Konten dari Pengguna

Perjanjian Linggarjati (1946-1947)

Elisabeth Mustika Primanti
Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Semarang 2020
28 April 2022 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elisabeth Mustika Primanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tokoh Indonesia yang terlibat dalam Perjanjian Linggarjati. Dok : pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tokoh Indonesia yang terlibat dalam Perjanjian Linggarjati. Dok : pribadi
ADVERTISEMENT
Perjanjian Linggarjati merupakan perjanjian yang bisa dibilang cukup awal untuk menyelesaikan permasalahan tanpa adanya peperangan diantara pihak Belanda dan Indonesia. Perjanjian Linggarjati bertempat di Kuningan.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Linggarjati merupakan perundingan dan perjanjian pertama antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Perjanjian Linggarjati ini dilakukan sebagai sebuah respon dari peristiwa konfrontasi fisik sebelumnya.
Pertempuran Surabaya, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Bandung Lautan Api dan Palagan Ambarawa merupakan contoh peristiwa yang sebelumnya merugikan Indonesia maupun Belanda. Pada faktanya, apabila dihitung dari jumlah korban jiwa, bangsa Indonesia tidak pernah memenangkan pertempuran apapun dengan Belanda.
Dalam pertempuran melawan Belanda, bangsa Indonesia selalu dikalahkan oleh Belanda karena persenjataan dan strategi perang bangsa Indonesia yang kurang memadai. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam Perjanjian Linggarjati ialah Syahrir, Moh. Roem, A.K Gani dan Tirto Projo.
Bangsa Indonesia tidak mau melaksanakan Perjanjian Linggarjati di Jakarta, karena wilayah Jakarta sudah dikuasai oleh Sekutu. Jakarta sudah tidak termasuk ke dalam wilayah teritorial republik. Pada kala itu, ibu kota negara Indonesia juga sudah dipindahkan ke Yogyakarta. Linggarjati dipilih sebagai tempat terlaksananya perjanjian tersebut, karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Yogyakarta dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hasil dari Perjanjian Linggarjati ini cukup ironis, karena wilayah Negara Republik Indonesia (NKRI) hanya diakui Jawa, Sumatra dan Madura. Terdapat pula kerawanan akan gencatan senjata. Selain itu, Perjanjian Linggarjati juga menghasilkan dibentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), yaitu dibentuknya negara persemakmuran Belanda yang dipimpin langsung oleh Ratu Wilhelmina.
Perjanjian Linggarjati ini selesai pada 15 November 1946, dan hasilnya muncul pada Maret 1947. Belanda tidak pernah konsisten dengan ucapannya sendiri, bahkan dari apa yang sudah dirundingkan secara resmi dan diketahui oleh dunia internasional.
Selanjutnya, pada Juni 1947, pihak Belanda melakukan agresi militer yang cukup berdampak kepada emosi dan sikap pejuang NKRI terhadap Belanda. Situasi yang sudah tenang, namun kemudian dibangkitkan kembali amarahnya oleh pihak Belanda yang melanggar Perjanjian Linggarjati.
ADVERTISEMENT
Pada masa ini, kekerasan sangat terlihat. Akan tetapi, dalam konteks ini bangsa Indonesia menjadi pihak yang diuntungkan karena didukung oleh Black Armada pada tahun 1946. Sehingga, niat Belanda untuk menghancurkan wilayah Jawa, tidak terjadi atau berhasil digagalkan.
Pada prinsipnya, Perjanjian Linggarjati ini selesai setelah Belanda melanggar dan mengkhianati perjanjian tersebut. Hal ini rupanya dimanfaatkan oleh pihak Indonesia untuk menaikkan isu kemerdekaannya dan mengolahnya menjadi sesuatu hal yang positif untuk menjadikan dunia melirik dan memerhatikan polemik yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia.
Upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terbukti berhasil ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk UNCI (United Nations Commision for Indonesia), yang pada akhirnya dapat menjadi pijakan bagi bangsa Indonesia untuk menyampaikan isu kemerdekaannya kepada dunia internasional.
ADVERTISEMENT