Konten dari Pengguna

Potensi Penyalahgunaan AI Pra-Pemilu 2024?

Davin Chandra
Pelajar SMA Citra Berkat Citra Raya Tangerang
8 Februari 2024 5:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Davin Chandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada zaman yang sudah berkembang saat ini, tidak hanya ilmu pengetahuan dan kemampuan manusia yang berkembang, teknologi juga sudah semakin berkembang. Saat ini, banyak sekali artificial intelligences (AI) yang tersebar di internet. AI memiliki kemampuan mutakhir dan beragam. Dimulai dari Chat GPT sebagai pelopor dan pionir dari kemunculan dan tren penggunaan AI, sekarang sudah banyak sekali AI yang mampu meniru gerak-gerik video, meniru suara asli manusia, meniru wajah, dan bahkan bisa dimodifikasi sesuai dengan keinginan pengguna. Hal ini memanglah sangat membantu kehidupan manusia dari berbagai aspek seperti pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, namun banyak sekali potensi kejahatan dan kecurangan yang dapat dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Apalagi, ditambah dengan maraknya pengguna sosial media saat ini, membuat penyebaran informasi yang tidak tersaring dengan baik bisa menghancurkan kepercayaan umat manusia satu dengan lainnya.
Sumber : leolintang -iStockPhoto.com
Perilaku tersebut bisa berdampak kepada salah satu aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat penting yaitu politik. Seperti yang kita semua tahu, pada tanggal 14 Februari 2024, akan dilakukan pemilihan umum atau pemilihan presiden untuk menentukan presiden ke-8 Republik Indonesia. Berbagai kampanye telah dilakukan untuk mempromosikan dan menuai perhatian serta dukungan dari masyarakat Indonesia. Dimulai dari kampanye penyebaran sembako, penyebaran dan pemasangan baliho, promosi melalui sosial media, bahkan sampai live tiktok yang dilakukan oleh salah satu capres. Meskipun terlihat dan terdengar bahwa kompetisi pra-pemilu ini sangat damai, namun kenyataannya justru para paslon pilpres berusaha untuk merusak image satu sama lain demi menuai kepercayaan publik dan rela melakukan apapun untuk mengalahkan kompetitornya. Karena hal inilah, penyalahgunaan AI dengan mereplika salah satu capres dan membuat konten negatif yang palsu sangatlah mungkin.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, pada tanggal 28 Januari 2024, berbagai lembaga negara sudah memperingati rakyat mengenai potensi video dan konten palsu tentang pada paslon pemilu 2024. Dimulai dari Menkominfo, Polres, Ahli-ahli, CNBC, dan masih banyak lembaga lainnya sudah memperingatkan hal tersebut. Menurut salah satu menteri bangsa Indonesia, Budi Arie, potensi dari kecerdasan buatan atau AI sangat mampu untuk memicu konflik antar-masyarakat karena misinformasi. “Apalagi nanti di Pemilu orang bisa berantem karena kecerdasan buatan. Yang tadi saya contohkan, coba suara, muka kamu digambar, difitnah, berantem enggak? Padahal hasil kecerdasan buatan,” ujar Budi Arie di Jakarta, Kamis. Menurut Budie Arie sendiri, regulasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI masih perlu dikaji guna mencegah terjadinya aksi-aksi provokatif ketika pemilu berlangsung. “Kamu bisa berantem dengan teman karena kecanggihan kecerdasan buatan ini. Makanya kita jaga ruang digital ini. Jadi ini kita lagi kaji, ini kan kita enggak tahu. Jangan bikin regulasi ganti-ganti kan. Harusnya dilihat nih. Kita lagi kaji betul secara mendalam, ini apa dampaknya AI ini. Tapi yang pasti saya bilang soal ethic tadi,” ucap Budi Arie. Menurut sumber lainnya juga, yaitu Pengamat Teknologi dan Informasi, Wing Wahyu Winarno, perlu dihimbau kepada masyarakat bahwa kita semua harus waspada akan penyalahgunaan teknologi menjelang pemilu. "Sekarang gampang banget orang mengubah foto, video, mengubah suara orang ini kita sendiri yang sudah biasa pun bisa terlena ya. Ini perlu kita khawatirkan bersama ada pihak-pihak yang mudah memperkeruh suasana," katanya di Kompleks Kepatihan Kamis (9/11). Pakar telekomunikasi Yogyakarta itu menjelaskan bahwa masyarakat memang harus dan perlu mendapatkan panduan pemerintah supaya tidak mudah terpicu dan terpancing oleh informasi-informasi yang tidak terjamin kebenarannya. Terlebih lagi dengan berkembangnya AI, akan banyak oknum yang menyalahgunakannya untuk hal negatif dan merugikan salah satu pihak. "Ini sudah berkembang (AI) sudah mengkhawatirkan. Ya misalnya ada orang nggak ngomong apa bisa diedit pilih capres nomor ini, padahal nggak," ujarnya.
Sumber : geralt - Pixabay
Perkembangan zaman adalah hal yang tak terhindarkan oleh umat manusia. Semakin cepat kita mengadopsi teknologi, semakin cepat juga teknologi tersebut berkembang dan berubah. Zaman semakin lama semakin maju, manusia juga semakin lama semakin pintar dan intelijen, semakin banyak juga tantangan yang harus kita hadapi ketika kita memasuki dunia dengan teknologi yang maju. Sebagai salah satu rakyat yang berperan besar bagi bangsa, kita harus mampu mengolah segala informasi yang kita terima dan jangan mudah termakan berita palsu yang tersebar di media internet. Hindari konflik dengan sesama rakyat Indonesia dan mari saling membangun demi Indonesia yang maju dan kompetitif.
Sumber : sasint - Pixabay