Toxic Productivity di Kalangan Mahasiswa

Eliana Ratmawati
Mahasiswa Manajemen, Universitas Pembangunan Jaya
Konten dari Pengguna
26 Januari 2023 9:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eliana Ratmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pernah gak sih kamu merasa capek ketika melakukan produktivitas sehari-hari? Ataukah kamu merasa kurang puas dengan produktivitasmu? Terlalu memaksa diri untuk menjadi produktif ternyata berbahaya loh. Contoh nyatanya banyak mahasiswa yang memaksa dirinya supaya menjadi lebih produktif dengan mengikuti berbagai kegiatan di dalam kampus maupun di luar kampus, tanpa mengetahui batasan dirinya sendiri. “Aku harus ikut kegiatan supaya produktif dan tidak buang-buang waktu," ucap mereka. Menjadi seseorang yang produktif memang baik, tetapi ketika seseorang terlalu produktif akan menjadi bumerang kepada dirinya sendiri. Yuk mengenal apa itu toxic productivity dan cara mengatasinya!
ADVERTISEMENT
Mengenal Apa itu Toxic Productivity
Ilustrasi: Pexels.com
Toxic Productivity adalah ketika seseorang mempunyai keinginan untuk terus menjadi produktif tanpa melihat batasan pada dirinya (Intan, 2022). Seseorang yang sudah terjebak toxic productivity akan merasa bersalah walaupun pekerjaan yang dia lakukan sudah terselesaikan, orang tersebut akan mencari aktivitas lain selain pekerjaan utamanya.
Bahaya toxic productivity bukan hanya menyebabkan stres yang signifikan, orang dengan toxic productivity biasanya tidak punya waktu untuk, teman, keluarga bahkan dirinya sendiri karena waktunya selalu dihabiskan untuk melakukan pekerjaan lain dan jika sudah parah akan mengganggu mental dan kehidupan sehari-hari. Toxic productivity bukan hanya mengenai seseorang yang sudah bekerja, tetapi mahasiswa juga dapat terjebak toxic productivity dan rata-rata mereka tidak sadar dirinya sudah terjebak.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri kamu sudah terjebak toxic productivity
1. Harus selalu merasa produktif
Menjadi seseorang yang produktif memang baik, namun ketika terlalu produktif sampai melupakan kesehatan itu yang harus dihindari. Jadi tidak apa-apa jika beberapa kali kamu merasa harimu tidak produktif karena itu adalah hal yang wajar.
2. Ketika sedang tidak melakukan apa-apa merasa bersalah
Seseorang yang terjebak toxic productivity akan merasa dihantui ketika tidak melakukan apa-apa, walaupun sedang istirahat sekalipun. Contohnya ketika seorang mahasiswa yang merasa waktu istirahatnya tidak berguna dan dia menggunakan waktu istirahatnya untuk melakukan aktivitas lain, sehingga waktu istirahatnya terpotong dan kurang istirahat. Hal inilah yang harus dihindari karena lama-kelamaan akan mengganggu kesehatan.
3. Selalu merasa kurang puas
ADVERTISEMENT
Seseorang yang terjebak toxic productivity akan selalu merasa kurang puas dengan apa yang dijalani. Misal seseorang mahasiswa yang mengambil banyak kegiatan dalam satu waktu karena merasa melakukan satu kegiatan saja kurang membuatnya puas, akan tetapi ketika dia menjalani kegiatannya dia merasa kewalahan dan tidak terkendali karena terlalu banyak kerjaan yang harus diselesaikan dalam satu waktu.
Cara Mengatasi Toxic Productivity
1. Sadar jika kamu bukan robot
Ilustrasi: Pexels.com
Jangan merasa kurang memiliki aktivitas ketika kuliah, ikut organisasi, kepanitiaan, magang, dan aktivitas yang banyak dalam satu waktu. Ingin peduli dengan kegiatan yang dijalankan, tetapi tidak peduli dengan diri sendiri. Manusia bukanlah robot yang bisa terus-menerus dapat melakukan aktivitas tanpa lelah, kenali batasan dirimu jangan terlalu memaksa untuk terlalu produktif.
ADVERTISEMENT
2. Jangan FOMO
Ilustrasi: Canva
FOMO atau fear of missing out terjadi ketika seseorang merasa tertinggal dibandingkan orang lain. Selalu merasa tertinggal dengan orang lain dan selalu membandingkan diri dengan orang lain karena tidak seproduktif mereka, dan akhirnya kamu terjebak toxic productivity. Hal ini harus dihindari, semua orang punya jalannya masing-masing, memaksa diri menjadi seperti orang lain dan merasa diri tidak seproduktif sehingga kamu mengikuti banyak aktivitas tanpa tahu batasan dirimu akan menjadikanmu seorang yang toxic productivity.
3. Membuat skala prioritas
Membuat rancangan hal mana yang paling penting dan mendesak untuk dilakukan pada hari itu, jika memungkinkan ada pekerjaan yang bisa dikerjakan besok, kerjakan besok saja. Jangan mengerjakan pekerjaan hingga kamu lupa dengan waktu sampai aktivitasmu terganggu, walaupun begitu jangan sampai kamu menunda-nunda pekerjaan.
ADVERTISEMENT
4. Mencari bantuan
Ilustrasi: Pexels.com
Jika kamu merasa sudah terjebak toxic productivity, maka segera mencari bantuan. Kamu bisa berbicara dengan teman baikmu atau berkonsultasi dengan ahlinya. Setiap kamu merasa terjebak lagi, kamu bisa memperingati dirimu jika hal ini tidak baik dan berdampak buruk pada dirimu.
Referensi:
Intan. 2022. https://sasindo.uad.ac.id/berakibat-burukkenali-toxic-productivity/