Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Melek Pajak: Saatnya Mahasiswa Tidak Cuek Lagi
26 April 2025 9:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Linawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Melek pajak bukan soal angka, tetapi soal peduli. Mahasiswa perlu tahu agar kelak tak cuma bayar, tetapi juga bisa ikut mengawasi

ADVERTISEMENT
Sebagian dari kita mungkin berpikir: buat apa melek pajak? Toh, uangnya banyak dikorupsi juga. Itu bukan pikiran yang salah—itu kegelisahan yang wajar. Kita menyaksikan banyak kasus korupsi, uang rakyat yang lenyap, dan janji transparansi yang tak ditepati. Wajar kalau banyak mahasiswa merasa kecewa dan malas peduli.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, karena itulah, kita tidak bisa terus diam. Kalau generasi muda ikut cuek, siapa lagi yang akan memperbaiki?
Melek pajak bukan cuma soal bisa hitung PPh. Ini soal kesadaran. Soal ngerti bahwa hidup kita—dari jalan, kampus, sampai subsidi internet—semuanya berdiri di atas kontribusi publik yang namanya pajak. Lagipula, masa kita bisa ribut soal cashback Rp3.000, tapi nggak mau tahu ke mana uang triliunan dari pajak kita larinya?
Masa hafal semua tanggal diskon, tapi bingung pas ditanya kapan mulai berlaku tarif PPN 12%? Pajak bukan cuma potongan gaji. Pajak adalah gotong royong nasional. Dan mahasiswa punya peran penting: mulai dari memahami, lalu ikut menjaga, sampai kelak menjalankan.
Melek pajak bukan berarti setuju pada semua kebijakan. Tapi dengan paham, kita bisa lebih bijak dalam menuntut transparansi. Kita bisa bantu keluarga yang belum paham NPWP, bantu jelaskan ke teman tentang e-filing, atau sekadar nggak gampang termakan hoaks soal “NIK langsung wajib pajak.”
ADVERTISEMENT
Mungkin mahasiswa belum bisa bayar pajak hari ini. Tapi kalau mulai peduli dari sekarang, kita bisa tumbuh jadi warga negara yang lebih kritis, tangguh, dan berintegritas di masa depan. "Melek pajak sejak mahasiswa bukan hanya soal kewajiban, tapi soal keberanian memahami dan menjaga negeri."