Konten dari Pengguna

Pola Pikir Penyesuaian Manusia Yang Berbudaya

Elsa Manora
Elsa Manora biasa dipanggil Caca lahir di Sragen Jawa Tengah Indonesia adalah seorang mahasiswa Fakultas Hukum universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta anak kedua dari dua bersaudara.
26 Desember 2020 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elsa Manora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Oleh : Elsa Manora (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan)

ADVERTISEMENT
Pola Pikir Penyesuaian Manusia Yang Berbudaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, manusia adalah makhluk berjenis Homo Sapiens yaitu manusia adalah makhluk yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, manusia disebut Homo Religius atau makhluk yang menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yaitu agama yang dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Manusia juga merupakan Homo Laquen yaitu manusia adalah makhluk yang pandai menciptakan Bahasa dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun rapi. Kemudian manisia adalah Homo Fiber yaitu manusia adalah mkhluk yang terampil. Artinya manusia adalah makhluk yang pandai membuat perkakas atau biasa disebut juga toolmaking animal yaitu binatang yang pandai membuat alat. Dalam hal ekonomi, manusia disebut juga Homo Economicus yaitu manusia adalah makhluk yang tunduk kepada prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis. Lalu manusia disebut Zoon Politicon yaitu manusia adalah makhluk yang pandai bekerja sama, bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dalam eksistensinya, manusia memiliki beberapa tahapan yaitu tahap estetis, etis dan relegius. Tahap estetis yaitu tahapan dimana manusia diorientasi berdasarkan kesenangan. Sedangkan tahap etis adalah tahapan dimana manusia diorientasi pada kebajikan dan moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Dan tahap religius adalah tahapan dimana manusia hidup dalam subyektivitas transenden dan melepaskan ikatan dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mempertanyakan sesuatu, kemudian setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut mereka membuat pertanyaan baru, begitu seterusnya. Manusia itu sendiri juga mempertanyakan eksistensinya sebagai manusia, apa gunanya mereka hidup dan apa tujuannya mereka hidup. Manusia adalah makhluk yang hidup penuh dengan kegelisahan. Dari kegelisahan tersebut munculah pertanyaan–jawaban dan zaman pun berkembang. Manusia juga suka memperdebatkan dan menguji daya pikirnya, untuk menemukan rahasia-rahasia semesta, kenapa diciptakan dan kenapa dimatikan.
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya dan beretika tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Manusia juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahannya dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat manusia yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan. Manusia disebut juga sebagai makhluk yang berbudaya dan beretika tidak lain adalah makhluk yang senantiasa memdayaguunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Manusia juga akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahanya dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapi tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT