Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Insiden Bersejarah Hotel Yamato Surabaya
29 April 2022 21:56 WIB
Tulisan dari Ellianti Anggir Satiti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkenal julukannya sebagai Kota Pahlawan. Banyak peristiwa besar terjadi masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Salah satu contoh yang cukup familier bagi telinga kita adalah Pertempuran Surabaya.
ADVERTISEMENT
Pertempuran besar-besaran antara arek Surabaya melawan penjajah yang berusaha menjajah kembali Indonesia mengakibatkan pertumpahan darah. Akibatnya banyak memakan korban berjatuhan baik di kedua belah pihak salah satunya terbunuhnya Brigadir jenderal A.W.S Malaby.
Kilas balik sebelum terjadinya Pertempuran Surabaya, terjadi insiden cukup heroik yang dilakukan arek Surabaya. Apakah kalian tau peristiwa apa itu? Saat itu terjadi insiden di Hotel Yamato. Perobekan bendera Belanda yang dilakukan oleh sejumlah pemuda.
Kira-kira apakah kalian mengetahui apa yang mendasari para pemuda melakukan perobekan terhadap bendera Belanda bagaimana kronologi kejadiannya?
Kronologi Kedatangan Pasukan Belanda ke Surabaya :
Karena kedatangan pasukan Sekutu ke Surabaya tanggal 15 September tahun 1945. Mereka bertugas untuk melepas tawanan perang prajurit Belanda Jepang yang kala itu masih ditawan. Pasukan pembebasan tawanan ini disebut RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisioners of War Internees).
ADVERTISEMENT
Kedatangan Sekutu awalnya disambut baik rakyat Surabaya namun saat mereka mengetahui tujuan asli kedatangan Sekutu untuk merebut kembali wilayah kekuasaan, rakyat Surabaya mulai berhati-hati dan waspada terhadap setiap pergerakan Sekutu.
RAPWI dipimpin oleh W. V. Ch Ploegman. Bermarkas di Hotel Oranje, hotel yang dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda kemudian mengalami perubahan nama menjadi Hotel Yamato tahun 1942 sejak diduduki Jepang. Hotel Yamato kemudian menjadi markas RAPWI tanpa seizin dari Pemerintahan Karesidenan Surabaya.
Pengibaran Bendera Belanda di Hotel Yamato :
Malam hari tanggal 19 September tahun 1945, tepatnya pukul 19.00 setempat sekelompok pasukan Belanda di bawah pimpinan Ploegman secara diam-diam mengibarkan bendera Belanda di puncak hotel. Kabar pengibaran bendera ini dengan cepat tersebar di antara kalangan rakyat Surabaya. Paginya terdapat kerumunan massa yang marah menyerbu Hotel Yamato.
ADVERTISEMENT
Mereka menganggap Belanda tidak sopan bertindak kurang ajar serta mengecam tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak menghargai kedaulatan kemerdekaan Indonesia. Akibat kekacauan yang terjadi membuat Soedirman memutuskan berunding dengan pihak Belanda dengan tujuan mencegah konflik makin melebar.
Soedirman didampingi Sidik dan Hariyono yang kemudian masuk kedalam hotel untuk membujuk Ploegman selaku pimpinan tertinggi agar segera menurunkan bendera Belanda yang telah dikibarkan dari semalam. Ploegman menolak dengan keras terhadap perundingan yang dilakukan Soedirman. Atau dengan kata lain Belanda tidak mengakui kemerdekaan kedaulatan Indonesia. Lalu Ploegman mengambil senjata api mengacungkan kepada Soedirman yang ditangkis oleh Sidik.
Karena kondisi dalam hotel cukup mengkhawatirkan, Hariyono mengamankan Soedirman dengan membawa keluar melarikan diri dari hotel. Di sisi lain perkelahian antara Sidik melawan Ploegman masih berlanjut. Dan berakhir dengan tewasnya Ploegman akibat dicekik Sidik. Tak berlangsung lama terdapat sejumlah pasukan Belanda yang menyerang Sidik, melemparinya dengan belati sampai pada akhirnya dia tewas.
ADVERTISEMENT
Akhir dari Situasi yang Memanas :
Sementara arek Surabaya yang menunggu di luar hotel melihat Hariyanto membawa Soedirman melangkah keluar dengan tergesa. Mereka akhirnya mengetahui bahwa perundingan tidak berjalan dengan baik. Dalam kerumunan massa itu Karsono sebagai komando penyerangan dengan cara melempar batu ke arah hotel yang kemudian diikuti oleh massa lainnya.
Tak hanya itu para pemuda juga menerobos penjagaan Belanda. Beberapa pemuda berusaha menyusup mencapai lantai atas. Dengan nekat mereka naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Setelah berhasil menurunkan bendera tersebut mereka hendak mengganti menggunakan bendera Merah-Putih namun tidak ada pemuda yang membawa bendera sampai atas.
Alhasil karena ide dari salah satu mereka merobek warna biru pada bendera tersebut yang menyisahkan warna merah putih. Hariyono beserta Soedirman kembali masuk memanjat tiang bersamaan dengan Kusno Wibowo. Pada akhirnya bendera Merah-Putih berhasil dikibarkan di atas Hotel Yamato diteriaki suara "Merdeka!" dari pemuda Surabaya yang menyaksikan proses pengibaran dari bawah.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini Hotel Yamato masih berdiri kokoh di kota Surabaya. Dan sekarang dikenal dengan nama Hotel Majapahit.