Wajib Disimak, 3 Kunci Pengelolaan Sumber Daya Air Korea Selatan

Eliza Bhakti
ASN Kementerian PUPR
Konten dari Pengguna
13 Juni 2022 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eliza Bhakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bendera Republik Korea. Foto: Unspash.com/ Daniel Bernard
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera Republik Korea. Foto: Unspash.com/ Daniel Bernard
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak terpukau dengan keindahan Korea. Tak hanya budaya pop-nya saja yang tengah melejit. Kini, Korea seolah menjadi kompas dalam pengelolaan sumber daya air.
ADVERTISEMENT
Korea dan Indonesia memiliki tonggak kemerdekaan negara yang hampir sama, yaitu di tahun 1945. Namun sayangnya, di sektor penyediaan air minum Indonesia harus banyak mengejar ketertinggalan.
Rintisan Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Republik Korea
Rintisan pengelolaan SDA telah dimulai pada era 1900-an namun masih sangat terbatas teknologinya. Pada tahun 1950 hingga tahun 1953 pecah perang saudara yang mengakibatkan terpuruknya ekonomi. Perang tentunya berdampak pada sektor air minum, sanitasi dan pengelolaan lingkungan.
Mewabahnya penyakit kolera akibat buruknya sarana air minum dan sanitasi pada tahun 1960-an mengakibatkan sektor air minum dan sanitasi Korea terpuruk kembali.
Namun seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi Korea, kebijakan dan pengelolaan SDA mulai dicanangkan pada era tersebut. Secara umum kebijakan dituangkan dalam dokumen rencana pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 1960-an, Pemerintah pusat Korea juga mulai mengembangkan bendungan serbaguna . Disusul dengan kebijakan pengembangan bendungan dan pengendalian air di era 1980-an
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1990-an terjadi beberapa permasalahan polusi dan limbah yang cukup besar dan mencemari sumber air. Permasalahan pengelolaan air tersebut menjadi titik balik Pemerintah Korea untuk mulai memperhatikan pengelolaan sumber daya air dan sanitasi yang baik. Hal ini ditandai dengan pembangunan sistem penyediaan air minum pada tahun 1990-an.
Memasuki tahun 2000, kebijakan SDA disusun dengan fokus pada efisiensi dan teknologi ramah lingkungan. Kemudian di era 2010 sampai saat ini seiring dengan isu perubahan iklim, maka pengelolaan SDA telah mengadaptasi prinsip ketahanan iklim.
Prestasi di Sektor Air Minum
Dalam jangka waktu hanya 30 tahun, Republik Korea telah bertransformasi menjadi salah satu dari 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Pertumbuhan ekonomi yang melejit ini dikenal dengan "keajaiban sungai Han", yang merupakan sungai utama di Kota Seoul. Di sektor air minum, kualitas air minum di Korea menempati rangking 20 dunia dan nomor 2 se Asia Pasifik berdasarkan data Environmental Performance Index (2018).
Pemandangan Kota Metropolitan Seoul dari Sungai Han. Foto: unsplash.com/Sarah Lee
Setidaknya ada 3 faktor kunci dalam pengelolaan Sumber Daya Air Korea:
ADVERTISEMENT
1. Perkuatan Perencanaan dan Kebijakan
Salah satu kunci dari kesuksesan tersebut karena Pemerintah Korea memiliki pondasi yang kuat dalam perencaan rencana induk dan implementasi. Pemerintah Pusat memetakan perencanaan selama 20 tahun melalui rencana sumber daya air jangka panjang yang implementasinya dilakukan secara bertahap.
Dikutip dari Lee (2019), faktor lain yang menjadi kunci suksesnya pengembangan SDA Korea antara lain adalah faktor kebijakan dan regulasi yang sistematis, institusi dan kelembagaan yang kuat serta peran kepemimpinan.
2. Integrasi Menjadi Faktor Penunjang
Hal lain yang patut dicontoh adalah adanya integrasi dalam pengelolaan SDA antara lain mencakup keterpaduan antara kuantitas air, kualitas air, ekosistem perairan, dan mitigasi pencegahan bencana yang semuanya ada di bawah Kementerian Lingkungan. Integrasi dilakukan mulai dari sumber di hulu sampai ke hilir yaitu sambungan rumah yang siap minum.
ADVERTISEMENT
3. Penguatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Multi-regional
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi di tahun 1960 dan 1970-an, laju urbanisasi masyarakat secara masif beralih ke Kota Seoul. Sebanyak 20% populasi penduduk ada di daerah metropolitan.
Sungai Han yang merupakan sungai di Kota Seoul menjadi sumber air utama daerah metropolitan. Sumber air ini secara kualitas dan kuantitas mencukupi untuk penyediaan air minum di Kota Seoul, namun sayangnya tidak untuk kota - kota satelit yang berada di sekitarnya.
Hal ini lah yang kemudian menjadi pertimbangan adanya SPAM multi-regional yang melayani tidak hanya satu wilayah kota saja, namun dapat melayani seluruh wilayah Metropolitan Seoul.
Pemandangan Sungai Han Membelah "Hutan Beton" Seoul. Foto: unsplash.com/ Jeounguk
Sistem penyediaan air minum multi-regional merupakan suatu pengembangan SPAM lintas daerah dengan memanfaatkan sumber air baku secara bersama – sama. Sumber air yang diambil dimanfaatkan untuk seluruh masyarakat tanpa barasan administrasi kewilayahan.
ADVERTISEMENT
Penutup
Hal yang mendasar yang dapat menjadi praktik baik dari pengelolaan sumber daya air di Korea adalah seiring dengan pertumbuhan ekonominya, negara tidak lalai dalam pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur penyediaan air minum berkualitas. Penyediaan air aman dari hulu sampai ke hilir dilakukan dengan perencanaan matang, diimplementasikan secara bertahap dan didukung oleh regulasi dan institusi yang sistematis.