Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bisa Jadi Plastik? Ini Potensi Tersembunyi dari Kulit Pisang
29 April 2025 18:22 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Eky Ayu Veriska tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern, namun di balik kepraktisannya, ia membawa dampak buruk bagi lingkungan. Di Indonesia, sampah plastik menjadi salah satu masalah terbesar. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023 menunjukkan bahwa lebih dari 18% dari total sampah nasional adalah plastik, setara dengan 12 juta ton per tahun. Sampah plastik ini sulit terurai dan sering kali berakhir di lautan dan sungai, mencemari ekosistem dan membahayakan kehidupan laut.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan bahaya plastik, berbagai inovasi bahan ramah lingkungan pun muncul. Salah satu yang menarik perhatian adalah kulit pisang, yang selama ini sering dianggap limbah tak berguna. Padahal, kulit pisang mengandung pati dan serat alami yang memiliki potensi untuk dijadikan bahan dasar bioplastik—solusi ramah lingkungan yang lebih mudah terurai dan mengurangi ketergantungan pada plastik berbasis minyak bumi. Dengan riset dan teknologi yang terus berkembang, kulit pisang kini menjadi bahan yang menjanjikan untuk menciptakan plastik yang lebih ramah lingkungan.
Potensi Kulit Pisang untuk Menjadi Bioplastik
Kulit pisang mengandung pati yang dapat diekstraksi dan diproses menjadi plastik yang dapat terurai dengan cepat. Pati dan serat yang ada pada kulit pisang memiliki kemampuan untuk menggantikan bahan plastik konvensional. Dengan teknologi yang semakin maju, para peneliti dari Universitas Indonesia (UI) telah berhasil mengembangkan bioplastik dari kulit pisang yang dapat digunakan untuk berbagai produk kemasan dan barang sekali pakai.
ADVERTISEMENT
Dari hasil penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Biodegradable Plastics (2022), bioplastik yang terbuat dari kulit pisang memiliki keunggulan utama yakni kemampuannya untuk terurai dengan cepat dalam tanah, dibandingkan plastik konvensional yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Hal ini tentunya memberikan harapan baru dalam mengatasi masalah sampah plastik yang sudah semakin mendesak di seluruh dunia.
Selain itu, Indonesia sebagai salah satu negara penghasil pisang terbesar di dunia, dengan produksi mencapai lebih dari 9 juta ton per tahun pada 2022 (World Population Review, 2023), memiliki sumber daya yang melimpah untuk memproduksi bioplastik ini secara massal. Keunggulan lainnya adalah proses pembuatan bioplastik dari kulit pisang relatif murah dan sederhana, menjadikannya pilihan yang sangat efisien secara ekonomi.
ADVERTISEMENT
Solusi Keberlanjutan untuk Sampah Plastik
Mengolah kulit pisang menjadi bioplastik tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengelolaan limbah organik. Sampah kulit pisang, yang selama ini sering dibuang begitu saja, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang berguna, seperti kantong plastik, pembungkus makanan, atau bahan konstruksi yang lebih ramah lingkungan.
Di Indonesia, pengolahan kulit pisang menjadi bioplastik ini telah menarik perhatian para peneliti dan pengusaha lokal yang tertarik untuk mengurangi ketergantungan pada plastik berbasis minyak bumi. Berbagai startup dan lembaga riset kini berlomba-lomba untuk menemukan metode yang lebih efisien dalam mengolah kulit pisang menjadi produk yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki kualitas yang cukup baik untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang Pengembangan Bioplastik Kulit Pisang
Meski memiliki banyak kelebihan, pengembangan bioplastik kulit pisang tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah ketahanan bioplastik terhadap kelembapan dan daya tahan terhadap suhu yang ekstrem. Selain itu, meskipun proses produksinya relatif sederhana, pengolahan dalam skala industri masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya produksi.
Namun, dengan dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor industri, potensi kulit pisang sebagai bahan bioplastik dapat dikembangkan lebih lanjut. Program-program penelitian dan pengembangan berbasis material ramah lingkungan yang didorong oleh pemerintah diharapkan dapat mendorong terciptanya teknologi baru yang lebih efisien dalam produksi bioplastik dari kulit pisang.
Bioplastik dari Kulit Pisang
Siapa yang menyangka, kulit pisang yang sering kita anggap remeh, ternyata memiliki potensi besar untuk masa depan yang lebih cerah? Di tengah tumpukan sampah plastik yang semakin membahayakan, inovasi sederhana ini memberikan secuil harapan. Hal ini mengajarkan kita bahwa perubahan signifikan sering dimulai dari hal-hal kecil yang jarang kita perhatikan. Kini, keputusan ada pada kita: terus bergantung pada plastik yang merusak lingkungan, atau beralih ke solusi alami yang bermanfaat untuk banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Yuk, mulai dari sekarang, kita dukung inovasi ramah lingkungan dan jadikan limbah sebagai peluang untuk bumi yang lebih baik!
Sumber:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2023). Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN).
Food and Agriculture Organization (FAO). (2023). Top Banana Producing Countries.
Pertiwi, R. F., & Yuliarto, B. (2022). Pembuatan Bioplastik dari Kulit Pisang. Jurnal Teknologi Lingkungan ITB.
United Nations Environment Programme (UNEP). (2023). Turning off the Tap.
Evoware. (2023). Sustainable Packaging Solutions.