Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mencari Ruang Laktasi yang Nyaman di Tempat Publik
24 Agustus 2018 11:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Elfani Prassanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bulan Agustus utamanya tanggal 1 sampai 7 Agustus dikenal dengan World Breastfeeding Week yang digelar setiap tahun. Sudah tidak diragukan lagi betapa besar manfaat yang didapatkan bayi dan anak pada awal kehidupannya dari menyusui. Momen ini setiap tahun digunakan untuk terus menggaungkan pentingnya menyusui bayi serta memberikan dukungan akan aktivitas ibu menyusui dari lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
(Sumber:Pixabay)
Beberapa waktu lalu, saya dan seorang rekan wanita mendapatkan tugas untuk mencari informasi tentang pemenuhan fasilitas publik bagi warga Jakarta. Kami berdua memilih topik fasilitas bagi ibu menyusui di ruang publik. Kami percaya bahwa ibu-ibu menyusui harus diberikan dukungan salah satunya dari penyediaan fasilitas di tempat umum agar ia juga bisa melaksanakan kewajibannya, memberikan hak kepada bayinya di kala menjalankan aktivitasnya secara normal.
Sebanyak 5 orang ibu yang masih menyusui berhasil kami wawancarai di mall seputaran Jakarta, dengan pertanyaan yang hampir seragam yakni kesan terhadap ruang laktasi yang pernah digunakan, peningkatan yang diperlukan serta lokasi yang masih membutuhkan ruang laktasi.
Sembari menggendong bayinya yang rata-rata berusia 2 bulan sampai 18 bulan, beberapa ibu dengan kompak menyuarakan pendapat yang sama ketika kami menanyakan mengenai kesan ruang laktasi yang pernah mereka gunakan. Shasha, ibu dari seorang bayi usia 7 bulan mengatakan bahwa ruang laktasi yang ada di mall di Jakarta sudah cukup nyaman dan sangat dibutuhkan. “Yang penting kebersihannya perlu dijaga dan persediaan peralatan bayi semoga dapat difasilitasi dalam ruang menyusui seperti tisu basah atau air hangat”, tambahnya ketika kami tanyakan kembali usulan peningkatan pelayanan di ruangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada lagi seorang ibu muda menyatakan kepuasannya akan ruang laktasi yang disediakan pusat perbelanjaan besar karena sangat membantu dalam mendukung aktivitasnya ketika sedang berbelanja di mall. Selain itu, ada ibu yang mengusulkan agar sebaiknya ruang laktasi ada di setiap lantai dalam satu gedung mall.
Di Jakarta saja terdapat lebih dari 100 mall besar ataupun kecil yang tersebar di seluruh wilayah. Sayangnya ketersediaan ruang laktasi yang memadai baru terbatas pada mall besar di Jakarta saja. Beberapa mall besar juga memiliki standar yang berbeda-beda mengenai fasilitas ruang menyusui. Ada beberapa mall yang menyediakan ruang laktasi dengan bekerjasama dengan sponsor produk bayi sehingga dihias sedemikian rupa dan menarik bagi anak. Ada pula yang memiliki ruang laktasi ala kadarnya dilengkapi dengan sofa empuk dan wastafel.
ADVERTISEMENT
Ketika kami tanyakan kembali tempat umum mana lagi yang membutuhkan ruang laktasi, lantas jawaban yang hampir senada muncul dari mereka. Salah seorang ibu menjawab “bandara dan stasiun”, seorang ibu lain menjawab “pusat perbelanjaan sekelas ITC belum memiliki ruang menyusui yang memadai”, dan ibu Shasha menjawab lugas “tempat wisata belum memiliki ruangan ini”.
Pemerintah pusat sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 15 tahun 2013 yang mengatur Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan / atau memerah air susu ibu. Disebutkan bahwa di setiap tempat umum wajib terdapat ruangan atau penyediaan fasilitas khusus ibu menyusui. Sudah ada beberapa tempat di Jakarta yang memenuhi Permenkes dimaksud, termasuk kantor pemerintah dan perusahaan namun memang belum dilaksanakan secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Data Kementerian Kesehatan tahun 2017 menunjukkan bahwa baru sekitar 64.8 % gedung perkantoran di seluruh Indonesia yang menyediakan ruang laktasi. Selain itu, masih dapat ditemui beberapa ruangan laktasi yang minim dengan fasilitas dan kebersihan yang kurang memadai. Berdasarkan data yang didapat dari situs Data Pemprov DKI Jakarta, ruang laktasi telah tersedia di sekitar 70 RPTRA yang tersebar di berbagai wilayah DKI Jakarta. Informasi lengkapnya dapat diunduh disini http://data.jakarta.go.id/dataset/fasilitas-ruang-laktasi-di-rptra-provinsi-dki-jakarta
Saya teringat dengan kondisi ruang laktasi di Tokyo dan tentang kesiapan penyediaan fasilitas ruang laktasi untuk para ibu dan bayi. Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang kian menua dan angka kelahiran yang sangat rendah. Namun, ruang laktasi dapat ditemui di setiap pusat perbelanjaan. Tidak hanya itu, di stasiun kereta, bandara dan beberapa tempat wisata juga menyiapkan fasilitas ini. Berkat kemajuan teknologi dan menunjang kenyamanan warganya, beberapa pihak ada yang membuat berbagai aplikasi untuk mengumpulkan semua informasi lokasi ruang laktasi di Jepang. Diantaranya adalah:
ADVERTISEMENT
1. Mamamap
Aplikasi ini dapat diunduh di IOS dan menyediakan informasi dalam Bahasa Inggris. Pengguna cukup mengetik lokasi yang ingin diketahui dan langsung muncul informasinya dilengkapi dengan foto-foto. Aplikasi ini juga merupakan aplikasi kolaboratif yang mengajak pengguna untuk dapat menambahkan foto ruang menyusui di lokasi tertentu untuk menambah referensi bagi pengguna lain.
