Pertalite dan Premium akan Dihapus

Greenwashing Premium di Penghujung Tahun

Elisa Sutanudjaja
Pendiri dan Direktur Rujak Center for Urban Studies. Urbanis.
30 Desember 2021 19:28 WIB
·
waktu baca 6 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemerintah menggunakan alasan pengurangan emisi dan pencemaran udara sebagai dasar penghapusan Premium dan Pertalite. Pertamina mengklaim bahwa mengganti Premium ke Pertalite akan menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14% sementara perubahan ke Pertamax menurunkan emisi CO2 sebesar 27%. Namun, tidak terlalu jelas apakah penurunan tersebut hanya berlaku pada kontribusi emisi di sektor transportasi saja atau secara keseluruhan.
Konsumsi Premium di Indonesia hingga November 2021 sebetulnya hanya sekitar 34% dari kuota. Penghapusan Premium sendiri sesungguhnya ide urgen lama yang tak kunjung terwujud. Namun, rencana ini bersinggungan dan terganjal tahun politik, seperti Pemilu 2019. Sementara itu, Pertalite sebagai bagian dari Program Langit Biru bahkan hanya tersedia secara terbatas di 143 SPBU dari total 319 SPBU di Jakarta.
Dengan penggunaan Premium dan Pertalite sebenarnya sudah terbatasi (walau kerap jadi dagangan politik), apakah alasan penurunan emisi dan pencemaran udara itu tepat atau hanya sekadar greenwashing? Greenwashing sendiri adalah strategi pemasaran dan komunikasi untuk memberikan citra seakan-akan ramah lingkungan dan hanya untuk mengelabui publik.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten