KKN TEMATIK : Kedai Kopi Loa Menjadi Komoditas dari Hulu ke Hilir

Ela Sari
Pada saat ini saya adalah seorang mahasiswa yang sedang berada di tingkat akhir, dan notabene saya ialah seorang pendidik. Saya menempuh pendidikan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Konten dari Pengguna
20 Juli 2022 19:27 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ela Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : dokumen penulis bersama pemilik Kedai Kopi Loa Rizki Nurrohman, S.H.
zoom-in-whitePerbesar
Foto : dokumen penulis bersama pemilik Kedai Kopi Loa Rizki Nurrohman, S.H.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu Covid-19 selalu menghantui masyarakat yang ada di desa maupun perkotaan, bahkan seluruh penjuru negeri. Di Indonesia sendiri pandemi Covid-19 sangat berdampak dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek ekonomi.
ADVERTISEMENT
Banyak para pedagang yang mengalami gulung tikar, aktivitas yang serba online, serta hal yang semuanya harus merujuk pada kata “ New Normal ”.
Dalam permasalahan tersebut, pemerintah menggembar-gemborkan bantuan modal kepada masyarakat. Namun dalam realitanya masyarakat bergaung masih kesulitan dalam mengembangkan usahanya.
Dengan kondisi tersebut KPMPS (Kantor Koperasi Loa Drawati Mandiri) mulai berdiri pada tanggal 21 Februari 2020 yang berkedudukan di Loa, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40383, tujuannya adalah mewadahi masyarakat untuk membeli bahan pokok pada koperasi yang bersumber dari hasil bumi Desa Loa dan Drawati.
KPMPS Lodra Mandiri memiliki unit produksi kopi yaitu Kedai Kopi Loa. Kedai ini berdiri pada tanggal 25 Oktober 2021 yang diinisiasi oleh Rizki Nurrohman, S.H. Bahan baku dari pembuatan minuman kopi ini berasal dari petani Desa Loa 60% dan Desa Drawati 40%. Tujuan dibentuknya kedai ini adalah sebagai penampung sharing space para petani dan etalase kopi kedepannya, dengan fokus greenbean dari mayoritas para petani dua desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Dampak positif dari terbentuknya kedai ini adalah menjaring anak-anak petani kopi untuk belajar budidaya kopi, merawat kopi yang baik, sampai cara meningkatkan harga jual dari kopi. Edukasi kopi sudah dilaksanakan beberapa kali, sebab kopi memiliki variabel yang banyak dari hulu sampai ke hilir (belajar dari kebunnya, roasting, dan membuat satu cangkir minuman kopi), serta berkolaborasi dengan pihak Shopee berharap kedepannya bisa berkoordinasi dalam bidang digitalisasi.
Pengunjung kedai ini adalah masyarakat lokal dan internasional. Untuk pasar penjualan greenbean sudah mencakar ke pangsa internasional seperti negara Jerman, Turki, dan Singapura. Kelebihan dari penjualan biji kopi dua desa ini memiliki rating Specialty Grade sampai Premium Grade, yang memiliki arti kualitas kopi terbaik.
ADVERTISEMENT
Dengan merintis kedai ini, sang pemilik merupakan pemuda milenial yang mempunyai latar belakang passion kopi serta dipercayai oleh sesepuh di desa ini untuk mengembangkan diri dibidang kopi sebagai komoditas unggulan .
Dalam perbincangannya, setiap daerah memiliki potensi untuk mencari lapangan pekerjaan dan menghasilkan rupiah, mengapa kita harus pergi ke luar? Sebab banyak yang harus digali di tanah sendiri, dengan peribahasa “Di lembur sorangan gè bisa ngala duit.” Yang artinya di kampung sendiri juga bisa mencari uang. Tutur Rizki Nurrohman, S.H.