Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Perjalanan Seorang Penyuluh Pertanian Muda
8 Maret 2025 18:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nur Kholilah R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dilema dan Dedikasi PNS Muda

ADVERTISEMENT
Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi idaman bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya pelamar yang mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tiap tahunnya. Status yang stabil dan jaminan masa depan menjadi daya tarik utama. Di balik itu, banyak tantangan yang dihadapi oleh seorang PNS sebagai abdi negara.
ADVERTISEMENT
Sebagai PNS, saya dituntut menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai core values ASN BerAKHLAK. Perjalanan saya sebagai Penyuluh Pertanian selama empat tahun terakhir membawa refleksi mendalam tentang amanah, kompetensi, dan loyalitas dalam tugas ini.
Saya adalah mahasiswa lulusan dari Universitas Brawijaya, Program Studi (prodi) Agroekoteknologi. Dimana dalam prodi ini saya mempelajari berbagai aspek pertanian, seperti agronomi, ilmu tanah, perlindungan tanaman, bioteknologi, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Pada tahun 2019 lalu saya mengikuti seleksi CPNS dan kemudian dinyatakan lulus sebagai Penyuluh Pertanian.
Saat mendaftar, saya belum mengetahui pasti tugas dari profesi tersebut. Seiring waktu, saya menyadari pekerjaan ini tidak hanya menuntut ilmu pertanian, tetapi juga keterampilan komunikasi, bimbingan, dan kedekatan dengan petani.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam menjalani pekerjaan ini, saya sering kali harus belajar sendiri. Di sisi lain, saya mempertanyakan apakah ini benar-benar panggilan jiwa saya. Dari diskusi dengan rekan-rekan satu angkatan, banyak di antara kami merasakan hal serupa yaitu belum menjadi penyuluh pertanian yang ideal karena berbagai keterbatasan, baik dari segi pembinaan, pengalaman, maupun minat pribadi.
Salah satu faktor yang saya sadari adalah bahwa latar belakang pendidikan kami mayoritas di bidang Agroteknologi, Budidaya Pertanian dan teknis pertanian lainnya, kurang membekali kami dengan keterampilan komunikasi yang mendalam dalam berinteraksi dengan petani. Kami lebih banyak belajar tentang teori budidaya tanaman, ilmu tanah, dan teknologi pertanian, tetapi tidak diberikan pelatihan yang cukup tentang bagaimana mendampingi petani secara efektif.
ADVERTISEMENT
Padahal tugas utama seorang penyuluh bukan hanya menyampaikan materi pertanian, tetapi juga membangun hubungan baik, memahami kebutuhan mereka, serta memberikan motivasi dan solusi yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Dalam hal ini, nilai "Kompeten" dalam BerAKHLAK menuntut saya untuk terus meningkatkan kemampuan diri. Saya harus menyadari bahwa seorang penyuluh pertanian tidak hanya harus menguasai aspek teknis pertanian, tetapi juga memiliki keterampilan komunikasi yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan oleh petani. Oleh karena itu, saya berusaha untuk aktif mengikuti pelatihan komunikasi dan pengembangan diri agar dapat lebih efektif dalam memberikan penyuluhan kepada petani.
Timbul keraguan dalam hati saya, namun hati nurani selalu mengingatkan amanah yang saya emban. Sebagai ASN Penyuluh Pertanian saya bertanggung jawab mendampingi dan membimbing petani agar dapat meningkatkan hasil pertanian mereka. Amanah bukan hanya menjalankan tugas, tapi juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Walaupun merasa passion diri ini mungkin tidak sepenuhnya di bidang penyuluhan pertanian, saya tetap memiliki tanggung jawab moral dan profesional untuk menjalankan tugas ini dengan baik.
ADVERTISEMENT
Saya merasa perlu meningkatkan kompetensi dalam penyuluhan, agar bisa menjalankan tugas dengan baik. Dengan cara lebih aktif mencari pelatihan, berbagi pengalaman dengan senior, mengembangkan keterampilan komunikasi dan pemahaman sosial terhadap petani. Bimbingan tidak harus selalu diarahkan oleh kantor, tetapi bisa dimulai dari inisiatif pribadi. Selain itu, loyalitas terhadap pekerjaan ini bukan hanya bekerja sesuai jadwal, tapi juga memahami tujuan besar penyuluhan pertanian. Keinginan saya adalah menjadikan pekerjaan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi kontribusi nyata bagi pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
Jika mendapatkan pembinaan yang tepat, saya yakin setiap ASN dapat berkembang dan berkontribusi lebih baik. Di masa mendatang, saya berharap ada program pembinaan dan mentoring yang lebih baik bagi Penyuluh Pertanian baru. Sehingga mereka tidak merasa terombang-ambing dalam tugasnya.
ADVERTISEMENT
Saya juga ingin mengajak rekan-rekan yang juga mengalami dilema untuk menemukan cara terbaik dalam menjalankan amanah ini dengan sepenuh hati. Meski awalnya saya merasa tersesat dalam profesi ini, saya ingin menjadikannya sebagai ladang pengabdian yang bermakna. Karena pada akhirnya, bekerja dengan nilai BerAKHLAK bukan hanya tentang memenuhi kewajiban, tetapi juga memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan negara.