Konten dari Pengguna

Analisis Risiko dan Keamanan di Nimo Highland

Ellena Edelweis A
Mahasiswi Universitas Indonesia, Manajemen Bisnis Pariwisata
3 April 2025 10:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ellena Edelweis A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nimo Highland, foto diambil pada 24/12/23
zoom-in-whitePerbesar
Nimo Highland, foto diambil pada 24/12/23
ADVERTISEMENT
Nimo Highland adalah destinasi wisata alam yang terletak di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Tempat ini semakin populer karena menawarkan keindahan alam yang luar biasa dengan perbukitan hijau yang luas, udara yang sejuk, serta panorama alam yang memukau. Berada di dataran tinggi, Nimo Highland menyuguhkan pemandangan khas Pangalengan yang terkenal dengan kebun teh yang rapi dan suasana yang menenangkan.
ADVERTISEMENT
Daya tarik utama Nimo Highland tidak hanya pada keindahan alamnya, tetapi juga pada berbagai spot wisata yang menarik dan modern. Para wisatawan bisa menikmati pemandangan pegunungan dari jembatan kaca yang ikonik, berjalan di sky bridge, atau bersantai di berbagai spot foto yang Instagramable.
Kawasan Nimo Skybridge, foto diambil pada 24/12/23
Risiko yang Dihadapi Nimo Highland
Nimo Highland adalah destinasi wisata alam yang terletak di Pangalengan, Bandung, dan dikenal dengan keindahan perbukitannya serta udara sejuk yang menyegarkan. Sebagai tempat wisata yang menawarkan berbagai atraksi seperti sky bridge dan jembatan kaca, Nimo Highland tidak terlepas dari berbagai tantangan, terutama dalam hal manajemen risiko yang berkaitan dengan lingkungan, keselamatan pengunjung, serta infrastruktur pendukung. Untuk memastikan pengalaman wisata yang aman dan nyaman, berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak pengelola, meskipun masih ada beberapa tantangan yang perlu diperbaiki agar tempat ini semakin optimal bagi wisatawan.
ADVERTISEMENT
Salah satu risiko utama yang dihadapi oleh Nimo Highland adalah risiko lingkungan. Karena terletak di kawasan perbukitan, tempat ini rentan terhadap erosi tanah dan longsor, terutama saat musim hujan. Jika tidak dikelola dengan baik, erosi dapat menyebabkan kerusakan pada jalur wisata dan meningkatkan risiko kecelakaan bagi pengunjung. Selain itu, jumlah wisatawan yang tinggi juga dapat berdampak negatif terhadap ekosistem sekitar. Pijakan kaki yang berlebihan dapat merusak vegetasi, sementara sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari lingkungan. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, serta kabut tebal juga menjadi tantangan tersendiri. Kondisi cuaca seperti ini dapat mempengaruhi keamanan wahana wisata, terutama sky bridge dan jembatan kaca yang memerlukan kondisi kering agar tetap aman untuk dilewati.
ADVERTISEMENT
Selain risiko lingkungan, keselamatan pengunjung juga menjadi perhatian utama. Beberapa wahana di Nimo Highland, seperti jembatan kaca dan sky bridge, memiliki risiko kecelakaan jika tidak dikelola dengan standar keselamatan yang baik. Permukaan yang licin saat hujan, ketidakpatuhan pengunjung terhadap aturan, atau kelebihan kapasitas di wahana tersebut dapat meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan. Selain itu, dalam keadaan darurat, kesiapan prosedur evakuasi menjadi sangat penting. Jika prosedur penyelamatan belum tertata dengan baik, pengunjung bisa mengalami kebingungan dan kepanikan saat menghadapi situasi yang tidak terduga. Lonjakan wisatawan pada musim liburan juga bisa menjadi tantangan lain. Kepadatan yang berlebihan dapat mengurangi kenyamanan pengunjung dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di jalur sempit atau di wahana dengan kapasitas terbatas.
ADVERTISEMENT
Penerapan K3 dan Tantangan Keamanan di Nimo Highland
Untuk mengatasi berbagai risiko ini, manajemen Nimo Highland telah menerapkan berbagai langkah pengamanan yang berfokus pada standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Staf yang bekerja di area wisata mendapatkan pelatihan secara berkala agar siap menghadapi situasi darurat dan mampu memberikan pertolongan kepada pengunjung jika dibutuhkan. Selain itu, wahana yang berisiko tinggi seperti jembatan kaca dan sky bridge diperiksa setiap hari sebelum dibuka untuk umum guna memastikan keamanannya. Di berbagai titik lokasi, pengelola juga telah memasang papan petunjuk dan pengumuman yang mengingatkan wisatawan untuk mematuhi aturan keselamatan, seperti menggunakan alas kaki yang sesuai dan tidak berdesakan di area tertentu. Dalam keadaan darurat, pihak manajemen juga telah menyusun prosedur evakuasi agar pengunjung dapat dengan cepat dan tertib menuju tempat yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan wisatawan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diperbaiki. Salah satunya adalah keterbatasan jumlah staf selama musim liburan. Pada saat jumlah wisatawan meningkat secara drastis, tenaga kerja yang ada terkadang tidak mencukupi untuk mengawasi seluruh area wisata dengan optimal. Akibatnya, antrean menjadi lebih panjang, layanan menjadi lebih lambat, dan pengawasan terhadap keselamatan di wahana-wahana tertentu bisa berkurang. Selain itu, kondisi alam di kawasan perbukitan juga menuntut adanya peningkatan infrastruktur secara berkala. Jalur wisata yang rawan terkena erosi dan wahana yang bergantung pada kondisi cuaca memerlukan pemeliharaan yang rutin agar tetap aman bagi pengunjung. Salah satu tantangan lain yang masih dihadapi oleh Nimo Highland adalah fasilitas kesehatan yang masih terbatas. Saat ini, tempat ini belum memiliki fasilitas medis yang lengkap di dalam kawasan wisata. Jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat medis, penanganannya masih cukup terbatas, sehingga diperlukan fasilitas kesehatan yang lebih memadai agar respons terhadap keadaan darurat bisa lebih cepat dan efektif.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Sari, N. K., & Alfarisy, F. (2023). Strategi Pengelolaan Wisata Alam Berkelanjutan dalam Perspektif Manajemen Risiko. Jurnal SociaLogica, 5(2), 112–125. https://jurnal.anfa.co.id/index.php/JurnalSociaLogica/article/view/486
Rahman, A. P., & Wijaya, R. (2023). Analisis Manajemen Risiko dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Alam. BCE: Business and Economic Journal, 4(1), 67–80. https://attractivejournal.com/index.php/bce/article/view/1050