Konten dari Pengguna

Film Dokumenter Netflix Ungkap Kelalaian Perusahaan Boeing

Elizabeth Meyliana Tambunan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Angkatan 2022
24 Oktober 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elizabeth Meyliana Tambunan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perusahaan Boeing. Foto: VDB Photos/Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan Boeing. Foto: VDB Photos/Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2024 lalu, panel pintu kabin sebuah pesawat penumpang Boeing 737 Max 9 meledak di tengah penerbangan. Panel pintu tersebut jatuh dan ditemukan di halaman belakang sebuah rumah di Portland, Oregon, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Pihak FAA (Federal Aviation Administration) atau Administrasi Penerbangan Federal mengeluarkan perintah untuk mengandangkan pesawat Boeing 737 Max 9 dengan konstruksi serupa selama berminggu-minggu.
Di tahun 2019, Boeing menghadapi salah satu skandal terbesar dalam sejarahnya setelah dua pesawat jenis 737 Max hilang dalam kecelakaan yang hampir serupa. Kasus Boeing ini menyita banyak perhatian hingga Netflix merilis sebuah film dokumenter berjudul “Downfall: The Case Against Boeing” pada 2022 lalu.
Film yang disutradarai oleh Rory Kennedy tersebut menelaah keadaan beberapa bulan sejak tragedi 737 Max yang menyebabkan kepanikan global pada bulan Maret 2019. Kepanikan terjadi setelah dua pesawat, Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines JT 302, jatuh dalam kurun waktu lima bulan yang menewaskan 346 orang.
ADVERTISEMENT
“Downfall: The Case Against Boeing” merupakan dokumenter investigatif mendalam tentang tragedi jatuhnya pesawat Boeing 737 Max. Film ini mengekspos praktik-praktik bisnis Boeing yang dianggap mengorbankan keselamatan demi keuntungan perusahaan.
Dilansir dari The Guardian, sutradara Kennedy memberikan perhatiannya terhadap kasus Boeing. “Saya mengikuti kisah dua kecelakaan pesawat 737 Max yang jatuh dalam waktu lima bulan,” katanya.
“Sepertinya Boeing berfokus untuk menyalahkan pilot atas apa yang terjadi. Saya merasa ada banyak hal lain dalam cerita ini, dan ingin mengetahui apa yang terjadi, dengan tujuan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi.” lanjut Kennedy ketika ditanyai perihal pembuatan “Downfall: The Case Against Boeing”.
Dalam dunia perfilman, film dokumenter adalah istilah yang tidak asing. Istilah tersebut pertama kali dicetuskan oleh John Grierson. Berdasarkan Buku Ajar Filmologi (2022), Grierson mendefinisikan bahwa film dokumenter merupakan laporan aktual yang dikemas secara kreatif (Ratmanto, 2018, h. 408).
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, berbagai definisi mengenai film dokumenter muncul dari berbagai ahli perfilman. Nichols (Ratmanto, 2018, h. 409) membagi film dokumenter menjadi enam jenis atau kategori, yaitu poetic, expository, observational, reflexive, participatory, dan performative.
“Downfall: The Case Against Boeing” masuk ke dalam kategori film dokumenter expository yang berfokus pada narasi dan argumentasi logis untuk membangun sebuah benang merah cerita. Film ini secara rinci menjelaskan investigasi tentang kecelakaan pesawat Boeing 737 Max, menyajikan bukti-bukti, dan menganalisis penyebab kecelakaan.
Dalam film, ditemukan bahwa Boeing 737 mengalami kecelakaan karena cacat desain dari sistem anti-stall yang disebut MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System). “Downfall: The Case Against Boeing” menunjukkan bagaimana pilot berusaha membawa pesawat kembali naik meskipun sistem yang gagal menerima data dari sensor menyebabkan hidung pesawat turun berulang kali.
ADVERTISEMENT
Selain expository, “Downfall: The Case Against Boeing” juga masuk ke dalam dokumenter performative yang lebih berfokus pada aspek subjektif atau ekspresif sutradara terhadap keterlibatan subjek dan respons dari penonton.
Dalam pembuatan film ini, wawancara dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk keluarga korban, ahli penerbangan, dan mantan karyawan Boeing untuk menyusun narasi yang kuat. Film ini juga menggunakan rekonstruksi peristiwa untuk membantu penonton memahami kronologi kecelakaan.
“Downfall: The Case Against Boeing” menyoroti bagaimana merger yang dilakukan Boeing dengan perusahaan McDonell Douglas yang diselesaikan di tahun 1997 berdampak secara signifikan terhadap budaya kerja di Boeing. Kepemimpinan McDonell Douglas mengarahkan Boeing ke percepatan menuju perusahaan yang berorientasi pada keuangan dan mengabaikan kesejahteraan pekerja, termasuk teknisi hingga karyawannya.
ADVERTISEMENT
Meskipun film ini memiliki karakter dokumenter expository yang kuat, elemen performative seperti wawancara dan rekonstruksi juga memainkan peran penting dalam penyampaian cerita. Kombinasi kedua kategori ini memungkinkan film untuk meninggalkan dampak emosional yang kuat pada penonton selain menyampaikan informasi secara objektif.
Kehadiran film dokumenter mampu mengungkap suatu peristiwa nyata yang sedang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Maka dari itu, film dokumenter sering digunakan oleh para jurnalis sebagai media untuk menyampaikan berita dalam kemasan yang kreatif (Astuti, 2022:81).
Film dokumenter “Downfall: The Case Against Boeing” dapat membantu para jurnalis dan masyarakat umum dalam memperoleh informasi mengenai perusahaan Boeing, industri penerbangan yang kian kehilangan kepercayaan dari publik.