news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Konseling Behavioral: Solusi Alternatif Mengatasi Bullying Anak di Sekolah

Elsa Shalsabilla
Saya Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Konten dari Pengguna
6 Mei 2021 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elsa Shalsabilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Pixabay.

Bullying di Sekolah

ADVERTISEMENT
Bullying di sekolah merupakan salah satu fenomena yang menyita perhatian di dunia pendidikan zaman sekarang, baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, maupun oleh siswa terhadap siswa lainya. Padahal semua orang tua menginginkan anak-anak mereka aman di sekolah, dan semua pendidik dan penyelenggara pendidikan juga ingin menyediakan lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak yang belajar di sekolah tersebut. Namun orang tua sering tidak menyadari, bahwa anaknya menjadi korban bullying di sekolah.
ADVERTISEMENT
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Biasanya, pelaku adalah orang yang merasa mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih kuat dari sang korban.
Pada umumnya para orang tua, guru dan masyarakat menganggap fenomena bullying di sekolah adalah hal biasa dan baru meresponsnya jika hal itu telah membuat korban terluka hingga membutuhkan bantuan medis dalam hal bullying fisik. Sementara bullying sosial, verbal dan elektronik masih belum ditanggapi dengan baik. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman akan dampak buruk dari bullying terhadap perkembangan dan prestasi anak di sekolah dan belum dikembangkannya sistem anti-bullying di sekolah. Selain itu anak-anak juga masih jarang diberikan pemahaman tentang bullying dan dampaknya.
ADVERTISEMENT

Lalu, bagaimana dampak dari bullying di sekolah?

Dampak dari bullying tidak hanya dirasakan oleh korban bullying, akan tetapi juga berimplikasi terhadap pelaku bullying. Bullying yang dialami siswa di sekolah akan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti meningkatnya tingkat depresi, penurunan nilai-nilai akademik, bahkan dapat berujung dengan tindakan bunuh diri. Lebih mengkhawatirkan lagi, seorang anak (pelaku) bullying lebih berpotensi untuk tumbuh sebagai pelaku kriminal dibanding yang tidak melakukan bullying.

Apa yang menyebabkan anak melakukan bullying di sekolah?

Bullying yang marak terjadi dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan bullying, di antaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menyebabkan bullying adalah faktor temperamental dan faktor psikologi terhadap intensitas melakukan tindakan agresi. Pelaku bersikap impulsif dan minimnya kemampuan regulasi diri. Apabila mereka melakukan tindakan kekerasan, mereka tidak merasa bersalah ataupun berempati terhadap korban. Demikian, individu yang melakukan tindakan bullying memiliki kemampuan sosial yang rendah
ADVERTISEMENT
Sedangkan faktor eksternal yang mengakibatkan tindakan bullying ialah pola asuh orang tua. Hal itu meliputi meliputi bagaimana orang tua melakukan kekerasan kepada mereka dan pola asuh dengan kontrol yang rendah dengan kehangatan yang tinggi, mengamati perilaku dan tindakan kekerasan pengamatan termasuk bagaimana orang tua melakukan agresi terhadap orang lain, pengaruh teman terbentuk ketika lingkaran pertemanan umumnya menyesuaikan dengan karakter yang sama sehingga mereka akan menjalin pertemanan dengan teman dengan individu agresif yang kemudian berimplikasi terhadap perilaku anti-sosial, pemaparan informasi melalui media, film yang menunjukkan tindakan agresif juga menjadi model untuk melakukan tindakan bullying, dan mendengarkan lagu dengan lirik yang mengindikasikan terhadap tindakan agresif, serta bermain video games. Demikian, lingkungan sosial merupakan faktor yang mendasari individu dalam melakukan tindakan kekerasan.
ADVERTISEMENT

Mengatasi Bullying Anak Melalui Konseling Behavior

Selama ini beberapa upaya telah dilakukan oleh sekolah bagi pelaku pelaku bullying, yaitu pemberian hukuman sanksi dan panggilan orang tua ke sekolah untuk bekerja sama memberikan penanganan. Sejauh ini hasil yang dicapai belum maksimal, karena perubahan sikap dan perilaku pelaku bullying hanya sementara. Karena mereka kembali mengulang perbuatannya di lain hari. Alternatif solusi untuk mengatasi masalah bullying anak di sekolah salah satunya dengan konseling behavioral.
Konseling behavioral adalah suatu proses membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan kepentingan tertentu. Penekanan istilah belajar dalam pengertian ini ialah atas pertimbangan bahwa konselor membantu orang (konseli) belajar atau mengubah perilaku. Konselor berperan membantu dalam proses belajar menciptakan konvisi yang sedemikian rupa sehingga klien dapat mengubah perilakunya serta memecahkan masalahnya.
ADVERTISEMENT
Tujuan dilaksanakannya proses konseling ini adalah untuk menghapus atau menghilangkan tingkah laku yang bermasalah untuk digantikan dengan tingkah laku yang baru yang di inginkan oleh klien, konselor mampu dan bersedia untuk membantu mencapai tujuan tersebut, konselor an klien bisa bekerja bersama-sama dalam menetapkan atau merumuskan tujuan-tujuan khusus dari proses konseling tersebut.
Alternatif atau solusi untuk mengatasi bullying pada anak di sekolah ada beberapa cara yang akan dilakukan yaitu:
1. Pertama, di lingkungan sekolah harus dibangun kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya dengan cara melakukan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang bullying kepada semua yang ada di sekolah mulai dari murid kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, bahkan orang tua. Sosialisasi dilalukan pada tahap ini agar semua memahami tentang bully dan dampaknya.
ADVERTISEMENT
2. Kemudian kedua, harus dibangun sistem atau mekanisme untuk mencegah dan menangani kasus bullying di sekolah. Dalam tahap ini perlu dikembangkan aturan sekolah atau kode etik sekolah yang mendukung lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua anak dan mengurangi terjadinya bullying serta sistem penanganan korban bullying di setiap sekolah.
3. Ketiga, diharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan memberikan perhatian terhadap isu bullying di sekolah serta berupaya membangun kapasitas aparaturnya dalam mengatasi isu ini. Langkah strategis yang perlu diambil adalah memberikan pelatihan kepada guru tentang program anti-bullying di sekolah sehingga guru dapat mengembangkan program tersebut di sekolah untuk mengurangi atau mencegah terjadinya tindakan bully di sekolah.
Say NO to bullying!
ADVERTISEMENT