Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Digital : Ketika Gadget Jadi Ruang Kuliah Kedua
16 November 2024 17:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Emalia Annisa Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di zaman yang serba digital ini, teknologi telah mengubah hampir semua aspek kehidupan, tak terkecuali cara kita belajar. Jika dahulu mahasiswa hanya mengenal ruang kuliah sebagai tempat untuk berkumpul dan menerima ilmu secara langsung, kini mereka memiliki ruang kuliah kedua yang tak kalah pentingnya—layar gadget mereka. Dengan kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan aplikasi edukasi serta media sosial, mahasiswa semakin mengandalkan gadget untuk melengkapi proses belajar mereka.
ADVERTISEMENT
Gadget, khususnya smartphone, kini bukan hanya alat untuk hiburan atau berkomunikasi, tetapi juga menjadi platform utama yang menghubungkan mahasiswa dengan dunia pendidikan. Kehadiran aplikasi seperti Google Classroom, Zoom, hingga YouTube telah memungkinkan mereka untuk mengakses materi kuliah kapan saja dan di mana saja. Diskusi daring, pengumpulan tugas, bahkan interaksi dengan dosen dan teman sekelas pun kini dapat dilakukan melalui layar ponsel pintar. Inilah yang menjadi alasan mengapa gadget bisa dianggap sebagai ruang kuliah kedua yang mendukung proses pendidikan di luar kelas.
Namun, penggunaan gadget dalam dunia pendidikan tidaklah tanpa tantangan. Seiring dengan kemudahan yang ditawarkan, gadget juga memunculkan berbagai distraksi yang bisa mengganggu konsentrasi belajar. Siapa yang tidak tergoda untuk membuka media sosial sejenak setelah menghadiri kuliah daring? Atau menonton video yang tidak terkait dengan materi kuliah, hanya untuk menghabiskan waktu luang? Distraksi-distraksi ini menjadi masalah serius bagi mahasiswa yang tidak dapat mengelola waktu dan konsentrasi mereka dengan baik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketergantungan pada teknologi juga menimbulkan ketimpangan antara mahasiswa yang memiliki akses teknologi yang memadai dan mereka yang tidak. Mahasiswa di daerah dengan fasilitas internet yang terbatas atau kurang mampu membeli perangkat teknologi yang canggih akan tertinggal dalam proses pembelajaran. Kesenjangan ini semakin nyata di tengah peralihan ke pembelajaran daring yang mengandalkan perangkat digital.
Namun, di balik tantangan tersebut, gadget sebagai ruang kuliah kedua juga membuka peluang besar. Teknologi memberi mahasiswa kesempatan untuk memperkaya pengalaman belajar mereka dengan akses ke berbagai sumber belajar digital, seperti e-book, video tutorial, podcast, hingga forum diskusi daring. Proses belajar tidak lagi terbatas pada waktu dan tempat tertentu, memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya mereka sendiri. Lebih dari itu, penggunaan gadget juga memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan di dunia profesional yang serba digital ini.
ADVERTISEMENT
Kehadiran gadget sebagai ruang kuliah kedua memang membawa dampak yang kompleks—baik positif maupun negatif. Tugas kita, sebagai mahasiswa digital, adalah untuk memanfaatkan teknologi ini secara bijak. Kita harus belajar untuk menyeimbangkan antara manfaat yang ditawarkan teknologi dengan potensi gangguan yang ditimbulkannya. Memanfaatkan gadget untuk mendalami materi kuliah, berkolaborasi dengan teman, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan akan jauh lebih efektif jika kita bisa menghindari distraksi dan tetap fokus pada tujuan utama: pembelajaran.
Dengan pendekatan yang tepat, gadget tidak hanya akan menjadi alat yang mendukung pembelajaran, tetapi juga dapat memperkaya pengalaman pendidikan di era digital ini. Keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pengelolaan waktu serta konsentrasi yang baik akan membuka jalan bagi mahasiswa untuk meraih kesuksesan tidak hanya di dunia akademis, tetapi juga di dunia profesional yang semakin bergantung pada kecanggihan teknologi.
ADVERTISEMENT
Emalia Annisa Putri, mahasiswi Ilmu Komunikasi, Universitas Pamulang (UNPAM).