Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Revolusi Hijau: Pelatihan Pembuatan PGPR
17 Agustus 2024 22:41 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ellyana Rovita Sum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan melestarikan lingkungan, seorang mahasiswa agribisnis dari Universitas Diponegoro menginisiasi program dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan fokus pada pelatihan pembuatan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani Desa Madyogondo tentang pentingnya penggunaan bahan-bahan organik dalam kegiatan pertanian.
Ellyana Rovita Sum, mahasiswa jurusan Agribisnis angkatan 2021, menjelaskan bahwa PGPR adalah bakteri tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Bakteri ini dapat membantu tanaman menyerap nutrisi lebih efektif, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, dan memperbaiki struktur tanah. "Dengan pelatihan ini, kami berharap petani dapat membuat PGPR sendiri secara mandiri dan menerapkannya pada tanaman mereka," ujar Elly.
Pelatihan pembuatan PGPR yang berlangsung pada hari Jumat, 26 Juli 2024 di kediaman Bapak Manto diikuti oleh 20 petani dari berbagai kelompok tani di Dusun Madyogondo. Materi pelatihan mencakup teori tentang PGPR, manfaatnya bagi tanaman, serta praktik pembuatan PGPR menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan.
"Saya enggak sabar pengen nyoba PGPR di kebun tomat saya. Semoga hasilnya bisa memuaskan dan bisa saya ceritakan ke petani lain," kata Pak Joko salah satu petani yang mengikuti pelatihan.
Bapak Sawal selaku Kepala Desa Madyogondo menyambut positif program KKN ini. Beliau berharap dengan adanya pelatihan ini, petani di Desa Madyogondo dapat beralih ke pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Kami sangat mendukung program seperti ini. Semoga pengetahuan yang diperoleh petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.
Satu minggu setelah mengikuti pelatihan, Pak Joko langsung mengaplikasikan PGPR pada kebun tomatnya. Ia sangat antusias menantikan perubahan positif yang akan terjadi pada tanamannya.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan dapat tercipta pertanian yang berkelanjutan dan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat tanpa merusak lingkungan.
ADVERTISEMENT