Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Limbah Organik Dapat Dijadikan Alternatif

Elan Patria Nusadi
Seorang mahasiswa teknik di Universitas Diponegoro.
Konten dari Pengguna
12 Februari 2023 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elan Patria Nusadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosialisasi Pembuatan Limbah Organik Cair di Desa Pijiharjo Kab Wonogiri
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi Pembuatan Limbah Organik Cair di Desa Pijiharjo Kab Wonogiri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wonogiri (29/01/2023)–Kelangkaan pupuk bersubsidi masih terjadi pada kalangan petani di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan pasokan pupuk bersubdisi yang masih belum memenuhi total kebutuhan petani. Di sisi lain, harga pupuk non-subsidi melambung tinggi sehingga akan memberatkan secara finansial. Padahal, para petani sangat bergantung terhadap kehadiran pupuk demi melancarkan aktivitas pertanian mereka sampai musim panen.
ADVERTISEMENT
Para petani di Kabupaten Wonogiri menggunakan metode pertanian tadah hujan. Hal ini dikarenakan Wonogiri merupakan daerah kering dan sering mengalami kesulitan air ketika musim kemarau. Dengan metode ini, petani hanya mengandalkan sumber air untuk mengairi sawah atau ladangnya dari hujan. Sawah tadah hujan biasanya mulai digarap ketika memasuki musim penghujan, dan berakhir ketika datangnya musim kemarau. Hal ini berakibat para petani sawah di Wonogiri hanya mampu melakukan panen dua kali dalam setahun.
Dengan jumlah panen yang tidak sebanyak petani di daerah lain, tentu keuntungan para petani di Wonogiri tidak banyak. Oleh sebab itu keberhasilan panen merupakan hal krusial. Untuk menunjang keberhasilan panen, pupuk mempunyai peranan penting dalam menyuburkan tanah dan menopang tumbung kembang tanaman.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi permasalahan yang terjadi di Kabupaten Wonogiri, khususnya di Desa Pijiharjo. Seorang mahasiswa KKN Universitas Diponegoro bernama Elan Patria Nusadi melakukan inovasi pemanfaatan limbah pertanian dan rumah tangga untuk menciptakan pupuk organik cair sebagai alternatif pupuk bersubsidi.
Menurut Balitbangtan, Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan di alam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro).
Unsur hara yang dibutuhkan dalam pupuk bisa didapatkan melalui proses fermentasi pada limbah organik. Proses fermentasi dilakukan dengan bantuan mikroorganisme dalam mengurai unsur-unsur hara di dalam limbah. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupur organik cair terbilang mudah untuk didapatkan karena berasal dari limbah aktivitas sehari-hari.
Brosur Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Pertanian dan Rumah Tangga
Untuk membuat pupuk organik cair, dibutuhkan bahan antara lain: EM 4 (Effective Microorganism), limbah organik (pertanian atau rumah tangga), gula, dan air. EM 4 berfungsi sebagai biang dari mikroorganisme dalam mengurai limbah organik. Sedangkan gula berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme agar tetap hidup dan melakukan proses fermentasi.
ADVERTISEMENT
Cara pembuatan pupuk organik cair juga tidak rumit, sebab hanya perlu mencampurkan limbah yang telah dicacah dengan bahan lain sesuai ketentuan. Lalu didiamkan selama 14 hari untuk menunggu proses fermentasi selesai lalu cairan yang dihasilkan dapat langsung digunakan sebagai pupuk organik cair.
Penyerahan brosur kepada perwakilan pengurus bank sampah
Selaku Mahasiswa yang sedang menjalani KKN, Elan Patria Nusadi melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk tersebut kepada pengurus bank sampah di Desa Pijiharjo Kabupaten Wonogiri. Harapannya pengurus bank sampah dapat memanfaatkan limbah pertanian dan rumah tangga yang mereka terima untuk diolah menjadi pupuk organik cair, lalu dijual dengan harga murah ke masyarakat sekitar sebagai alternatif dari pupuk non subsidi yang harganya mahal.