Biasanya ruang laktasi di Tokyo menyediakan fasilitas mulai dari bilik pribadi, bilik komunal lengkap dengan sofa dan meja yang nyaman, ruang yang cukup untuk memarkir stroller, air panas dan hangat, tempat mencuci, dan plastik popok. Tidak semua tempat menyediakan tempat sampah khusus untuk membuang popok sekali pakai, sehingga terkadang kita harus membawa pulang popok yang sudah terbungkus plastik untuk dibuang di area rumah.
ADVERTISEMENT
(Aplikasi Mamamap di IOS / Sumber: Itunes Apple )
2. Moms Pump Here
Aplikasi ini berguna bagi para ibu menyusui yang sedang bepergian untuk mencari lokasi ruang menyusui pada lokasi tertentu di berbagai tempat di dunia termasuk AS, Inggris, Kanada, Singapura, Jepang dan beberapa negara lain.
(Sumber: Apple Itunes)
Memang kebanyakan aplikasi tersebut hanya tersedia dalam perangkat dengan sistem IOS mengingat mayoritas penduduk di Jepang memakai smartphone dengan sistem ini. Bagi ibu-ibu yang sedang berlibur di Jepang, tidak perlu khawatir untuk mencari ruang menyusui di tempat umum. Jumlahnya cukup berlimpah, mudah ditemui dan ruangannya biasanya sangat nyaman.
Selain aplikasi itu, ada website yang menyediakan informasi komprehensif mengenai stasiun yang menyediakan fasilitas untuk kategori prioritas yakni lansia, difabel dan bayi, yang dapat dilihat pada laman ini http://www.ecomo-rakuraku.jp/rakuraku/index?nextpage=TerminalSelectE.html .
ADVERTISEMENT
Cukup ketik nama stasiun , maka akan segera keluar informasi mengenai keberadaan ruangan yang memiliki babybed, toilet khusus difabel dengan kursi roda, dan aksesibilitas orang berkursi roda pada gerbang pintu masuk dan keluar hingga peron kereta.
(Contoh screenshot laman http://www.ecomo-rakuraku.jp/rakuraku/index?nextpage=TerminalSelectE.html)
Menurut data yang ada, jumlah bayi yang lahir di seantero Jepang menurun sekitar 945.000 dibanding tahun sebelumnya. Hal ini mencatat rekor dua tahun berturut-turut Jepang dalam angka kelahiran terendah di dunia yakni di bawah 1 juta orang. Angka fertilitas pun menurun menjadi 1.43 poin. Sementara itu, menurut data Kementerian Kesehatan Jepang tahun 2017 secara total jumlah populasi Jepang menurun sekitar 394.373, karena angka kelahiran menurun sebesar 30 ribu dan angka kematian meningkat sekitar 1,3 juta.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, soal kenyamanan dan kepraktisan yang diberikan pemerintah Jepang untuk memudahkan hidup para warganya tetap tidak ada duanya. Warga yang dikategorikan prioritas terus mendapatkan perhatian dengan kemudahan mencapai berbagai fasilitas ataupun ketersediaan infrastruktur yang mengakomodir kebutuhan mereka.
( Ruang laktasi di salah satu pusat perbelanjaan di Shinjuku, Tokyo / Sumber: aplikasi Mamamap)
Dari berbagai penelusuran, saya pribadi belum dapat menemukan aplikasi atau peta yang menginformasikan dengan lengkap keberadaan ruang laktasi secara komprehensif, meskipun informasi ruang laktasi di berbagai blog terus ada. Tentu saja aplikasi atau situs ini akan sangat ditunggu oleh kaum hawa terutama ibu-ibu menyusui sehingga ketika ia bepergian bersama keluarga mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai keberadaan ruang laktasi dan menambah kenyamanan ketika sedang berada di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Belum lagi berbagai informasi untuk para kaum difabel atau warga prioritas lainnya. Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai masih belum mengakomodir kebutuhan mereka dengan sempurna. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dipikirkan dan diselesaikan untuk membuat Jakarta ataupun kota-kota besar menjadi kota yang ramah untuk semua kalangan, mulai dari ibu, bayi dan anak, orang tua, serta warga difabel.
"Breastfeeding is not a choice. It is a responsibility"