Konten dari Pengguna

Pendidikan di Bawah Bayang-Bayang MBG: Ketika Fokus Pemerintah Mulai Bergeser

Ellen D Oktanti Irianto
Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman
27 Februari 2025 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ellen D Oktanti Irianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Diolah Oleh Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Diolah Oleh Penulis
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah salah satu fondasi terpenting dalam membangun masa depan suatu bangsa. Di Indonesia, seharusnya pendidikan menjadi prioritas utama pemerintah karena investasi dalam sumber daya manusia adalah kunci kemajuan jangka panjang. Namun, belakangan ini, fokus kebijakan pemerintah tampaknya bergeser.
ADVERTISEMENT
Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang sebenarnya dirancang sebagai pendukung, kini justru menjadi program utama, seolah menggeser pendidikan dari posisi strategisnya yang sekarang masuk menjadi program penunjang.
Dilansir dari Wikipedia, Makan Bergizi Gratis merupakan program dari pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya. Program ini digulirkan mulai Januari 2025. Tujuannya mulia: mengurangi angka stunting dan meningkatkan kesehatan generasi muda. Ini penting, mengingat masalah gizi buruk masih menjadi tantangan besar di banyak daerah. Tapi, apakah program ini seharusnya menjadi prioritas di atas pendidikan?

Pendidikan: Kunci Kemajuan yang Terabaikan?

Pendidikan bukan sekadar mengajarkan baca, tulis, dan hitung. Pendidikan adalah alat untuk membentuk karakter, membuka wawasan, dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Dengan pendidikan yang berkualitas, Indonesia bisa melahirkan generasi yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga cerdas, kreatif, dan mampu bersaing di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika pemerintah memprioritaskan MBG, seolah pendidikan menjadi terabaikan. Fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan bergizi memang penting, tapi jika pendidikan tidak diperhatikan, kita justru berisiko menciptakan ketimpangan. Masyarakat mungkin merasa bahwa pendidikan tidak lagi mendesak karena kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi. Padahal, dengan pendidikan yang baik, mereka bisa meningkatkan taraf hidup mereka sendiri, termasuk dalam hal pemenuhan gizi.

MBG: Program yang Baik, Tapi Bukan Segalanya

Program MBG patut diapresiasi sebagai upaya untuk mengatasi masalah stunting dan kurangnya akses pangan sehat. Namun, masalah utamanya bukan pada program itu sendiri, melainkan pada prioritas. MBG seharusnya berjalan seiring dengan pendidikan, bukan menggantikannya. Jika kita hanya fokus pada MBG, kita mungkin akan menghasilkan generasi yang sehat secara fisik, tetapi kurang terampil dan tidak memiliki wawasan yang cukup untuk menghadapi tantangan hidup.
ADVERTISEMENT
Tanpa pendidikan yang memadai, anak-anak Indonesia mungkin tidak akan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk akses pangan bergizi, untuk meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.

Kembali ke Jalan yang Benar: Pendidikan Harus Jadi Prioritas

MBG adalah program yang penting, tapi pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan Indonesia. Tanpa pendidikan yang kuat, semua upaya lain akan sia-sia. Pemerintah perlu mengevaluasi kembali kebijakan ini dan mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan dasar melalui MBG dan memprioritaskan pembangunan sektor pendidikan.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak lebih besar daripada sekadar memenuhi kebutuhan pangan. Jika pemerintah terus mengalihkan fokus ke MBG, kita harus mempertanyakan apakah kebijakan ini benar-benar membawa manfaat jangka panjang bagi masa depan bangsa. Jangan sampai generasi mendatang hanya sehat secara fisik, tetapi tidak siap menghadapi dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah kunci kemajuan. Mari jangan sampai kita melupakannya hanya karena terpesona oleh program-program yang terlihat "instan" seperti MBG.