Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Perbaiki Hubungan dengan Allah, maka Akan Diperbaiki Setiap Urusan Duniamu
16 Oktober 2023 5:54 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Eko Saputro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Marilah kita renungkan bersama, firma Allah SWT dalam Surat Al-Ashr. Surat ini adalah salah satu surat yang paling istimewa di dalam Al Quran. Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan sebuah sunah kepada kita.
ADVERTISEMENT
Apabila kita bertemu dengan saudara, teman, dan kerabat, kemudian kita duduk berdiskusi, mengobrol, nongkrong, lalu setelah kita selesai dalam majelis atau forum tongkrongan tersebut dan ingin bubar.
Rasulullah SAW mencontohkan sebuah sunah agar kita menutup tongkrongan tersebut atau menutup majelis tersebut dengan membaca Surat Al-Ashr.
Mengapa di dalam sebuah majelis, baik itu majelis yang offline maupun online kita dianjurkan untuk menutup majelis dengan membaca surat Al-Ashr?
Hal ini karena Surat Al-Ashr adalah sebuah nasihat dan pengingat untuk kita semua tentang banyak waktu yang kita habiskan dalam sebuah tongkrongan tersebut. Mungkin waktu kita sia-sia, mungkin tanpa kita sadari di dalam sebuah obrolan, kita sempat membicarakan aib orang lain. Mungkin juga sempat berdusta secara tidak sengaja atau bahkan bersenda gurau secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, membaca Surat Al-Ashr di ujung pertemuan kita akan menjadi pengingat atau nasihat bagi kita untuk menjaga diri kita dari semua hal negatif tersebut. Setelah membaca Surat Al-Ashr, kita iringi dengan mengucapkan istigfar, hamdallah, dan doa penutup majelis.
Surat Al-Ashr ini menjadi surat pengingat dan nasihat yang sangat berharga untuk kita dalam mengisi hari dan waktu selama kita hidup.
Allah SWT telah bersumpah dan tidaklah Allah bersumpah kecuali tentang sesuatu yang besar. Ketika Allah bersumpah di dalam Al-Quran berarti Allah sedang mau berfatwa sesuatu yang penting. Kalau Allah sedang ingin memfatwakan sesuatu yang penting, selalu diawali dengan sumpah.
Kalau kita mungkin jika ingin menegaskan satu obrolan yang penting, sering diawali dengan bersumpah. Misalnya, ”sumpah gue serius ngomong kayak gini” atau ”sumpah ini beneran terjadi”. Sumpah atau apapun istilah yang sejenisnya adalah bahasa kita untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah sesuatu yang benar.
ADVERTISEMENT
Allah SWT telah bersumpah dengan ”demi masa atau demi waktu” bahwa ”sesungguhnya manusia sedang benar-benar di dalam kerugian”.
Kata Allah di dalam ayat ke-2 ini: banyak orang seolah-olah menghabiskan hidupnya untuk hal-hal yang menghabiskan pemikirannya, untuk hal-hal yang menghabiskan tenaganya, untuk hal-hal yang sia-sia, untuk hal-hal yang menghabiskan perasaannya. Semuanya itu terkuras untuk hal yang sia-sia. Jadi, kesimpulannya secara umum, pada dasarnya kehidupan kita itu banyak sia-sianya.
Coba kita renungkan hidup kita beberapa tahun ke belakang sebelum saat ini atau sebelum kita mendengarkan nasihat-nasihat para ulama atau para guru kita. Coba kita renungkan kehidupan kita beberapa tahun ke belakang, seperti apa rasanya kita menjalani rutinitas kehidupan sehari-hari. Rasanya seperti lelah dan tidak ada hati.
ADVERTISEMENT
Kita mencari uang tetapi kita tidak tahu buat apa hakikatnya. Kita berusaha, mencari cinta, ingin mencintai dan dicintai tetapi setelah mendapatkannya merasa lelah sendiri.
Bahkan hal-hal tersebut membuat semakin larut dalam dosa. Kita pikir dosa itu bisa membahagiakan kita. Kita pikir dosa itu bisa menyenangkan hati kita. Ternyata, semakin kita menambah dosa, semakin kita foya-foya, semakin kita merasa jenuh dan lelah seperti sudah tidak ada rasa lagi yang indah di hati kita kecuali hanya sekadar kesenangan sesaat, karena hawa nafsu. Itulah kehidupan kita secara nyata sebelum kita mengenal Allah SWT, sebelum kita mengenal Islam.
Apalagi jika seseorang yang sudah tidak punya dunia atau harta, dia orang miskin. Mungkin juga dia sebatang kara atau secara fisik, dia juga bukan orang yang sempurna fisiknya. Jauh pula dia dari Allah SWT, maka menjadi lengkaplah perasaan jenuh, lelah, dan tidak berarti dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Orang seperti itulah yang dimaksud dengan firman Allah ”manusia itu sangat merugi”. Mengapa hanya manusia saja? Karena manusia itu pada dasarnya berhawa nafsu suka mengeluh, manusia itu tidak pernah ada cukupnya atas semua keinginannya, manusia itu bodoh, manusia itu lemah, manusia itu tidak punya pegangan, manusia itu tidak tahu apa-apa.
