Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kenali Avoidant Personality Disorder: Ketika Kamu Takut Akan Penolakan
27 November 2021 20:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ekdis Zebada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo sahabat sejiwa, bagaimana kabarnya? Di dalam kondisi pandemi seperti ini semoga kita selalu diberikan kesehatan. Berbicara mengenai kesehatan, beberapa orang mungkin pernah merasakan cemas, atau bahkan pernah memiliki ketakutan untuk ditolak maupun dinilai buruk oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, jika hal tersebut dirasa berlebihan, maka kamu harus berhati-hati, jika berlebihan maka kamu memiliki gangguan kepribadian Avoidant Personality Disorder, Loh! Mengerikan sekali bukan? Apakah kamu salah satunya? Semoga saja tidak ya! Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai gangguan kepribadian tersebut, yuk disimak!
Kenali Avoidant Personality Disorder lebih dalam yuk! APD diartikan sebagai gangguan kepribadian yang di mana penderita menghindari interaksi sosial dan biasanya seseorang merasa dirinya takut akan penolakan dan merasa dirinya lebih rendah dari pada orang lain. Gangguan ini sangat mengganggu hubungan interaksi kamu dengan sesama.
Gangguan ini bukan terjadi sementara, tetapi cenderung menetap. Selain itu, menurut Taylor dkk,. (2004) disitasi oleh Lailatul Izzah, (2017) menyatakan peneliti baru-baru ini mendokumentasikan bahwa individu dengan gangguan ini juga menunjukkan sikap takut-takut yang lebih umum dan menghindari banyak situasi dan emosi (termasuk emosi positif).
Gejala seseorang pada gangguan kepribadian Avoidant Personality Disorder. Terdapat berbagai gejala seseorang yang memiliki gangguan kepribadian Avoidant Personality Disorder yang harus kamu ketahui, yuk, disimak.
ADVERTISEMENT
● Kamu sangat merasa hipersensitif terhadap kritik atau evaluasi negatif dari masyarakat.
● Kamu sangat berkeinginan untuk selalu disukai orang lain.
● Merasa cemas jika mengatakan atau melakukan hal yang salah.
● Sangat berhati-hati terhadap tanda-tanda ketidaksetujuan atau penolakan.
● Kamu merasa kurang nyaman dengan situasi tertentu karena takut ditolak.
Kira-kira apa sih penyebab Avoidant Personality Disorder ini sehingga dapat terjadi? Penyebab gangguan kepribadian avoidant personality disorder biasanya berasal dari faktor-faktor genetik, lingkungan, sosial, dan psikologis.
Penyebab lainnya bisa berupa pengalaman buruk menerima kritik, pelecehan emosional bahkan kurangnya kasih sayang orang tua, dan orang sekitar pada masa kanak-kanak sehingga dapat menyebabkan gangguan kepribadian yang tidak diinginkan. Selain itu juga adanya faktor penyebab lain yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian ini, yaitu penolakan oleh teman sebayanya dan rasa malu yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian ini cenderung untuk takut ditolak. Jadi, kamu sangat membutuhkan kasih sayang dan penerimaan dari orang lain. Dalam situasi ini kamu takut untuk berinteraksi, takut dibuat malu oleh sekitarnya.
Bagaimana sih, cara mengatasi gangguan kepribadian ini jika kamu salah satunya? Terdapat informasi mengenai berbagai terapi yang harus dilakukan jika mengalami gangguan kepribadian APD. Ini dia dua cara bagaimana mengatasi Avoidant Personality Disorder yang harus kamu ketahui.
1. Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Treatment Avoidant Personality Disorder, jika seseorang sudah mengidap gangguan yang cukup serius dan mengganggu aktivitasnya, tentunya yang harus dilakukan adalah terapi kejiwaan. Untuk gangguan kepribadian Avoidant Personality Disorder biasanya menggunakan Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT diartikan sebagai psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah pola berpikir seseorang terhadap suatu masalah. Seperti yang sudah kita ketahui di atas, psikoterapi ini juga memfokuskan pada ciri-ciri pengidap gangguan kepribadian APD yang nantinya akan diidentifikasikan dari mana asal datangnya pemikiran tersebut, setelah itu pemikiran yang muncul akan diubah.
ADVERTISEMENT
2. Psychodynamic psychotherapy
Cara selanjutnya bernama, psychodynamic psychotherapy atau yang disebut juga dengan terapi psikodinamik adalah bentuk terapi bicara. Menarik sekali bukan? Hal ini bisa membantu kamu menyadari pikiran bawah sadar kamu . Dapat diambil contoh seperti, seperti apa pengalaman masa lalu memengaruhi perilaku kamu saat ini. Ini juga memungkinkan kamu untuk memeriksa dan menyelesaikan rasa sakit juga masalah emosi di masa lalu. Kemudian kamu dapat bergerak maju dengan pandangan yang lebih sehat tentang diri kamu dan bagaimana orang lain melihat kamu. Psikoterapi psikodinamik menghasilkan hasil yang bertahan lama dengan manfaat yang berlanjut setelah perawatan.
Sebagai kesimpulan dan menurut opini saya, ketika telah didiagnosa memiliki gangguan kepribadian Avoidant Personality Disorder. Tentunya yang harus kita lakukan adalah bersikap baik terhadap diri sendiri dan meluangkan waktu untuk menerima serta memperbaiki diri.
ADVERTISEMENT
Nah, itu dia penjelasan mengenai Avoidant Personality Disorder untuk memastikan kalian termasuk gangguan kepribadian tersebut atau bukan tentunya butuh bantuan dari psikolog dan psikiater, sangat tidak dianjurkan untuk diagnosis diri sendiri. Dengan tangan yang profesional tentunya kalian dapat ditangani dengan baik dan tepat. Sebagai penutup semoga informasi ini dapat bermanfaat, terima kasih. Keep health and respect yourself.
Sumber:
Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP. 2017. “Avoidant Personality Disorder”, https://www.healthline.com/health/avoidant-personality-disorder, diakses pada 24 November 2021 pukul 10.30.
Arlin Cuncic. 2020. “What Is Avoidant Personality Disorder (AVPD)?”, https://www.verywellmind.com/avoidant-personality-disorder-4172959, diakses pada 24 November 2021 pukul 10.35.
Cystal Raypole. 2009. “Avoidant Personality and Social Anxiety: What’s the Difference?”, https://www.goodtherapy.org/blog/avoidant-personality-social-anxiety-whats-the-difference-0213197, diakses pada 24 November 2021 pukul 10.45.
ADVERTISEMENT
Psikologi Abnormal, Gerald C Davidson, John M Neale, AN M Kring Edisi ke 9.
Abnormal Psychology core concepts, James N butcher, Susan Mineka, Jill m Hooley, 2008 Pearson Education USA.
Abnormal Psychology, Jeffrey s. Nevid spencer a. Rathus Beverly greene fourth edition Prentice Halll , New Jersey 2000.