Penurunan PDB, Penawaran Sukuk, dan Devisa: Gambaran Pasar Saham Indonesia

Sumber : Pexels

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai barometer utama kinerja pasar saham Indonesia, mencatat pergerakan variatif selama minggu kedua November 2023. Pada tanggal 10 November, IHSG mengalami pelemahan mencapai 6.809,26, menjadi cermin dari dinamika pasar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Pergerakan variatif IHSG selama minggu tersebut dipicu oleh sejumlah faktor signifikan. Pada faktor eksternal, Keputusan Amerika Serikat untuk mempertahankan suku bunga pada level 5,50% di bulan November memicu respons pasar global, termasuk Indonesia. Selain itu, lelang surat utang 10-tahun Amerika turun dari 4,610% menjadi 4,519%, menciptakan dampak dalam arus modal global.

Pada faktor internal, Indonesia telah menggelar sukuk negara dengan target sebesar 9 triliun dan jumlah penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp8,25 triliun. Sedangkan jumlah nominal yang dimenangkan hanya sebesar Rp2,03 triliun. Dalam data PDB Indonesia YoY (TR3) mencatat penurunan sebesar 4,97%, dibandingkan dari angka sebelumnya sebesar 5,17%. Sementara itu, Cadangan Devisa Indonesia (USD) pada Oktober 2023 turun menjadi 133,01 miliar USD dari posisi sebelumnya di 134,90 miliar USD, memberikan indikasi ketidakpastian dalam situasi ekonomi global.

Kinerja saham-saham dapat memberikan gambaran tentang sektor-sektor yang mungkin relatif lebih stabil atau memiliki potensi pertumbuhan di tengah volatilitas IHSG, menjadi titik fokus bagi para investor dalam membuat keputusan investasi. Berikut saham-saham top gainers yang menjadi pilar pertahanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam kisaran harga 1000-6000 dan 170-350.

Top Gainers (harga 1000-6000):

Top Gainers ( harga 170-350):

#ihsg #investasi #november #saham