Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Karakteristik Sastra Serius dan Sastra Hiburan dalam Karya Novel
4 November 2021 11:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Elis Susilawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sastra merupakan ungkapan ekspresi manusia berbentuk lisan maupun tulisan yang dibuat dengan media bahasa oleh seseorang berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, dan perasaan imajinatif atau kenyataan. Sastra terbagi atas banyak bentuk, salah satunya karya novel. Novel adalah karya prosa panjang yang berisi rangkaian cerita dengan berbagai konflik di dalamnya. Dalam perkembangannya, novel telah memiliki banyak kategori, seperti drama, percintaan, komedi, dan lain sebagainya. Selain itu, karya sastra novel terbagi menjadi dua jenis, yaitu sastra serius dan sastra hiburan.
ADVERTISEMENT
Karya Sastra Serius
Karya sastra serius adalah suatu karya sastra yang dibuat dengan tujuan untuk ditafsirkan (Darma, 2019:4). Dalam lingkup sastra, karya sastra serius dikenal dengan sebutan sastra interpretatif (interpretative literature). Para pengarang karya sastra serius mendorong pembaca untuk menafsirkan karya sastra tersebut. Dengan demikian, para pembaca akan mendapatkan wawasan baru terkait hal-hal penting dalam karya sastra dan sangat memungkinkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik karya sastra serius, yaitu terdapat banyak hal yang perlu ditafsirkan oleh pembaca untuk mengetahui maksud yang sesungguhnya. Permasalahan di dalam karya sastra serius tidak dapat dipaparkan dengan mudah. Pembaca akan bertanya-tanya terkait beberapa hal yang dilibatkan dalam karya tersebut. Oleh sebab itu, karya sastra serius dapat membuat pembaca tenggelam dalam jalan cerita dan ketika sudah menyelesaikan bacaannya akan selalu teringat karena tersimpan di dalam pikiran.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh karya sastra serius, yaitu novel "Atheis" yang ditulis oleh Achdiat Karta Mihardja dan berhasil terbit pada tahun 1949. Jalan cerita novel ini terbilang unik karena tidak seperti novel pada umumnya. Novel "Atheis" mengandung banyak pelajaran agama, hubungan modern dan tradisional yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pengaruh Rusli dan Kartini terhadap Hasan. Kita dapat mengambil pelajaran bahwa dalam berteman, jangan sampai meninggalkan sesuatu yang telah kita tanamkan sebelumnya. Kita tidak dapat mengubah orang lain dengan mudah, kecuali dapat dorongan dari dalam dirinya sendiri. Berteman boleh, namun harus memiliki batasannya. Setelah diterbitkan, novel ini memiliki banyak kritik yang menimbulkan konflik dari berbagai pihak. Novel ini juga berhasil menarik banyak pembaca sampai akhirnya diangkat menjadi sebuah film pada tahun 1974. Novel "Atheis" mendapatkan banyak penghargaan dari pemerintah pada tahun 1949. Novel ini juga termasuk ke dalam UNESCO Collection of Representative Works.
ADVERTISEMENT
Karya Sastra Hiburan
Karya sastra hiburan adalah suatu karya sastra yang dibuat untuk melarikan diri (escape) dari kebosanan, rutinitas sehari-hari, atau masalah yang sulit diselesaikan (Darma, 2019: 4). Karya sastra hiburan bersifat menghibur dan banyak digemari. Dengan demikian, karya sastra hiburan juga dikenal dengan sebutan sastra pop atau sastra yang sedang populer.
Karakteristik karya sastra hiburan, yaitu penulis hanya merangsang pembaca dengan cara melakukan identifikasi diri untuk ikut merasakan tokoh yang ada di dalam cerita tanpa perlu adanya penafsiran. Misalnya dengan berimajinasi sebagai tokoh yang berparas cantik, memiliki material yang hampir sempurna, dikagumi banyak orang, dan dapat menyelesaikan semua masalah dengan mudah. Karya sastra hiburan akan membuat pembaca merasa bahwa dirinya hebat dan nyaris sempurna, namun dalam kehidupan sehari-hari berbeda jauh dengan apa yang diimajinasikan. Dalam karya sastra hiburan, pembaca akan disajikan impian-impian yang tidak mungkin dicapai (wishful thinking), bukan masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Karya sastra hiburan dianggap tidak jelas hingga akhir tahun 1960-an (Darma, 2019: 7). Jenis karya sastra ini dianggap hanya sebagai pelarian dari rasa bosan saja, bukan untuk studi yang serius. Kondisi tersebut berbeda jauh dengan keadaan saat ini. Orang-orang lebih menyukai jenis karya sastra hiburan sebagai penghilang rasa penat daripada karya sastra serius yang perlu berpikir panjang pada saat membacanya. Jenis karya sastra serius juga sudah tidak banyak ditemukan lagi karena saat seseorang menggemari suatu karya, maka output-nya pun tidak akan berbeda jauh dengan apa yang diterimanya.
Salah satu contoh dari karya sastra hiburan, yaitu novel "Dilan 1990" yang ditulis oleh Pidi Baiq dan berhasil terbit pada tahun 2014. Novel tersebut memiliki alur yang santai dan menyenangkan. Penulis dapat menarik pembacanya untuk ikut merasakan peran Milea yang memiliki paras cantik, cerdas, disukai banyak pria, dan dapat memikat hati Dilan, ketua geng motor di Bandung. Novel berjenis karya sastra populer ini digemari banyak anak muda dan berhasil diangkat menjadi suatu film pada tahun 2018. Novel ini mendapatkan banyak penghargaan, baik di luar maupun dalam negeri. Beberapa di antaranya, yaitu menjadi kategori buku fiksi terbaik di Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF) 2018, film terfavorit di Indonesia Movie Actors (IMA) Awards 2018, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, karya sastra serius dan karya sastra hiburan memiliki banyak perbedaan yang signifikan dalam karya novel. Semakin berkembangnya zaman, sastra serius hampir mengalami ketertinggalan karena kurangnya minat orang-orang dalam membacanya. Sebagai generasi muda yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif, kita perlu menumbuhkan rasa ingin tahu atas novel berjenis sastra serius agar mendapatkan suatu pelajaran setelah membacanya.
Daftar Pustaka
Dama, Budi. 2019. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.