kumplus- Opini JJ Rizal- Pralaya Bangsa Bernama Nusantara

Mitos Ibu Kota Baru

Elisa Sutanudjaja
Pendiri dan Direktur Rujak Center for Urban Studies. Urbanis.
20 Januari 2022 17:26 WIB
·
waktu baca 6 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pada awal 2022 Pemerintah menggebrak dengan akselerasi penyusunan RUU Ibu Kota Baru atau RUU IKN. Wakil rakyat dalam Pansus IKN sampai rela bekerja keras hingga tengah malam agar RUU cepat-cepat dibawa ke Paripurna untuk disahkan. Dan hanya satu fraksi yang menolak.
Bayangkan jika wakil rakyat yang sama bekerja sekeras ini untuk RUU yang lebih urgen, seperti RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual atau RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang sudah digantung hingga 17 tahun! Lalu, apa bedanya?
Penting untuk membungkus IKN sebagai mitos dan utopia nan cantik. Dari pengamatan saya, ada beberapa unsur yang perlu dipenuhi agar akselerasi UU mungkin terjadi, yaitu asosiasi dengan tren terkini dan nama terkenal, serta harus menjajakannya sebagai produk kelas dunia. Plus, tak kalah penting, harus nasionalis. Selain itu, seperti yang terjadi pada pengesahan UU Cipta Kerja yang tak kalah kilat, asosiasi terhadap investasi hingga janji pertumbuhan ekonomi pun juga menjadi salah satu pertimbangan. Apalagi jika disertai dengan jaminan penggunaan APBN hingga kemungkinan penggunaan pos dana lain yang besar seperti Dana PEN.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten