Konten dari Pengguna

Deteksi Bercak Darah dengan Menggunakan Alternative Light Source (ALS)

Elda Juwiyatri
MAHASISWI PASCASARJANA ILMU FORENSIK, UNIVERSITAS AIRLANGGA
20 Mei 2022 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elda Juwiyatri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Darah adalah salah satu bukti biologis terpenting dalam penyelidikan di TKP. Tapi melihat jejak bercak darah dengan mata telanjang agak sulit, salah satu solusinya dengan menggunakan alternative light source (ALS). Penggunaan teknik ALS dapat membantu identifikasi maupun proses olah TKP menjadi lebih spesifik. Jenis ALS yang biasa digunakan oleh ahli forensik salah satunya adalah sinar ultraviolet. Bukti biologis seperti darah dapat dideteksi oleh sumber cahaya karena karakteristik alami, seperti penyerapan cahaya.
ADVERTISEMENT
Darah menunjukkan penyerapan yang tinggi di wilayah panjang gelombang cahaya yang luas (biasanya diukur dalam nanometer atau nm). Di bawah sinar UV, bercak darah akan tampak kontras dengan latar belakang permukaan. Dalam hal ini, bercak darah akan tampak terang di permukaan yang gelap, di mana bercak itu tidak akan terlihat oleh mata telanjang.
Gambar bercak darah di bawah sinar UV (dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar bercak darah di bawah sinar UV (dok. pribadi)
Pendeteksian bercak darah dalam bidang forensik sering digunakan dalam berbagai kasus, salah satunya pada kasus pembunuhan. Seringkali bercak darah yang ditemukan pada TKP sudah mengering dan tidak tampak (latent) yang menempel pada berbagai macam permukaan sehingga menyulitkan proses penyelidikan.
Selama ini, metode yang kerap digunakan untuk mendeteksi bercak darah adalah dengan menggunakan cairan luminol. Cairan kimia itu umumnya disemprotkan di sekitar TKP dan bereaksi dengan zat besi dalam bercak darah, sehingga menghasilkan cahaya biru yang dapat terlihat dalam gelap.
ADVERTISEMENT
Luminol sendiri sebenarnya adalah racun yang bisa mencairkan sampel darah sehingga DNA sulit diteliti. Selain itu, penggunaan luminol dapat merusak pola percikan darah yang bermanfaat bagi ahli forensik untuk menentukan bagaimana korban meninggal. Oleh karena itu diperlukan metode deteksi bercak darah yang non destruktif, seperti dengan menggunakan alternative light source (ALS).
Namun terdapat beberapa kesulitan dalam mendeteksi bercak darah menggunakan alternative light source (ALS), seperti deteksi bercak darah pada black material. Bahan hitam (black material) menyerap semua panjang gelombang cahaya termasuk eksitasi (cahaya dari sumber cahaya) dan emisi (fluoresensi) yang menyebabkan bercak darah tampak lebih lemah. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah alternative light source (ALS) yang lain, yaitu sinar infrared (IR) dengan memvariasikan sudut iluminasi (pencahayaan miring). Hal ini memungkinkan untuk mendeteksi gangguan permukaan karena residu dari cairan.
Gambar bercak darah yang disinari IR dengan panjang gelombang 715 nm pada kain yang berwarna hitam (dok. pribadi)
Jadi, alternative light source (ALS) dapat digunakan untuk mendeteksi bercak darah pada berbagai macam permukaan. Hal ini sangat membantu ahli forensik untuk mengumpulkan dan menganalisis sampel karena sifatnya yang non destruktif.
ADVERTISEMENT
Elda Juwiyatri - Mahasiswi Pascasarjana Ilmu Forensik, Universitas Airlangga