Konten dari Pengguna

Peduli Lingkungan lewat Pentas Natuh oleh 'Flying Ballon Puppet'

Elika Noerma Elisha
penari tradisional indonesia japanese literature padjadjaran university 2011
26 Maret 2018 16:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elika Noerma Elisha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Galeri Indonesia Kaya melalui program “Panggung Ruang Kreatif” memberikan wadah bagi para pelaku seni untuk mempertunjukkan hasil dari kreatifitas mereka untuk dipertunjukkan kepada penikmat seni. Sekitar 10 kelompok seni yang berhasil terpilih untuk melakukan pertunjukkannya di Ruang Kreatif ini setelah dilakukan berbagai proses seleksi yang ketat. Salah satu yang lolos dalam proses seleksi tersebut adalah kelompok seni "Flying Ballon Puppet" dangen karya yang berjudul “Natuh”.
Peduli Lingkungan lewat Pentas Natuh oleh 'Flying Ballon Puppet'
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia dengan ribuan pulau yang tersebar dari sabang hingga merauke menyimpan ribuan pula kekayaan alam dan kebudayaan tradisi yang bahkan belum semuanya terekspos dan diketahui oleh masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Namun seiring berjalannya waktu, dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mencintai tanah air membuat kekayaan alam Indonesia tersebut sedikit demi sedikit mulai tereksploitasi. Dimulai dari maraknya penembangan hutan secara liar, menguruk sawah untuk dijadikan perumahan atau gedung-gedung tinggi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu melalui karya pertunjukkan “Natuh”, Flying Balloons Puppet ini ingin kembali menyadarkan kita untuk selalu menjaga kekayaan alam Indonesia agar tetap asri, indah, dan tentram.
Natuh menggunakan boneka sebagai media perantara ceritanya. Yang menceritakan adanya tiga orang penghuni suatu Negeri yang bernama To’ Bomoh sebagai dukun, Taran, dan Tala sebagai penduduknya, Negeri tersebut dinamakan Natuh. Negeri tersebut selalu diliputi oleh kedamaian, kegembiraan, dan cinta.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu mereka selalu melakukan ritual untuk berterima kasih kepada Luta selaku leluhur mereka. Namun suatu ketika muncullah seekor babi yang datang dan kemudian meghancurkan lalu mengambil alih semua yang ada di negeri Natuh.
To’ Bomoh pun melakukan ritual pemanggilan Luta, namun tidak seperti biasanya, sang Luta pun datang dengan penuh kemarahan yang amat dasyat, lalu Luta pun meluluhlantakkan negeri Natuh beserta isinya. Setelah semua itu, Lupa berbaring di atas tanah, lalu muncullah tunas baru yang dapat diartikan sebagai munculnya harapan baru.
Natuh (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Natuh (Foto: istimewa)
Melalui karya ini, kita dapat melihat bahwa semua unsur di kehidupan kita sehari-hari dapat dituangkan melalui karya pertunjukkan seni. Yang kali ini dipersembahkan oleh Flying Ballon Puppet dengan karya berjudul Natuh.
ADVERTISEMENT
Natuh yang mereka artikan sebagai Hutan ini mengangkat tema lingkungan untuk dimasukkan ke dalam karya seni pertunjukkan mereka. Pada mulanya, mengapa mengangkat tema ini, mas jeje mengatakan “Awalnya adalah mas Rengga selaku founder Flying balloons puppet ini memiliki mimpi untuk memberikan harapan baru kepada masyarakat luas akan lingkungan sekitar kita agar lebih baik.”
Mengingat fenomena yang bisa kita lihat sekarang yaitu meningkatnya jumlah populasi manusia dan kemudian muncullah permasalahan mengenai rumah. Dengan kondisi lahan terbuka yang semakin terbatas membuat para kalangan atas mencari cara untuk meraup keuntungan dengan menggunduli hutan menggunakan alasan pengelolaan rumah.
Oleh karena keadaan tersebut Flying Ballonn Puppet membuat karya ini sebagai pesan bahwa rumah itu akan selalu ada, dengan atau tanpa wujud rumah itu. Artinya akan selalu ada kesempatan untuk pulang, bernaung, berbagi amarah, berbagi kisah, serta merasa damai dan menjadi berarti.
ADVERTISEMENT
Karya seni pertunjukkan Natuh oleh Flying Ballon Puppets ini diperuntukkan semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa, dari menengah ke atas hingga menengah ke bawah. Karena konsep awalnya yang menganalogikan menjaga lingkungan itu sebagai menjaga “Rumah” sendiri.
Jadi kelompok seni ini berharap akan munculnya harapan baru di Indonesia kita tercinta, yaitu dengan berkurangnya keserakahan kaum atas untuk meraup keuntungan dengan merusak kekayaan alam Indonesia yang merupakan rumah bagi kita semua.
Pada akhir acara para kru Flying Balloon Puppets membagikan sebuah hadiah kepada penonton yang berisi benih bunga matahari yang mengisyaratkan bahwa satu tunas yang kita rawat itu menjaga satu kehidupan, satu harapan, satu cita-cita dan satu kenangan. Itu rumah untuk siapa saja.
Peduli Lingkungan lewat Pentas Natuh oleh 'Flying Ballon Puppet' (2)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT