Konten dari Pengguna

Salah Sangka, Beginilah Nasib Prawira Dirja, Seorang Guru saat Melaksanakan PJJ

Elita Putri Pradipta
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
30 Oktober 2020 11:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elita Putri Pradipta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Prawira Dirja saat ditemui dikediamannya (28/10/20)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Prawira Dirja saat ditemui dikediamannya (28/10/20)
ADVERTISEMENT
Prawira Dirja (50), seorang guru disalah satu sekolah di Tangerang. Semenjak dilaksanakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah maupun universitas, semua aktivitas pembelajaran berlangsung dari rumah. Tidak sedikit pengalaman menarik terjadi, seperti salah sangka yang terjadi baik kepada guru atau dosen maupun para pelajaranya.
ADVERTISEMENT
Minimnya fasilitas yang dimiliki oleh masing – masing pengajar dan murid juga menjadi kendala. Seperti yang diungkapanya bahwa tidak semua murid memiliki alat elektronik pribadi, seperti laptop maupun gadget, sehingga beberapa siswa menggunakan milik orangtua.
Namun, tidak semua anak memberikan informasi bahwa Ia menggunakan milik orangtuanya, sehingga guru tidak mengetahui dimana saat Ia yang menggunakan dan dimana saat orangtuanya yang menggunakan. Seperti yang dialami oleh Prawira Dirja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebagai guru Ia berpikir bahwa setiap anak yang di rumah, tentunya orangtua membersamai atau tinggal bersama. Tetapi ternyata tidak, ada salah satu muridnya yang ternyata orangtuanya tinggal di luar negeri.
Akhirnya untuk mengatasi permasalahan tersebut, Ia memberikan juga kepada orangtua file tugasnya tersebut, supaya orangtua juga dapat memantau, sesuai permintaan orangtua muridnya itu.
Metode yang diajarkan selama mengajar dari rumah itu tentunya beragam, seperti Whatsapp, Zoom, Microsoft Teams, dan Google Classroom. Semua itu dikembalikan kepada materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan serta kebijakan apa yang diambil oleh pihak sekolah.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang guru yang juga harus beradaptasi dengan kondisi saat ini, maka Ia memiliki berbagai cara agar anak muridnya mudah memahami dan merasa tidak bosan. Seperti yang dikatakannya bahwa Ia mengkolaborasikan metode dan aplikasi pengajaran supaya materi yang disampaikan bisa sampaik ke anak.
ADVERTISEMENT
Prawira Dirja adalah seorang guru yang telah mengajar selama kurang lebih 23 tahun. Ia telah merasakan berbagai perubahan kurikulum yang terjadi, sehingga seorang guru harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Tidak mengenal generasi muda ataupun tua, begitu ada perubahan, maka harus mengikuti perkembangan tersebut. Sebab apabila tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, maka akan tertinggal.
Seperti yang diungkapkan Prawira Dirja, bahwa seorang guru itu belajar sepanjang hayat. Guru harus terus – menerus belajar, karena akan terus menemukan perubahan – perubahan, baik dari sistem pendidikannya, materi pembelajarannya, dan juga murid – murid yang dihadapinya.
Sebagai seorang guru yang dapat dikatakan senior, tentunya Ia memiliki suka duka selama mengajar, terutama saat pandemi seperti ini. Mulai dari kendala jaringan sampai terkendala dalam memahamkan anak muridnya. Ketika dulu sebelum pembelajaran jarak jauh, guru dapat bertemu langsung dengan anak muridnya, sehingga dapat dipantau selama proses pembelajaran yang kedepannya guru juga dapat memahami berbagai karakter anak untuk dibantu dan diberikan bimbingan yang sesuai kemampuan masing – masing.
ADVERTISEMENT
Terutama ketika mengajar di tahun ajaran baru, dimana anak – anak murid sejak awal belum bertemu dengan gurunya. Sehingga kemungkinan tidak mengenali murid ataupun guru itu terjadi.
Kendala jaringan pun dialaminya ketika mengajar online, seperti ketika pembelajaran belum selesai, tetapi sudah ada anak yang keluar forum karena kehabisan kuota atau terkendala sinyal.
ADVERTISEMENT
Keadaan seperti ini memang baru kita hadapi, semua orang harus beradaptasi agar tidak tertinggal. Pembelajaran jarak jauh tidak hanya pelajar yang mengalami kesulitan tetapi para pengajar pun mengalaminya. Oleh karena itu, kita harus tetap semangat dan selalu bersykur dengan kondisi yang sedang kita alami saat ini. Karena percayalah semua ini akan berakhir.
ADVERTISEMENT