Oleh karena itu, kalau dia hidup hanya mengandalkan dirinya sebagai manusia, seringnya hanya sekadar menjawab pertanyaan seseorang dan berkata ”wajar kan sebagai manusia?” Saya ingin ini, saya ingin itu, saya ingin ini, saya ingin itu.
Semakin lama dia menyadari kerugian itu, menyadari kesalahan itu, semakin banyak yang hilang dari kehidupannya, semakin banyak kebaikan-kebaikan yang hilang.
Rasulullah SAW berkata: ”siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan memperbaiki hubungan dia dengan manusia.” Orang yang memperbaiki urusannya yang tersembunyi yaitu imannya, hatinya, niatnya, rahasianya dengan Allah, hubungannya dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki urusan yang tampak yaitu hubungan dia dengan manusia.
ADVERTISEMENT
Allah SWT akan memperbaiki urusan yang tampak yaitu urusan dunianya, urusan hartanya, urusan pekerjaannya, urusan keluarganya. Itulah maksud Allah. Jika demikian, kehidupan kita berarti sudah sempurna.
Kalau kita jauh dari Allah, kehidupan akan menemukan kebosanan, kejenuhan, kesia-siaan, sampai akhirnya kita kebingungan untuk apa hidup. Tidak ada artinya kehidupan kita. Ketika kita jauh dari Allah SWT meskipun kita punya dunia dan seisinya. Kita dekat dengan urusan-urusan dunia, tapi kita jauh dari pemilik kehidupan. Itulah mengapa kita kehilangan arah. Kita merasa hidup tidak ada artinya. Bahkan sampai memilih lebih baik mati saja.
Manusia sebenarnya berada dalam kerugian sehingga satu-satunya cara untuk memperbaiki kehidupan kita yang mulai kehilangan arah itu, yakni kembalilah kepada Allah SWT. Datanglah ke rumah Allah, sujud di hadapan Allah. Renungkan kebesaran-kebesaran Allah.
ADVERTISEMENT
Zikirlah, sebut nama-nama Allah, minta maaf kepada Allah untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Nanti Allah secara bertahap akan mengembalikan kualitas hidup kita. Allah akan memperbaiki urusan-urusan yang selama ini berantakan karena kita jauh dari Allah.
Semua yang kita lihat, yang kita rasakan, yang kita alami dalam kehidupan adalah "skenario" Allah.
Kesulitan, hambatan dalam hidup kita disebabkan karena kita jauh dari Allah. Jalan satu-satunya untuk hal tersebut adalah perbaiki dulu hubungan kita dengan Allah. Kembali kepada Allah, beriman kepada Allah. Mulailah percaya kepada Allah, bangun keyakinan kepada Allah. Perbaiki perasaan kita tentang Allah, pikiran kita tentang Allah. Nanti Allah yang akan memperbaiki pikiran dan perasaan kita tentang hidup kita.
Bagaimana Cara Bisa Memperbaiki Hubungan dengan Allah?
Lantas mungkin banyak yang bertanya, bagaimana sebagai manusia bisa memperbaiki hubungan dengan Allah? Paksakan diri untuk berbuat baik. Paksakan diri untuk membaca Al Quran. Paksakan diri kita untuk berzikir. Paksakan diri kita untuk berdoa. Paksakan diri untuk salat di awal waktu. Paksakan diri kita untuk bersedekah membantu orang lain.
ADVERTISEMENT
Katakanlah pada diri kita, bahwa kita bukanlah orang yang dulu memaksakan diri berbuat dosa dengan bersusah payah. Orang yang beramal saleh juga lelah, sama lelahnya dengan orang yang berbuat dosa, sama lelahnya dengan orang yang bermaksiat.
Namun, lelahnya berbuat maksiat akan membuat kita lebih lelah, akan membuat kita semakin letih. Lelahnya beramal saleh, seperti orang-orang biasa mengalami lelah, tetapi lelahnya itu menghasilkan hormon endorfin yang membuat kita happy.
Bukankah olahraga itu juga melelahkan? Namun, keringat yang keluar membuat tubuh menjadi lebih segar, peredaran darah lancar, akhirnya membuat lebih semangat.
Endorfin membuat hati kita lebih bersemangat, membuat kehidupan kita lebih berkualitas. Ada endorfin spiritual sehingga kalau kita ingin kehidupan berkualitas, maka paksakan diri untuk melakukan hal-hal dalam ayat ke-3 Surat Al-Ashr.
ADVERTISEMENT
Kalau kita ingin hidup kita berkualitas, kalau ingin hidup semuanya baik, terarah, happy, hubungan dengan keluarga semakin baik, semakin bahagia, maka lakukanlah hal-hal yang termaktub dalam ayat ke-3 Surat Al-Ashr, yakni ”beriman dan mengerjakan kebajikan (beramal sholeh) serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Kita butuh teman, kita butuh lingkungan, kita butuh orang yang bisa memotivasi kita, menasihati kita, mengingatkan kita, menguatkan kita, mensupport kita. Kita butuh teman, kita butuh seseorang yang bisa menjaga mood spiritual hati kita.
Ketika kita sedang lemah, dia menguatkan kita. Ketika kita galau, dia memantapkan hati kita. Ketika kita bingung, dia memberi kita saran. Ketika kita dalam keadaan ragu, dia meyakinkan kita. Kita butuh teman yang bisa mengajak kita kepada kebaikan dan kesholehan.
ADVERTISEMENT