Inisiatif Warga Pangandaran Menangani Sampah Menumbuhkan Harapan

Ellyna Graciella Jufianto
Mahasiswa Aktif Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
26 Desember 2023 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ellyna Graciella Jufianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Rekan-rekan yang mau menabung emas tidak harus pakai duit. Tapi pakai sampah,” ujar Rian Hidayat selaku direktur Bank Sampah Induk Sahate Kabupaten Pangandaran.
ADVERTISEMENT
Tabungan sampah merupakan sebuah program kerja dari banyaknya program kerja yang dilakukan oleh bank sampah induk sahate Pangandaran dalam upaya meningkatkan inisiatif masyarakat dalam mengolah sampah, dan dalam rangka memberi nilai dari limbah yang sebelumnya tidak bernilai.
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Tumpukan Sampah di Pantai Barat)
Sampah merupakan sebuah hal yang kita sebagai manusia selalu hasilkan. Maupun sengaja atau tidak sengaja. Sampah menjadi bagian hidup kita yang harus kita tangani. Dikarenakan, sampah yang kita hasilkan tidak akan hilang dengan tersendirinya.
Penanganan sampah menjadi hal serius dan membutuhkan banyak tenaga. Penanganannya sendiri juga membutuhkan waktu dan penerapan yang efektif, serta kerja sama bukan dari pemerintah saja, namun sesama warga.
Bank Sampah Induk Sahate Kabupaten Pangandaran, menjadi salah satu penerapan penanganan dan pengolahan yang dilakukan warga dalam memberi nilai baru dari suatu hal yang lahir dari sampah.
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Bagian Depan Bank Sampah Induk Pangandaran)

Sejarah Berdirinya

Berdirinya bank sampah ini dimulai dari tahun 2019. Dikelola oleh Sambas dan isterinya sendiri hingga tahun 2021, saat itu bank sampah tersebut masih bersifat bank sampah desa.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada tahun 2021 dengan ajakan Sambas, bank sampah tersebut bertambah personil baru. Personil baru itu bernama Rian Hidayat yang sekarang berposisi sebagai direktur Bank Sampah Induk Sahate kabupaten Pangandaran.
“Saat itu saya juga gak tahu apa itu bank sampah gitu kan. Apa bank sampah, arahnya kemana, tujuannya kemana, gak tahu. Cuman setelah kita belajar, belajar, belajar, belajar-” ujar Rian dalam mengekspresikan kondisi awal mula bank sampah saat itu.
Dengan pengalaman baru, banyaknya pelajaran, dan juga tantangan sumber daya manusia. Bank sampah tersebut terus berkembang dan terus berjalan. Hingga sekarang memiliki anak cabang 39 unit yang tersebar di 39 desa di Kabupaten Pangandaran.
“-Alhamdulillah baru disitu ketemu. Ternyata ada sebuah wadah ini yang sangat luar biasa. Dia wadah tidak dibiayai oleh pemerintah, namun ini tetap, tetap apa ya, tetap berjalan gitu,” ungkap Rian mengenai perkembangan dari awal mula bank sampah yang terwujud.
ADVERTISEMENT

Peran Bank Sampah

Keberadaan dan jalannya bank sampah di Pangandaran ini, memberi banyak manfaat dalam penanganan dan pengolahan sampah di kalangan masyarakat.

Pemilahan Sampah

Bank sampah memiliki peran dalam membantu memilah sampah-sampah warga. Hadirnya bank sampah dalam sebuah desa, membantu pemerataan dan juga pengolahan sampah pada satu daerah agar tidak perlu dipilahkannya kembali sampah saat di Tempat Pembuangan Sampah (TPA)
Proses penanganan sampah yang sebelumnya hanya melalui proses buang angkut dan kemudian bakar di TPA. Memiliki edisi baru dimana sampah yang sebelumnya langsung dibuang, mengalami proses pemilahan oleh masyarakat.
Proses pemilahan ini menjadi salah satu bentuk peran besar dari bank sampah. Mengetahui TPA sekarang yang tidak memberlakukan sistem oven dumping atau diketahuinya sebagai sistem angkut buang untuk semua sampah. Namun, proses pembuangan yang dikhususkan untuk sampah yang sudah terpilah dari sumber, atau dapat disebut dengan sistem sanitary landfill.
ADVERTISEMENT
Pemberlakuannya sistem tersebut datang juga dari masalah banyak tertimbun dan penumpukkan gunung sampah di TPA dan juga masalah pembakaran sampah yang bersifat bahaya jika tidak diberlakukan dan dipersiapkan dengan benar.

Pemberian Nilai Guna

Selain dari itu, bank sampah juga memiliki peran dalam membantu memanfaatkan sampah-sampah yang sebelumnya sudah dipilah menjadi hal yang dapat digunakan kembali.
Contoh dari hal tersebut merupakan kerajinan-kerajinan yang dihasilkan dari sampah anorganik. Mulai dari kerajinan tas, dompet, perabot/dekorasi rumah tangga, hingga sajadah atau bahkan karpet.
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Contoh Hasil Daur Ulang Bank Sampah)
Tidak berhenti disitu saja, bank sampah juga mengolah sampah anorganik dengan mempergunakan sampah residual (sampah yang tidak dapat diolah kembali) menjadi ecobrick yang dapat digunakan sebagai banyak hal. Mulai dari pembangunan, hingga isi perabot.
ADVERTISEMENT
Selain dari sampah anorganik, bank sampah juga memiliki pengolahan sampah organik yang menghasilkan berbagai produk seperti pupuk organik, tepung kerang, dan juga tepung ikan.
Sumber : Instagram @banksampahsahate (aplikasikan pupuk buatan dari hasil olah Sampah Organik)

Program Kerja

Tentu dalam hal peran, bank sampah memiliki kewajiban dan pengkhususan tugas dalam hal memilah dan mengolah sampah yang dihasilkan. Namun, ternyata bank sampah juga berkontribusi dalam menjalankan berbagai program kerja yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan inisiatif warga.
Salah satunya yang sebelumnya telah diujarkan Rian, direktur bank sampah induk yaitu program “Memilah Sampah Menabung Emas”.
“Nah, makanya di Pegadaian ada program Memilah Sampah Menabung Emas. Jadi, rekan-rekan yang mau menabung emas tidak harus pakai duit. Tapi pakai sampah. Sampahnya dibawa, ditimbang, kemudian hasil timbangannya itu dijumlahkan ke uang. Nanti uangnya itu diperversi ke nilai emas. Pada saat itu. Nah, makanya kita ada programnya Buku Tabungan Emas,” ungkap Rian
ADVERTISEMENT
Selain dari itu, terdapatnya beberapa gagasan program kerja yang baru-baru ini (07/12/2023) dibahas oleh bank sampah terkait sampah wisata pantai. Diketahuinya bahwa sampah wisata memiliki porsi yang lebih besar daripada sampah rumah tangga.
Sumber : Dokumentsi Pribadi (Contoh program kerja Bank Sampah SAHATE)
“…untuk sampah pantai ya. Sampah pantai sampai saat ini kita belum kita ambil ke sini. Dikarenakan proses pemilihannya itu bukan waktu sebentar,” Ujar Rian
Diceritakan oleh Rian bahwa sampah wisata pantai saat ini belum dikelola bank sampah dikarenakan muatan hasil sampah yang besar yang susah dan lama untuk pilah.
“Nah, kita berupaya. Kita kolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran yang Alhamdulillah, baru kemarin kita kedatangan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat ke sini. Gimana caranya sampah destinasi wisata bisa tertahankan nih? Ya makanya kita punya, punya masukan program dua,” jawab Rian terkait strategi menangkal kesukaran pemilahan.
ADVERTISEMENT
Program pertama merupakan program kerja “Sampahku Tanggung Jawabku” dimana wisatawan yang datang ke tempat wisata pertama diberikan dua trash bag atau karung. Dimana pengunjung/wisatawan dapat menempatkan sampah organik dan anorganik mereka secara terpisah.
“Jadi kita terapkan proker, sampahku tanggung jawabku. Jadi lo masuk ke Pangandaran, lo menyampah di Pangandaran, di saat lo mau balik lagi ke daerah masing-masing, sampahnya ketikkan saja di pos, di pos gerbang. Biar kami, tim dari Bank Sampah Induk Kabupaten Pangandaran yang mengambil kesana,” ungkap Rian.
Hal tersebut bertujuan agar sampah yang dihasilkan dapat langsung di daur ulang dan di eksekusi pengolahannya
“Kemudian yang kedua, Dinas Pariwisata wajib memberikan fasilitas kepada setiap destinasi. Itu tong sampah yang terpisah. Meskipun sampai sekarang belum efektif, tapi minimal ada fasilitasnya. Biasanya masyarakat kalau di situ sudah ada fasilitas, ya minimal dia mau. Tapi kalau gak ada tulisan-tulisannya, dia pasti masuk,” jelas Rian, dalam menyatakan program kerja keduanya.
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Penumpukkan Sampah di Pantai Timur)

Pengaruh Bank Sampah

Tidak hanya dari dua dari banyaknya program kerja Bank Sampah. Melihat banyaknya manfaat dan peran dari bank sampah, tentunya tidaklah kita melupakan pengaruh yang diberikan bank sampah bagi kelestarian lingkungan dan juga ekonomi warga.
ADVERTISEMENT

Pengurangan Angka Sampah

Penyebaran dan perkembangan bank sampah di 39 desa di Kabupaten Pangandaran saja, sudah mengurangi sampah hampir di angka 120 ton per bulan.
“120 ton. Itu kita baru pendekatan. pendekatan apa ya? Belum pendekatan masif. Kita baru pendekatan melalui rekan-rekan pejuang lingkungan kita yang ada di Bank Sampah Unit” ujar Rian.
Walau dengan pendekatan yang kecil, bank sampah dapat mencetak angka pengurangan sampah yang sangat impresif.
Sumber : Instagram @banksampahsahate (Penimbangan pertama Bank Sampah Unit SRITANI SAHATE Desa Parigi)

Peningkatan Sirkuler Ekonomi

Rian nyatakan, “Rata-rata Bank Sampah Unit kita itu per bulan di angka 1 ton. 1 ton pengurangan sampah. Jadi yang biasanya di tiap-tiap desanya itu sampah dibakar, sampah dibuang ke sungai, sampah dibuang sembarangan. Sekarang alhamdulillah 1 ton per bulannya itu sudah terkelola. Alias 1 ton itu tidak dibuang lagi ke tempat-tempat yang dilarang gitu.”
ADVERTISEMENT
“Nah menghasilkan dari 1 ton itu rata-rata menghasilkan sirkular ekonominya itu di angka 2 sampai 3 juta per bulan. Itu dari sampah. Nah. Belum dari kerajinan. Rekan-rekan kita banyak sampah mengolah menjadi kerajinan, kerajinan-kerajinan kembali yang bisa memiliki nilai yang lebih tinggi tentunya,” lanjut Rian.
Ternyata, bank sampah ini tidak hanya membantu mengurangi sampah. Namun juga membantu membuka lapangan kerja dan cara penghasilan baru bagi warga.

Membuka Keterbatasan Sosial

Membicarakan petugas-petugas bank sampah, kita kemukakan bahwa sesungguhnya benar bank sampah menjadi wadah dari warga untuk warga. Dimana tugas di bank sampah ini bukan hanya sekadar tugas, namun juga sebuah pengabdian.
“Soalnya jujur, saya juga disini tidak bertugas. Di Bank Sampah tidak bertugas. Sekarang tidak ada yang menggaji. Tapi kita lebih ke pengabdian diri,” Rian katakan.
ADVERTISEMENT
Melebihi dari warga biasa saja, bank sampah juga menerima warga berstatus atau melatarbelakangi apapun.
“Disini macam-macam. Makanya kita memproklamirkan salah satu tempat usaha. Yang tidak memiliki keterbatasan sosial. Jadi kita menerima dari disabilitas. Dari penghubungan eks narapidana. Dari eks narapidana ada tiga orang. Kemudian dari disabilitas kita ada dua orang.” lanjut Rian
“Sampah saja kita urusin. Masa manusia saja tidak diurusin?” kutip Rian.

Bank Sampah, Wujud Harapan Rakyat

Keberadaan bank sampah menjadi sebuah wujud bagi kita semua bahwa dalam kesusahan. Kita sebagai rakyat juga memiliki inisiatif dan peran dalam membuat peluang dan wadah positif dari suatu hal yang sebelumnya tidak bernilai.
Pada saat ini, bank sampah yang beroperasi menjadi hasil dari inisiatif dan kesadaran warga sendiri. Diperkirakannya, jikalau budaya bank sampah ini terus terwujud di setiap daerah, mungkin saja penggunaan TPA tidak lagi diperlukan.
ADVERTISEMENT
Dalam membangun Indonesia yang cerah dan kedepan, mari kita bantai masalah ini bersama dengan meningkatkan kesadaran dan ikut serta dalam membantu penanganan sampah sekitar kita!
Buanglah sampahmu di tempatnya, dan pilah lah sampahmu dengan benar. Karena nilai sampahmu tidak hanya berakhir di tempat sampah.