Upaya Menjaga dan Melestarikan Kesenian Tradisional

elvita rosmaya
Saya seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan dalam bidang kesehatan dan saya seorang mahasiswa di universitas pamulang kota tangerang selatan
Konten dari Pengguna
8 September 2023 20:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari elvita rosmaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumen Pribadi ( Permainan Congklak )
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen Pribadi ( Permainan Congklak )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan anak pada usia dini dimulai dari usia 0-6 tahun, pada usia ini anak sedang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, maksudnya yaitu pada proses ini tumbuh kembang anak terjadi bersamaan dengan golden age (masa emas). Golden age merupakan masa yang sangat penting dan paling tepat untuk memberikan stimulus pada anak karena pada masa ini anak-anak memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya.
Sumber: Dokumen Pribadi ( Foto Bersama )
Dengan begitu, dalam mengembangkan aspek perkembangan anak harus dilakukan dengan menyeimbangkan perkembangan anak demi kemajuan yang dialami secara utuh dan menyeluruh, mulai dari segi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan juga seni. Karena, jika pengembangan yang terjadi pada anak tidak baik atau tidak seimbang, maka anak akan kesulitan untuk melanjutkan ke pengembangan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini yaitu dengan permainan. Permainan bagi anak merupakan suatu media atau kegiatan yang sangat menyenangkan, mengembirakan serta sebagai tempat mengekspresikan apa yang anak rasakan saat bermain. Salah satu permainan yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan pada anak yaitu permainan tradisional congklak.
Congklak merupakan permainan yang biasa dikenal dengan sebutan dhakon atau dhakonan. Congklak adalah salah satu permainan tradisional yang ada di Indonesia dengan berbagai macam nama dibeberapa daerah. Seperti yang dikatakan oleh Rusmana (2010) yaitu:
Congklak adalah permainan rakyat yang sudah berkembang cukup lama di kawasan Melayu dengan sebutan yang berbeda-beda di Malaysia dan beberapa daerah di kepulauan Riau dikenal dengan sebutan Congklak, di Filipina disebut Sungka, di Sri Lanka dikenal dengan Cangka, di Thailand Tungkayon, dan di beberapa daerah lain di Indonesia seperti di Sulawesi disebut Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Ada juga yang menyebutnya Dhakon/Congkak seperti daerah-daerah yang ada di pulau Jawa. Pada saat permainan tradisional congklak ini dibuat secara terstruktur dalam bentuk pedoman permainan serta manfaat yang terkandung di dalamnya, maka permainan tradisional congklak diharapkan memiliki potensi-potensi yang dapat menstimulus aspek perkembangan anak yaitu nilai agama moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni sesuai dengan tahapan dan usia anak. Permainan tradisional congklak sangat memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelenturan jari-jemari. Seperti saat menggenggam biji congklak. Menggenggam biji congklak merupakan salah satu cara agar anak dapat melatih kelenturan jari-jemarinya dengan menggunakan biji congklak sebagai medianya, dan permainan congklak sebagai alatnya sehingga motorik halusnya dapat berkembang dengan baik. Selanjutnya permainan tradisional congklak dapat melatih kelincahan saat bermain congklak.
ADVERTISEMENT
Karena saat bermain congklak anak dilatih untuk dapat menggerakkan jemari tangan untuk memegang biji congklak, menjumput, dan menjatuhkan satu persatu biji congklak dengan cepat dan tepat masuk kedalam setiap lubang congklak yang ada sehingga dapat menstimulus motorik halus anak-anak.