Day 1 Belajar Konservasi #YouCMyTravelStory

Konten dari Pengguna
18 Juli 2019 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari eli laila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sih yang nggak tau Kota Malang ,Kota yang terkenal dengan wisata, sejarah, dan juga makanan nya ,sangat menarik wisatawan dari dalam maupun luar negri.Kota Malang yang berada di Provinsi Jawa Timur ini menjadi kota terbesar kedua setelah Surabaya .
ADVERTISEMENT
Membahas tentang wisata yang ada di Malang ,jadi kemarin setelah explore di beberapa tempat yang ada di malang ,banyak banget pelajaran baru dari perjalanan ini untuk bisa di share ke kalian.
1. Pantai Tiga Warna
Pantai Tiga warna ini berada di Kawasan Sendang Biru,Tambakrejo, Sumbermanjing, Malang, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya yaitu Pantai Tiga warna memiliki tiga warna di tepi pantai,sesuai kedalamanya yaitu pasir yang berwarna merah muda,lalu air yang berwarna hijau tosca dan hijau laut yang sangat menarik.
Pantai Tiga Warna
Akses masuk ke kawasan pantai ini tidak semudah seperti pantai pada umumnya,karena pantai tiga warna ini termasuk dalam kawasan konservasi alam. Bermula dari kekeringan ,dan para petani disana krisis ekonomi ,jadi jalan keluarnya hanya menjual wisata ,yang dimaksud menjual wisata tersebut bukan menjual ke warga asing ,melainkan menjadikan Pantai di daerah sana dijadikan wisata untuk menyambung perekonomian warga setempat. Maka dari situlah masuk ke kawasan ini harus bener bener tertib ,seperti adanya reservasi dari hari hari sebelumnya ,adanya aturan mengenai maksimalnya dua jam untuk 100 pengunjung ,jadi kalo lebih dari 100 ,sisanya menunggu sampai yang rombongan awal dia pulang ,ada juga pengecekan barang bawaan yang dicatat oleh petugas seperti AMDK, snack, kresek, rokok, pembalut, dan masih banyak lagi. Menurutku si prinsip yang ada di pantai ini sangat bagus banget ya jadi setiap barang bawaan yang dibawa masuk harus sama dengan barang yang dibawa pulang .Jadi kalo ada pengunjung yang melanggar harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan ,maka pengunjung yang melanggar harus mencari sampah yang ditinggal, bila tidak mau mencari maka akan dikenakan denda 100rb per item.
Tempat registrasi dan pengecekan.
Petugas yang mengecek barang.
Akses menuju ke Pantai Tiga Warna ini ada dua ,yaitu kita bisa jalan dengan jarak tempuh ±2,5 KM sekitar ±20 menitan ,atau naik perahu ±5 menit an .Karena waktu kesana air laut sedang surut jadi kita naik perahu untuk menyingkat waktu. Untuk jarak dari tempat registrasi ke tempat prau ±5 menit ,yang harus melewati tempat Pelelangan Ikan di Sendang Biru.
Tempat pelelangan ikan
Tempat berhentinya perahu nelayan
Lebih menariknya naik perahu kita bisa melewati Pulau Sempu yang pertama kali di konservasi pada tahun 1991 dan dihuni oleh hewan seperti monyet,burung,dll. Setelah nyebrang sekitar ±5 menit sampai di tepi pantai ,kita masih jalan lagi ±5 menit untuk sampai di pantai Tiga warna ini.
Pantai Tiga Warna
Setelah sampai kita tidak hanya foto dan menikmatinya ,kita juga bersukarela bersih pantai karena di tepi pantai banyak sampah yang berasal dari tengah pantai atau dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
Proses bersih-bersih sampah.
Bersih-bersih sampah.
Sampah yang terkumpul.
Setelah semua sampah di bersihkan ,kita langsung menuju ke tempat Konservasi Penyu yang berada di Banjul Mati dengan jarak tempuh ±30 menit dari Pantai tiga warna. Disini kita belajar banyak tentang konservasi penyu,dari perawatan tukik sampai penglepasan penyu.
ADVERTISEMENT
2. Konservasi Penyu Bajul Mati
Konservasi Penyu ini berada di Pantai Bajul Mati ,desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan ,Kabupaten Malang. Asal mula nama Bajul Mati adalah ditemukannya Buaya mati yang tertusuk oleh besi terlihat ketika pertama kali pantai ditemukan pada tahun 1890.
Rumah Edukasi Penyu atau Ibukota Penyu.
Pengelola Konservasi pertama di Bajul Mati ini adalah Bapak Surtadi sejak tahun 2010 lalu. Karena beliau dari kecil sudah hidup di pinggir pantai ,dan melihat banyaknya penyu yang mati dan diburu ,dari situlah beliau sadar akan adanya kepunahan pada penyu ,maka beliau sendirilah yang terjun dan merawat penyu .
Perawatan penyu tersebut berawal dari tukik atau telur penyu ,lalu penyu akan menetas dan diajari cara beradaptasi dengan air hingga dilepaskan ke laut . Penyu akan dilepaskan setelah berumur 3-7 hari . Karena waktu kesana kita kemalaman jadi kita tidak begitu jelas melihat tukik dan penyu yang baru menetas ,melihat atau memotret tukik pun kita tidak diperbolehkan menggunakan flash karena nanti akan berdampak buruk pada pelepasan penyu yang mengakibatkan penyu akan lari ke pinggir pantai dan seharusnya kedalam laut lalu penyu mati di pinggir pantai.
Pengenalan jejak tukik.
Tukik yang baru menetas.
Di Ibukota Penyu sendiri terdapat empat macam penyu ,yaitu penyu abu abu ,penyu hijau,penyu sisik,dan penyu belimbing. Dan yang paling langka adalah penyu belimbing . Penyu akan menetas setiap dua tahun sekali ,lalu telur yang akan menetas menjadi tukik hanya 90% dari telurnya . Lalu untuk pelepasan penyu ada 23 titik dan sekali pelepasan bisa melepaskan hingga 600 tukik. Setelah semua dijelaskan oleh Bapak Sutardi ,kita langsung kembali dan makan malam di pinggir pantai yang sudah disajikan oleh warga setempat .
ADVERTISEMENT
Diperjalanan kali ini banyak pelajaran yang bisa kita terapkan di kehidupan kita sehari hari ,dan yang paling penting adalah mari kita jaga dan lestarikan alam sekitar untuk generasi yang akan datang. #youcmytravelstory.