Konten dari Pengguna

Pemberdayaan Masyarakat Bandaran Melalui Branding UMKM Sabun Cuci, KKN UMY 109

Elgisa Erbi Triana
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY
21 Februari 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elgisa Erbi Triana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat. Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian serta mendorong kreativitas masyarakat dalam mengembangkan sebuah produk. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi UMKM di Indonesia adalah kurangnya peluasan pemasaran sehingga tidak dapat menyeimbangkan persaingan antar produk local.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, perlu adanya Branding sebagai salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mempromosikan produk kepada masyarakat luas melalui karakteristik ataupun identitas sebagai pembeda dari produk lain. Tujuan diadakannya branding UMKM ini adalah untuk membantu menambah nilai dalam suatu produk terutama pada hasil produk UMKM yang masih dalam lingkup kecil seperti pedesaan. Hal tersebut yang melatarbelakangi adanya program kerja Branding UMKM berbasis digital di Dusun Bandaran.
Mahasiswa KKN UMY Kelompok 109 di Dusun Bandaran dalam program kerja ini melakukan kegiatan branding sabun melalui FGD, praktik langsung pengemasan, serta memasarkan produk sabun dengan skala yang lebih luas yaitu skala satu Kelurahan Donokerto. Kami juga menjelaskan tentang pentingnya pengemasan sebuah produk agar memiliki daya tarik pembeli dan juga menyampaikan bagaimana cara memperluas pangsa pasar agar produk terjual dengan hasil yang diharapkan.
Inovasi Hasil Produk Sabun Cuci oleh KKN UMY 109
Pekan pertama kami melakukan pertemuan dengan penanggung jawab sabun, yaitu pemuda/i Dusun Bandaran. Dalam pertemuan ini, kami mencari informasi mengenai proses pembuatan dan pengemasan produk sabun. Metode yang kami gunakan yaitu FGD. Hasilnya, kami menemukan rumusan masalah dalam penjualan produk yaitu pengemasan masih menggunakan botol bekas. Ada niat bagus dari pengolahan botol bekas akan tetapi untuk daya tarik pembeli itu sangat kurang. Maka dari itu, pertemuan ini menghasilkan inovasi yaitu mengganti kemasan yang lebih menarik.
Picture by : pdd kkn umy 109 (FGD bersama pemuda/i Bandaran)
Pekan kedua dan ketiga, kami melakukan repackaging dengan membelikan kemasan botol yang baru dan juga membuatkan desain sticker. Selain itu, kami juga melakukan praktik langsung dalam pembuatan sabun cuci piring. Proses pembuatan sabun cuci ini memakan waktu kurang lebih 1 jam dalam mencampur semua bahannya, perlu didiamkan selama 24 jam terlebih dahulu untuk menghasilkan sabun cuci yang bagus.
Picture by : pdd kkn umy 109 (Proses Pembuatan Sabun Cuci)
Pekan keempat kami melakukan pengemasan sabun cuci yang sudah jadi sekaligus menempelkan stiker dikemasan botol yang baru. Selain itu, kami juga membantu memasarkan produk sabun ini pada setiap dusun di Kelurahan Donokerto.
ADVERTISEMENT
Tingkat keberhasilan dengan adanya branding yang kami lakukan dapat dilihat dari hasil wawancara pada saat mempromosikan produk kepada Masyarakat. Dengan adanya teknik wawancara, kami dapat melihat bahwa banyaknya respon positif yang kami dapat terkait inovasi packaging. Hal tersebut dapat diartikan bahwa citra merek produk telah meningkat di mata Masyarakat Kelurahan Donokerto.
Picture by : pdd kkn umy 109 (Pemasaran Produk serta Wawancara)