Case Study Bolaven Farms: Komunikasi Vertikal yang Efektif dalam Supplay Chain

Eko Suryantoro
Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajamen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
26 Juli 2022 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eko Suryantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Tafilah Yusof dari Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Tafilah Yusof dari Pixabay.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membangun bisnis yang sukses dan bertahan adalah impian banyak orang. Bisnis yang sukses tidak hanya mampu berhasil melakukan penjualan yang banyak atau mempunyai konsumen yang banyak, tetapi suatu bisnis harus mampu bertahan mengikuti perkembangan keinginan atau kebutuhan konsumen dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan transformasi digital. Membangun bisnis yang sukses tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, suatu bisnis harus mempunyai jaringan atau rantai pasok (supplay chain) yang terintegrasi dengan baik, kuat, dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Rantai pasok merupakan serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa relasi, pelaku bisnis, mitra bisnis atau stakeholder terkait yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. Proses di dalam rantai pasok melibatkan elemen yang meliputi supplier, pusat manufaktur, gudang (inventory), pusat distribusi, sistem transportasi, retail, dan konsumen. Manajemen rantai pasok merupakan hal yang penting agar antar elemen rantai pasok tersebut dapat berjalan dan terintegrasi dengan efektif dan efisien sehingga dapat bertahan dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen.
Rantai pasok secara sederhana dapat dikatakan merupakan hubungan antara pemasok dan pembeli. Hubungan tersebut dalam diklasifikasikan menjadi 8 kategori, yaitu: basic buying and selling, bare bones, contractual transaction, customer supply, cooperative systems, collaborative, dan customer is king. Hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik apabila terjalin komunikasi yang efektif. Komunikasi antar elemen dalam rantai pasok mulai dari tingkatan hulu (produsen) sampai tingkatan hilir (konsumen), atau yang dikenal dengan komunikasi vertikal, yaitu komunikasi yang terjalin antara tingkatan atas dengan tingkatan bawahnya. Contoh perusahaan yang menerapkan komunikasi vertikal dalam rantai pasoknya yang mengantarkan perusahaan tersebut sukses adalah perusahaan kopi Bolaven Farms.
ADVERTISEMENT
Bolaven Farms didirikan pada awal tahun 2007 oleh Sam Say, seorang pengungsi Laos yang tinggal di Kanada dan Hong Kong. Bolaven Farms memiliki dua lini bisnis utama yaitu: (1) pertanian dan distribusi kopi, dan (2) pendidikan petani dan pelatihan manajemen untuk pemuda Laos. Sam Say mengembangkan model bisnis yang melibatkan integrasi penuh rantai pasokan kopi, mulai dari menanam benih kopi hingga menjual produk bermerek akhir kepada pelanggan grosir dan eceran. Sam say dalam pikirannya, menghubungkan seluruh rantai pasokan dan distribusi kopi, mulai dari menanam benih hingga menuangkan tetes terakhir dari teko kopi, adalah cara untuk memberi para petani lebih banyak eksposur dan prospek pengembangan yang lebih baik.
Gagasan Bolaven Farms lahir dengan tujuan utama mengentaskan kemiskinan petani kopi di pedesaan Laos, khususnya dengan: (1) memberi petani akses ke pasar konsumsi kopi dan memastikan margin keuntungan yang lebih tinggi untuk produk mereka, (2) meningkatkan kualitas kopi Laos dengan menyosialisasikan organik yang praktis dan terjangkau sistem pertanian gratis, (3) memastikan prospek pertumbuhan petani dengan menyediakan lahan dan pengetahuan untuk mengembangkan operasi mereka sendiri, dan (4) mendidik para manajer pertanian muda dengan memberikan mereka pengalaman langsung.
ADVERTISEMENT