Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Unnes Giat 9 Selenggarakan Edukasi Bioenergi dan Penanaman Pohon
24 Agustus 2024 21:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Elia Rosana Putri Wibawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber : Dokumentasi Pribadi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01j61fatrgetj75mcht0j2a0hv.jpg)
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Unnes Giat 9 Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sukses menyelenggarakan sosialisasi bioenergi dan penanaman pohon ketapang di sekitar sumber mata air Dusun Porot. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Juli 2024 dan diikuti oleh segenap siswa, guru, staf, beserta karyawan SMA Harapan Bangsa. Adapun tujuan dari sosialisasi bioenergi dan penanaman pohon ini adalah untuk mengedukasi siswa mengenai Energi Baru Terbarukan (EBT) serta menjaga kelestarian mata air di Dusun Porot yang selama ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masalah krisis energi fosil dan pemanasan global turut pula menjadi daya penggerak dalam penyelenggaraan kegiatan sosialisasi bioenergi serta penanaman pohon ini. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, bahwa Indonesia hingga saat ini masih memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap penggunaan sumber energi tak terbarukan terutama yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam.
Perlu disadari bersama, bahwa penggunaan energi yang bersumber dari fosil memiliki dampak lingkungan yang sangat besar, mulai dari peningkatan emisi karbon sampai dengan perubahan iklim yang drastis. Oleh karena itu, perlu digerakkan langkah perubahan menuju penggunaan energi terbarukan. Dalam kegiatan sosialisasi di SMA Harapan Bangsa, Laras Setyaning Wahyu yang merupakan salah satu mahasiswa Unnes Giat 9 memberikan edukasi dan mengajak para siswa untuk menjadi agent of change dengan memilih menggunakan bioenergi sebagai sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Ditambah dengan kondisi geografis Desa Getas yang mendukung, maka wacana pengolahan bioenergi sangat memungkinkan untuk direalisasikan demi keberlanjutan energi di masa depan. Berbagai limbah pertanian dan perkebunan yang melimpah di Desa Getas selain dapat diolah menjadi pupuk kompos, bisa pula dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan bioenergi sebagai usaha mengurangi pemakaian energi fosil. Sebab tidak hanya mengakibatkan kelangkaan, ketergantungan terhadap energi fosil dapat pula menyebabkan serangkaian permasalahan lingkungan karena emisi karbon yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu bahan dasar pembuatan bioenergi yang paling banyak dan mudah ditemui di Desa Getas adalah limbah perkebunan kopi. Mengingat mayoritas masyarakat disana memiliki mata pencaharian sebagai petani kopi. Sebagian besar limbah perkebunan kopi seringkali hanya dianggurkan begitu saja sebab dianggap tidak memiliki nilai jual. Padahal dengan teknologi sederhana, limbah perkebunan kopi terutama sampah kulitnya dapat diolah menjadi salah satu jenis bioenergi yaitu pelet atau briket biomassa.
Dalam skala nasional, pelet atau briket biomassa oleh pemerintah dijadikan sebagai salah satu program yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program pemerintah yang dimaksud adalah co-firing. Co-firing merupakan upaya menggantikan sebagian batu bara menggunakan biomassa dengan persentase pencampuran sekitar 5 - 15% sebagai bahan bakar di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Tujuan utama dari pelaksanaaan program co-firing oleh pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan Bauran Energi Terbarukan dalam Bauran Energi Nasional, memenuhi keekonomian pasokan listrik, dan lebih 'menghijaukan' Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan pernyataan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), implementasi co-firing hingga tahun 2025 diperkirakan akan membutuhkan biomassa kayu sejumlah 8,06 juta ton.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan kebutuhan akan bahan dasar untuk memproduksi pelet atau briket biomassa dalam rangka mendukung pelaksanaan program co-firing pemerintah. Setelah kegiatan sosialisasi bioenergi, mahasiswa Unnes Giat 9 mengajak seluruh siswa, guru beserta staf dan karyawan didampingi oleh kepala Dusun Porot yaitu bapak Yulius bersama-sama menanam pohon ketapang di sekitar sumber mata air.
Terdapat sekitar 20 bibit pohon ketapang yang ditanam disana. Selain untuk menjaga sumber mata air tetap asri dan lestari bagi anak cucu nanti, penanaman pohon ketapang ini juga dapat menjadi investasi masa depan dalam pengembangan biomassa dan mengurangi emisi karbon akibat penggunaan energi fosil. Dengan langkah kecil perubahan ini, mahasiswa Unnes Giat 9, pihak sekolah, dan masyarakat setempat telah memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang.
ADVERTISEMENT