Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Ramadan, Mari Menghormati Makanan
5 Maret 2025 11:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Eko Triyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sepertiga volume sampah yang ada ternyata berupa sampah makanan. Ini sangat ironis ketika banyak orang dalam keadaan lapar kekurangan pangan. Indonesia menjadi penyumbang sampah makanan terbanyak di antara negara-negara Asia Tenggara.

Sebagai negeri dengan mayoritas berpenduduk Muslim, Indonesia tercatat sebagai penyumbang sampah makanan terbesar se-Asia Tenggara. Data yang dirilis United Nations Environment Programme (UNEP) melalui laporan Food Waste Index Report 2024 menempatkan kita, sebagai penghasil sampah makanan rumah tangga terbanyak se-Asia Tenggara, dengan total 14,73 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Padahal dalam ajaran Islam, ada larangan untuk berlaku boros. Termasuk membiarkan makanan terbuang mubazir. “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan hak mereka, kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang menempuh perjalanan, dan janganlah engkau menghambur-hamburkan (hartamu) dengan cara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudaranya setan, dan setan itu terbukti ingkar kepada Tuhanya.” (Surat al-Isra ayat 26-27).
Di antara adab dalam menghormati makanan adalah tidak menyisakan dan menyia-nyiakan. Makan sesuai porsi yang memungkinkan. Maka Rasulullah SAW. berpesan agar menakar makanan yang akan dimakan. "Timbanglah makanan kalian niscaya kalian akan dapat berkah”. (HR. Bukhari).
Bulan Ramadan bisa menjadi momentum untuk lebih menghargai makanan. Karena selama berpuasa, seseorang dilatih untuk menahan diri dari makan dan minum pada siang hari. Sudah selayaknya selepas puasa pun bisa menahan diri dari makan dan minum secara berlebihan. [rls]
ADVERTISEMENT