Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Selain Sastra, Inilah 4 Kesenian Lain yang Terkandung dalam Seni Drama
6 Desember 2020 20:09 WIB
Tulisan dari Elen Azmiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membicarakan drama tidak akan lengkap jika tidak menyingung mengenai sejarah awal mula drama itu sendiri. Menurut beberapa literatur yang penulis baca, drama sudah ada sejak abad ke-5 Sebelum Masehi (SM). Pernyataan ini didukung oleh adanya temuan naskah drama yang ditulis oleh Aeschylus yang diperkirakan hidup sekitar 525-456 SM. Isi drama tersebut antara lain berupa permohonan dan persembahan kepada dewa-dewa. Kemudian, seiring berjalannya waktu drama terus mengalami perkembangan hingga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat. Tidak hanya itu, drama juga dipandang mampu membantu manusia untuk dapat memahami dunianya, seperti mencari makna dan hakikat dari sebuah kehidupan. Permasalahan yang diangkat dalam drama pun beragam, tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi sosial yang terjadi. Jika dalam kehidupan nyata, beradu pedang dapat berakibat melukai secara fisik. Maka dalam drama, permainan pedang dapat diciptakan dan direncanakan sehingga tidak akan melukai secara fisik. Itulah sebabnya mengapa drama menjadi banyak digemari oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ketika membahas mengenai drama, maka mau tidak mau kita makan membahas mengenai karya (seni). Dalam sebuah karya seni, nilai estetika merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dilepaskan begitu saja ketika kita membicarakan karya seni. Seni dan estetika diibaratkan sebagai sepasang sandal. Jika salah satu tidak ada, maka akan sangat terasa kejomplangannya. Begitulah dengan kesenian yang selalu berkaitan erat dengan keindahan. Keindahan, mampu menimbulkan rasa senang bagi orang yang melihat ataupun mendengarnya. Dengan demikian, tidak heran jika para seniman selalu berusaha semaksimal mungkin dalam menciptakan keindahan-keindahan dalam memanjakan para penikmat seni, tak terkecuali Drama.
Drama disebut juga dengan sandiwara atau teater yang lakonnya berisikan ajaran yang tersampaikan secara tersirat. Drama juga sering diartikan sebagai potret kehidupan manusia yang memiliki banyak warna dan rasa, seperti: manis, pahit, hitam maupun putihnya kehidupan. Jika drama diartikan sebagai potret kehidupan. Maka, Drama harus mampu memvisualisasikan dan membawakan potret itu seperti kondisi dalam dunia nyata. Dalam menciptakan keindahannya, seni drama tidak dapat berjalan sendiri, ia membutuhkan kerabat untuk dapat berkolaborasi.
ADVERTISEMENT
Seni Drama, satu-satunya seni yang merangkul seni lain ke dalam karya seninya.
Mengapa demikian?
Karena untuk mewujudkan keindahannya, seni drama tidak dapat berjalan sendiri, melainkan ia membutuhkan kerabat untuk dapat diajak berkolaborasi dalam membentuk rupa-rupa keindahan. Kerabat seni yang terangkul dalam drama diantaranya yaitu seni sastra, seni musik, seni lukis, seni tari dan seni peran. Seni sastra yang dapat terlihat dalam drama yaitu adanya naskah cerita. Naskah cerita dalam drama dapat bertujuan memberikan gambaran serta mempermudah para pemain dalam membawakan cerita. Gambaran-gambaran yang dilukiskan dalam naskah biasanya disusun secara lebih terperinci mulai dari penggambaran karakter, suasana dan tempat kejadian, hingga keadaan panggung dalam setiap babaknya. Seni Musik yang terasa dalam seni drama dapat berupa bunyi-bunyi yang mengiringi lakon tersebut. Kehadiran musik dalam drama menjadi sangat penting dalam membantu menekankan suasana lakon yang dibawakan. Kemudian seni lukis, seni lukis yang dapat telihat dalam seni drama salah satunya yaitu pada Make up yang digunakan oleh para pemain. Make up (tata rias) termasuk dalam seni melukis, yaitu lebih tepatnya seni melukis wajah. Make up juga menjadi salah satu aspek penting dalam pementasan sebuah drama. Fungsi make up dapat memberikan ilusi tertentu serta mampu membantu pemain dalam memperkuat karakter yang dibawakan. Selanjutnya, seni lain yang terdapat dalam seni drama adalah seni tari dan seni peran. Seni tari dalam drama dapat dilihat pada gerakan tubuh pemain dalam membawakan cerita. Bagaimana tubuhnya merespons suasana sesuai dengan peran yang dimainkan dan sebagainya. Selanjutnya yaitu seni peran, biasanya sebelum pementasan itu digarap, seluruh calon aktor akan dikumpulkan terlebih dahulu untuk dilakukan casting (pemilihan aktor) sesuai dengan kecakapan dan kecocokan calon aktor dalam memainkan peran yang dibutuhkan. Itulah kelima kesenian lain yang dirangkul oleh seni drama.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, suatu seni pertunjukan tidak akan dapat berjalan dengan baik jika tidak melibatkan salah satu seni-seni di atas. Kelima seni di atas dikolaborasikan menjadi satu seni pertunjukan yang menciptakan daya pikat tersendiri di hati penonton. Maka tak heran jika kita menonton seni pertunjukan drama, bangku-bangku penonton tidak hanya selalu dipadati oleh masyarakat penikmat seni saja, melainkan juga para seniman yang datang dari berbagai macam cabang seni. Bahkan tak jarang pula didapati pertunjukan drama dijadikan sebagai ajang reoni antar seniman satu dengan seniman lainnya.
Eksistensi drama memang tak akan pernah lenyap tergerus zaman. Justru berkembangnya zaman yang membuat drama menjadi seni yang tetap eksis hingga saat ini. Seperti di masa pandemi seperti ini, dunia dibuat geger oleh serang virus yang cukup mematikan. Hampir seluruh kegiatan dirumahkan, masyarakat dianjurkan membatasi ruang gerak ke luar lingkungan. Hingga mengakibatkan kejenuhan yang melumut dimana-mana. Seluruh aktivitas masyarakat didaringkan mulai dari sekolah, bekerja hingga sekedar membeli pakaian. Dengan melihat peluang ini, para dramawan tidak kehabisan cara untuk tetap menghibur masyarakat di masa pandemi. Mereka mulai memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam menjaga eksistensi drama, di mana pertunjukan digitalisasikan atau dilakukan secara daring dengan memanfaatkan platform media yang tersedia, mulai dari YouTube Live, Instagram, Facebook, Zoom Meeting, maupun Loket Live. Inilah salah satu bukti nyata bagaimana seni pertunjukan drama mampu menjawab setiap tantangan zaman yang ada. Seni drama akan tetap menjadi koma tanpa adanya titik. Drama tidak akan pernah pudar selama kehidupan dalam kandungan badan.
ADVERTISEMENT