Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Dua minggu setelah aku diundang ke Blora oleh temanku SD, sekarang ia ada di Jakarta, menginap di hotel di kawasan Thamrin, aku diminta datang menemuinya sekitar pk 20.00. “Temenin malam ini ya, soalnya banyak yang pengen diomongin neh,” pintanya. Obrolan pun seru, menyangkut potensi dan masalah di daerahnya yang belum digarap optimal, padahal era digital, momen yang tepat untuk direspon secara cepat.
ADVERTISEMENT
Walaupun dua tahun lagi mau pensiun, ia tetap semangat membangun daerahnya. Memang berniat mengabdi pada Ibu Pertiwi, makanya ia kuliah jurusan Sospol Pemerintahan di salah satu universitas di Semarang. Karir sebagai birokrat dirintisnya dari bawah, mulai upah honorer, staf, menjadi camat, menjabat Kepala Bagian dan sekretaris pada eselon III/a yang sudah 17 tahun belum naik eselon, ia pun tenang aja, dipindah-pindah posisi jabatan baginya malah mengasyikan, di bidang apapun dilakoni, justru menambah pengalaman, memperbanyak teman di Pemerintahan.
Ia nggak mau menjadi pejabat dengan cara cara tertentu di daerahnya. Temanku ogah mengemban amanah yang mengandung resiko di akherat, lebih enak menjadi birokrat yang lurus, taat azas, patuh aturan, mengikuti Undang-undang yang berlaku. Mendapati karakter birokrat yang LANGKA ini, aku hanya berdoa kepada Al MALIK, SANG MAHA RAJA, semoga terlahir generasi birokrat yang bersih, teguh dalam pendirian, bersungguh-sungguh menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP), tidak tergiur oleh TAHTA, HARTA dan WANITA. Temanku lebih menikmati hidup sederhana dan bahagia di akherat dan rela menerima resiko dengan tidak memiliki harta berlimpah seperti yang lain. (22/3/2018-01.40)
ADVERTISEMENT