Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Kopi Kothok Khas Cepu
14 Oktober 2018 20:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Ekalyptha Setyo Cahyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kopi kini telah menjadi minuman favorit berbagai kalangan dan semakin mudah kita jumpai, di manapun kita berada dapat kita temui kafe, rumah makan, warung hingga pedagang kaki lima yang menyediakan kopi sebagai menunya.
ADVERTISEMENT
Cepu, adalah sebuah kota kecil penghasil minyak dan kayu jati yang terletak di perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti kota kecil pada umumnya, pekerjaan warganya pun bermacam-macam baik di bidang formal maupun non-formal.
Meskipun terbilang sebagai kota kecil namun kota ini seolah tak pernah tidur, hal tersebut disebabkan oleh kota ini merupakan perlintasan kendaraan-kendaraan besar yang membawa logistik dari Semarang dan kota-kota di Jawa Tengah maupun Jawa Barat menuju ke Surabaya atau kota-kota lainnya di Jawa Timur dan biasanya kendaraan-kendaraan tersebut singgah dan berhenti di Cepu untuk sekedar mencari makan atau istirahat minum kopi sehingga banyak sekali dijumpai warung makan atau warung kopi yang buka mulai pukul 09.00 WIB, atau 22.00 WIB bahkan banyak diantaranya yang buka mulai pukul 03.00 dini hari.
pelanggan yang sedang menikmati kopi di sebuah warung (Sumber Foto: dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak makanan dan jajanan khas daerah yang hanya bisa dijumpai di Cepu, ada satu jenis minuman yang agak berbeda dengan pada umumnya yaitu kopi kothok. Mengapa jenis kopi kothok ini berbeda, bagi sebagian orang jenis kopi ini dikenal sebagai jenis kopi pribumi yang asli, namun yang membuat kopi ini istimewa ialah cara membuat kopi ini sehingga bisa menghasilkan cita rasa yang sangat kuat dan begitu segar.
Cara membuat kopi kothok bisa dibilang istimewa karena kopi kothok dibuat dan disajikan dengan cara yang tidak lazim. Cara untuk menyajikan kopi ini ialah dengan cara mencampurkan gula dan juga bubuk kopi yang kemudian direbus dengan menggunakan air panas. Dengan demikian, sari kopi, aroma dan juga kafein yang terkandung dalam kopi tersebut akan keluar secara lebih maksimal sehingga cita rasa yang akan ditimbulkan dari kopi tersebut akan maksimal. Biasanya kopi yang disajikan akan sangat kental dan ampas yang dihasilkan bisa mencapai 1/4 cangkir. Adapun bubuk kopi yang digunakan adalah murni tanpa campuran.
ADVERTISEMENT
Jika kita membicarakan jenis kopi ini, maka kopi ini tidak terlepas dari budaya atau kebiasaan minum kopi atau yang akrab dikenal dengan istilah ngopi. Pada pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an, jumlah warung kopi masih sangatlah jarang, pelanggannya pun masih didominasi oleh usia pekerja dan jam buka warung kopi pun terbatas biasanya hanya sampai jam 20.00 WIB. Kopi bukan sekedar kebutuhan hanya untuk memenuhi tuntutan tubuh akan kafein namun juga sebagai sarana bersilaturahmi untuk sekedar bertukar informasi melalui obrolan ringan.
Namun kini warung kopi dapat ditemukan di sepanjang jalan raya dan berbagai sudut kota dan pelanggannya pun meluas dari usia pelajar hingga orang tua sehingga dalam 24 jam bisa dibilang ada tempat untuk minum kopi. Banyaknya jumlah warung kopi tentu saja menimbulkan persaingan, sehingga banyak cara para pemilik warung kopi dalam mengemas dagangannya untuk menarik pembeli, salah satu caranya adalah dengan menyediakan wifi gratis.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut bisa dibilang efektif untuk menarik konsumen namun pada hakikatnya telah menghilangkan tujuan utama dari ngopi itu sendiri, karena setiap orang yang datang tidak lagi mempedulikan cita rasa kopi kothok yang disajikan apalagi mengobrol dengan sesamanya, namun lebih asyik dgn HPnya masing_masing.
Walaupun begitu warung kopi yang benar-benar memperhatikan takaran dan kualitas kopi tanpa embel-embel wifi tidak pernah tersisih, mereka telah memiliki komunitasnya sendiri yang selalu setia datang untuk ngopi santai dan menikmati waktu selepas aktivitas karena memang seperti itulah seharusnya warung kopi.