Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Jalur Sepeda Terpanjang di Dunia
13 November 2018 9:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Ekalyptha Setyo Cahyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bersepeda adalah aktivitas yang menyenangkan. Tidak hanya untuk olahraga, namun untuk sarana rekreasi bahkan transportasi. Budaya bersepeda untuk aktivitas sehari-hari sudah mulai banyak kita jumpai di kota-kota besar karena selain untuk menghindari macet juga sebagai sarana olah raga bagi mereka yang sudah tidak memiliki banyak waktu di tengah aktivitas sehari-hari yang padat.
ADVERTISEMENT
Bogota adalah ibu kota Kolombia yang berpenduduk sekitar 8 juta, kota ini memiliki jalur sepeda yang paling panjang dan komprehensif yang mencapai 376 kilometer di seluruh kota juga merupakan salah satu yang paling panjang di dunia.
Pengguna sepeda di Bogota yang menggunakan jalur sepeda ini mencapai rata-rata 84.000 setiap harinya, dengan bersepeda masyarakat dapat memotong biaya transportasi mereka dan mengurangi polusi pada saat yang bersamaan. Adalah pemandangan yang biasa ketika para pengguna sepeda memakai setelan jas lengkap dan helm sebagai kelengkapan wajib pengguna sepeda karena banyak dari pengguna sepeda adalah pegawai kantoran.
Jalur sepeda di salah satu ruas jalan di Bogota (sumber foto:http://images.et.eltiempo.digital/bogota/ciclistas-usan-carril-de-la-11-como-ciclorruta/16699573)
Desain jalur sepeda dibuat dengan mempertimbangkan morfologi dan topografi kota, dari utara ke selatan, Bogota memiliki topografi datar dan dari timur ke barat memiliki berbagai tingkat kemiringan. Konsep jalan dibangun dengan mempertimbangkan fleksibilitas karena terintegrasi juga dengan sistem bus TransMilenio yang memiliki fasilitas parkir sepeda.
ADVERTISEMENT
Bicara mengenai jalur sepeda di Bogota tentu saja tidak bisa lepas dari jalur pejalan kaki karena memang kedua jalur tersebut berada di satu trotoar yang luas sehingga tidak terjadi rebutan jalur bagi keduanya. Karena luasnya trotoar tidak jarang pula terjadi tabrakan atau bersinggungan antara pesepeda dan pejalan kaki.
Demi menghindari kecelakaan antara pengguna sepeda dan pejalan kaki, pihak berwenang merekomendasikan agar selalu memakai helm pelindung, membuat rambu, pereduksi kecepatan atau polisi tidur dan mengimbau kepada pengguna kedua jalur tersebut untuk saling menghormati dan membangun kontak mata dengan sesama pengguna jalur lainnya.
Ciclovia
Kolombia menemukan suatu konsep yang disebut Ciclovia, yaitu setiap hari Minggu dan hari libur umum dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang, beberapa jalan utama di Bogotá, Cali, MedellÃn, dan kota-kota lain ditutup untuk mobil-mobil danberbagai kendaraan lainnya. Jalan-jalan yang telah ditutup tersebut kosong dan diperuntukan bagi masyarakat untuk bersepeda, berlari, bermain skateboard, senam aerobik, yoga, dan tidak ketinggalan para musisi yang menampilkan performance melalui berbagai pertunjukan.
ADVERTISEMENT
Ciclovia mingguan di Bogotá dimanfaatkan tidak kurang dari 2 juta orang (sekitar 30 persen dari populasi) di lebih dari 120 kilometer jalan yang telah bebas mobil dan Ciclovia itu sendiri telah menginspirasi banyak kota untuk melakukan hal yang sama.
Masyarakat sedang menikmati ciclovia (sumber: https://lavidaesloca.files.wordpress.com/2008/05/ciclovia-11.jpg)
Ciclovia pertama kali terjadi Desember 1974 atas inisiatif seorang pengendara sepeda bernama Jaime Ortiz Mariño dan pengendara sepeda lainnya dan akhirnya perjuangan para pengendara sepeda itu terbayar ketika tahun 1976 Wali Kota Bogota, Luis Prieto Ocampo, menandatangani keputusan bahwa Ciclovia menjadi program resmi yang dipromosikan oleh pemerintah Kota dan didukung oleh Departemen Transportasi. Di Bogotá, jalur sepeda yang dirancang secara permanen juga dikenal sebagai ciclorutas, sementara jalan sementara ditutup untuk tujuan tersebut disebut ciclovÃas.
ADVERTISEMENT
Kini, ciclovia telah diterapkan di beberapa kota di negara lain seperti di Ekuador, Argentina, Cile, Meksiko, dan Peru. Karena ciclovia dinilai berhasil mengurangi polusi dan kebisingan maka selain hari minggu, biasanya di Bogota sekali sebulan diterapkan ciclovia dari pagi hingga malam atau disebut dia sin carro atau hari tanpa mobil.
Lantas bagaimana dengan di Indonesia khususnya Jakarta? Semoga ke depannya pihak berwenang dan masyarakat semakin memberi ruang bagi pengguna sepeda dan pejalan kaki serta mengakomodir dan memfasilitasi kebutuhan tersebut, trotoarpun kembali pada fungsinya bukan untuk berdagang, bukan untuk jalur sepeda motor apalagi becak.