Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kisah Percintaan di Era Revolusi dalam Drama Awal dan Mira
9 November 2021 15:49 WIB
Tulisan dari Elis Susilawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, drama adalah cerita atau kisah yang melibatkan konflik, khusus disusun untuk pertunjukan teater. Drama merupakan salah satu jenis karya sastra yang lumayan populer dan diminati oleh banyak orang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang melibatkan perasaan pada saat menontonnya, sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan dan pesan moral secara langsung.
ADVERTISEMENT
Drama Awal dan Mira
Awal dan Mira merupakan drama satu babak yang diciptakan oleh seorang sastrawan bernama Utuy Tatang Sontani. Drama ini bertema percintaan di era revolusi. Drama Awal dan Mira berhasil diterbitkan pada tahun 1951 di Majalah Indonesia, sebuah media yang mengetengahkan karangan prosa. Setelah satu tahun diluncurkan, drama ini berhasil mendapat penghargaan dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN). Drama Awal dan Mira diterbitkan menjadi sebuah buku pada tahun 1957 oleh Balai Pustaka.
Drama Awal dan Mira bercerita tentang cinta seorang pemuda berdarah bangsawan yang bernama Awal terhadap seorang gadis cantik penunggu kedai kopi yang berasal dari kalangan bawah, Mira. Cinta Awal begitu besar sampai menganggap bahwa Mira adalah satu-satunya sosok gadis yang paling sempurna di dunia. Awal memiliki sifat romantis dan selalu berusaha untuk mengajak Mira bertemu di luar kedai kopi. Akan tetapi, usahanya selalu tidak membuahkan hasil karena Mira selalu menolak dengan berbagai alasan.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari, Awal merasa bahwa dirinya hanya dipermainkan oleh Mira. Awal mengambil tindakan dengan cara menghampiri kedai kopi Mira, namun Ibunya berkata kalau orang yang dicari Awal sedang pergi ke luar, padahal Mira ada di dalam rumah. Awal bersikeras menunggu Mira di luar kedai kopi. Beberapa saat kemudian, datang dua orang pemuda berbaju putih dan biru. Keadaan semakin rumit ketika Awal mengetahui kenyataan Mira yang ada di dalam rumah, bukan sedang pergi ke luar.
Kedatangan pemuda berbaju biru dan putih memicu keributan di kedai Mira. Awal berkelahi dengan keduanya, namun Mira tetap kokoh pada posisinya, duduk di belakang meja kedai. Awal merasa kecewa dengan sikap Mira karena tidak membelanya. Pemuda itu mengajak Mira untuk pulang, namun ditolak. Ia betul-betul marah karena Mira tidak mau meninggalkan kedai kopinya. Awal menganggap bahwa Mira sangat terikat dengan kedai kopi tersebut. Dengan emosi yang menggebu-gebu, ia menghancurkan barang-barang yang ada di depannya, termasuk barang dagangan dan seluruh isi di kedai kopi milik Mira.
ADVERTISEMENT
Penulis menutup cerita dengan rahasia yang sangat mengejutkan. Ternyata, Mira yang selalu duduk di belakang meja kedai kopi merupakan sosok gadis cantik yang tidak memiliki kaki akibat dari peperangan. Mira menghampiri Awal dengan tongkat kayu yang dijepit pada kedua tangannya. Akhirnya, Awal menyadari alasan Mira yang selalu menolak ajakannya untuk pergi ke luar. Hati Awal pun hancur karena memiliki pandangan berlebih terhadap Mira.
Rasa cinta Awal yang begitu besar membuat pembaca ingin mengetahui penyelesaian masalahnya. Konflik di dalam cerita ini, yaitu Mira tidak pernah menunjukan sikap cintanya kepada Awal. Ia hanya menjabarkan alasan ketika ada yang bertanya saja. Ia juga tidak pernah membalas surat-surat yang dikirim Awal ke rumahnya. Akhirnya, Awal geram karena hal tersebut. Ia sempat menganggap Mira tidak jauh berbeda dari yang lain, menganggap badut karena omong kosongnya.
ADVERTISEMENT
Mira sangat mencintai Awal, namun ia tidak ingin menyakiti perasaan awal setelah mengetahui kekurangan dari fisiknya. Selain itu, ia juga bukan kaum yang setara dengan Awal, hanya sebatas gadis penunggu kedai kopi. Cinta Mira yang begitu besar tidak dirasakan oleh Awal karena Awal hanya melihat rasa cintanya dari tindakan, padahal Mira selalu membela Awal ketika ada yang merendahkan atau menganggap dirinya buruk.
Tokoh Mira dalam drama ini memiliki kejutan yang sangat besar. Cintanya kepada Awal bukan sekadar omong kosong saja. Ia tidak bisa banyak bertindak karena situasi dan kondisi yang tidak akan pernah memungkinkan. Awal merupakan sosok pemuda yang berhasil menumbuhkan cinta dan kepercayaan di dalam hati Mira, namun ia tidak menyadari hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Banyak pemuda yang datang ke kedai kopi Mira hanya sekadar melepas penat, kejenuhan, dan lelah. Mereka melakukan hal tersebut karena Mira memiliki paras yang sangat cantik. Beberapa diantaranya juga ada yang mencoba untuk menarik perhatian Mira, namun tidak ada yang berhasil. Awal adalah satu-satunya pemuda yang berhasil menarik perhatian dan menumbuhkan rasa di dalam hati Mira.
Kisah Awal dan Mira ditulis dengan latar belakang era revolusi dan jalan cerita di masa sekarang. Kisah ini terkesan menggantung karena belum ada jawaban mengenai kehidupan Awal dan Mira yang selanjutnya. Cerita hanya diakhiri dengan terungkapnya rahasia yang Mira miliki selama ini. Penulis tidak menyebutkan kehidupan Mira bersama Awal atau terjadi perpisahan.