yang pertama yaitu “Laillahhailallah” yang memiliki arti “Tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT”.
c) Membaca Al-Quran
Efek membaca Al-Quran akan bersifat permanen dan bertahan lama ketika dilakukan setiap hari secara rutin dan terus-menerus. Dalam Al-Quran terdapat banyak kandungan nilai seperti tentang keimanan, ibadah, ilmu pengetahuan, kisah-kisah tertentu, filsafat, dan juga tata hubungan manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Kandungan dalam Al-Quran dapat diharapkan menjadi motivasi dan penyemangat bagi penderita depresi yang sedang putus asa.
Dapat disimpulkan bahwa stress sering terjadi pada semua orang karena banyaknya tuntutan yang diajukan kepadanya. Akan tetapi, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres. Dalam perspektif Islam, stres dapat dikurangi dengan melakukan salat, zikir, serta membaca Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, apabila umat Islam mampu mengamalkan ibadah-ibadah secara benar, maka akan mendapatkan manfaat dalam pengelolaan stress yang dialaminya. Kita sebagai siswa maupun mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan hendaknya tetap menjaga kesehatan, karna jika kita mengalami stress maka semua aktivitas kita pun akan terganggu begitu juga dengan kesehatan kita.
Daftar Pustaka
Barseli, M., Ifdil, I., dan Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stress Akademik Siswa. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 5(3), 144. https://doi.org/10.29210/119800
Gaol, N. T. L. (2016). Teori Stress: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin Psikologi, 24(1), 1. https://doi.org/10.22146/11224
Hasanah, M. (2019). Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam. Jurnal Ummul Qura, 13(1), 110.
Musabiq, A. S., dan Karimah, I (2018). Gambaran Stress dan Dampaknya pada Mahasiswa. Insight, 20(2), 75-77.
ADVERTISEMENT
Musradinur. (2016). Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi. Jurnal Edukasi, 2(2), 193-196.