Konten dari Pengguna
Mengenal Baby Blues hingga Depresi Postpartum: Tantangan Mental Ibu Baru
30 Juni 2025 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menitKiriman Pengguna
Mengenal Baby Blues hingga Depresi Postpartum: Tantangan Mental Ibu Baru
Artikel ini membahas perbedaan antara baby blues dan depresi postpartum, dua kondisi mental yang umum dialami oleh ibu setelah melahirkan. Eliana Ratmawati

Tulisan dari Eliana Ratmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bunda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah baby blues atau depresi postpartum yang kerap dibahas di media sosial maupun dari cerita sesama ibu. Namun, apakah Bunda benar-benar memahami apa itu baby blues dan bagaimana bedanya dengan depresi postpartum? Keduanya sama-sama berkaitan dengan perubahan suasana hati setelah melahirkan, tetapi memiliki dampak dan penanganan yang berbeda. Yuk, kita kenali lebih dalam!
ADVERTISEMENT
Apa Itu Baby Blues?
Baby blues (Wahyuni et al., 2023) adalah gangguan perasaan akibat penyesuaian terhadap kelahiran bayi dengan gejala memuncak pada hari keenam postpartum yang dipicu oleh banyak faktor antara lain faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan dukungan suami. kondisi emosional yang umum dialami oleh ibu baru, biasanya muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan dan berlangsung hingga dua minggu. Sekitar 80-85% ibu baru mengalami baby blues, yang ditandai dengan perubahan suasana hati, mudah tersinggung, sering menangis tanpa alasan jelas, merasa cemas, serta kelelahan emosional dan fisik.
Kondisi ini dipicu oleh perubahan hormon yang drastis setelah persalinan, kelelahan, kurang tidur, serta adaptasi dengan peran baru sebagai ibu. Banyak penyebab baby blues syndrom antara lain perubahan hormon, stress, ASI tidak keluar, frustasi, kelelahan, dan kurangnya dukungan dari suami dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa gejala yang dialami ketika seorang terkena baby blues, yang pertama adalah perubahan mood yang sangat cepat bisa dari happy dan bisa berubah menjadi sedih begitu cepat, selain itu juga mudah menangis juga menjadi gejala seseorang terkena baby blues. Adanya rasa cemas dan gelisah setiap saat, mudah tersinggung, merasa kewalahan saat mengurus bayi dan kesulitan tidur walaupun sudah lelah. Biasanya, baby blues akan hilang dengan sendirinya seiring waktu, terutama jika ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Berbeda dengan depresi postpartum, jadi apa itu depresi postpartum.
Apa Itu Depresi Postpartum?
Depresi Postpartum (Murti et al., 2023) terjadi ketika seseorang dikatakan mengalami depresi postpartum ditandai dengan adanya perasaan depresi, cemas yang berlebihan, gangguan tidur yaitu insomnia dan perubahan berat pada badan. Berbeda dengan baby blues, depresi postpartum adalah kondisi yang lebih serius dan berlangsung lebih lama, bahkan bisa berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah melahirkan. Gejalanya mirip dengan baby blues, namun lebih berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan bisa membuat ibu kesulitan merawat bayinya atau dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Gejala depresi postpartum dapat muncul dalam berbagai bentuk dan sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari ibu baru. Beberapa tanda yang umum meliputi perasaan sedih yang mendalam dan berlangsung lama, disertai dengan rasa tidak berharga, putus asa, atau perasaan bersalah yang berlebihan. Ibu yang mengalami kondisi ini cenderung menarik diri dari keluarga dan lingkungan sekitar, serta mengalami gangguan tidur parah, baik berupa insomnia maupun tidur berlebihan. Selain itu, ada penurunan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai, kesulitan dalam menyusui atau merawat bayi, hingga munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya. Gejala-gejala ini penting untuk dikenali sejak dini agar ibu mendapatkan dukungan dan penanganan yang tepat.
Mengapa Dukungan Sosial Itu Penting?
Salah satu kunci dalam menghadapi masa pasca persalinan adalah dukungan sosial yang kuat. Bunda butuh merasa dimengerti, diterima, dan tidak dihakimi. Dukungan dari suami, keluarga, teman, dan tenaga kesehatan sangat penting untuk membantu pemulihan mental dan emosional.
ADVERTISEMENT
Hal-hal kecil seperti membantu menjaga bayi agar Bunda bisa tidur sejenak, mendengarkan keluhan Bunda tanpa menyalahkan, hingga mengingatkan untuk makan dan minum dapat memberikan dampak besar terhadap kondisi psikologis ibu.
Jangan Takut Mencari Bantuan
Ingat Bunda, tidak ada yang salah dengan merasa lelah, sedih, atau kewalahan setelah melahirkan. Bunda bukan ibu yang buruk hanya karena sedang berjuang dengan kondisi emosional. Mengakui bahwa Bunda butuh bantuan justru menunjukkan kekuatan dan cinta yang besar untuk diri sendiri dan si kecil.
Bicarakan dengan pasangan, keluarga, atau tenaga medis jika Bunda merasa tidak sanggup menjalani hari-hari pasca melahirkan. Semakin cepat Bunda mencari bantuan, semakin cepat pula proses penyembuhan bisa dimulai.
Jika Bunda sedang mengalami masa-masa sulit setelah melahirkan, ketahuilah bahwa Bunda tidak sendirian. Banyak ibu lain yang juga merasakan hal serupa, dan ada banyak cara untuk mendapatkan dukungan. Jangan ragu untuk mengambil langkah pertama menuju pemulihan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Murti, Maolina, & Lestari. (2023). Deteksi Dini Depresi Posstpartum Dengan Menggunakan Edinburgh Postnatal Depression Scale. In JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia (Vol. 11, Issue 4).
Wahyuni, N. W. E., Yuni Rahyani, N. K., & Senjaya, A. A. (2023). Karakteristik Ibu Postpartum dengan Baby Blues Syndrome. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of Midwifery), 11(1), 114–120. https://doi.org/10.33992/jik.v11i1.2440