Konten dari Pengguna

Malas untuk Tetap Waras

Emilia Fatmawati
Mahasiswi jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati
27 Desember 2022 17:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Emilia Fatmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Freeze Mode. stres dan trauma. Foto: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Freeze Mode. stres dan trauma. Foto: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Pernah tidak sih punya teman yang terlihat malas banget? Mageran banget? Anti sosial? Suka menunda tugas-tugas dan bahkan seolah seperti menghindari tugas? Atau mungkin hal itu terjadi pada diri kamu sendiri? Waspada guys, jangan cepat berspekulasi. Karena bisa saja seseorang tersebut sedang berada pada kondisi Freeze Mode tanpa kita mengerti.
ADVERTISEMENT
Nah, Apa itu Freeze Mode?
Freeze mode merupakan kondisi bawah sadar seseorang berupa respons spontan dari otak mengenai situasi yang dirasa tidak aman atau mengancam dengan latar belakang adanya trauma dan stres.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal ini dapat terjadi karena sejak dahulu manusia dengan daya pikir memiliki insting untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri ketika terancam. Nah kondisi seseorang yang merasa bahwa dirinya sedang dalam situasi yang tidak aman akan memicu pola perilaku untuk mencari cara agar ia bisa “menyelamatkan diri".
Kita mengenal 3F (Fight, Flight dan Freeze) dalam merespons stres dan trauma. Fight-or-flight disampaikan oleh Walter Cannon adalah respons di mana dalam kondisi terancam kita memiliki pilihan yakni melawan atau lari tunggang langgang. Dan ketika tidak dapat melakukan keduanya maka kita akan terdiam dan inilah yang disebut sebagai Freeze Mode.
Ilustrasi Fight, Flight dan Freeze. Foto: Pixabay.com
Fight akan cenderung dengan respons agresif berupa emosi dalam mengontrol kondisi dan orang lain contohnya dengan menyerang atau melempar barang-barang. Flight adalah respons dengan mencari pelarian dari yang dihadapi, contohnya menghabiskan waktu dengan menekuni hobi dan cenderung tidak ingin berdiam diri saja. Nah sedangkan Freeze Mode adalah kondisi bingung karena tidak dapat memilih fight atau flight, sehingga ia akan berdiam diri saja untuk memberi jeda mengenai keputusan yang akan dipilih.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada penjelasan dari Jiema Adrian seorang Psikiater dalam konten yang berjudul 'Semedi' di akun TikToknya @jiemadrian pada 08/06/2022 “kondisi Freeze adalah respons ketika tubuh memilih untuk diam saja, mati rasa, zone out, terdisosialisasi, gak ada di sini supaya dia menyelamatkan diri dari ancaman yang ada”.
Seseorang dalam kondisi ini akan sulit untuk memulai, pikirannya dipenuhi oleh berbagai rencana untuk produktif tapi fokus dirinya beralih terus-menerus. Secara otomatis mode ini hidup ketika dirasa hal yang dihadapi sudah cukup mengerikan dan menakutkan. namun sayangnya kita kebingungan harus bagaimana, alhasil akan ada banyak penundaan yang terjadi untuk menghindari rasa cemas dan takut yang menyapa.
Seperti halnya adalah saat kita merasa benar-benar stres dengan tugas di perkuliahan atau berbagai tuntutan dari pekerjaan yang akhirnya membuat kita mencari jalan untuk mengalihkan kecemasan yang ada. Contohnya bisa dengan termenung, scroll TikTok, tiduran dan lain sebagainya. Namun pada waktu yang sama kita tidak benar-benar ingin di posisi tersebut, karena masih ada hasrat dan keinginan untuk mulai ‘melakukan’ tetapi tubuh seakan-akan terjebak untuk tetap ada pada kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Orang dalam kondisi ini mati rasa, merasa hampa dan menjauh dari ranah sosial. Ia akan tetap dengan kegiatan melamun atau tidur hingga merasa benar-benar aman sampai-sampai banyak hal dikesampingkan. Nah situasi inilah yang mendorong orang-orang di sekitarnya menyimpulkan bahwa dirinya adalah si Pemalas yang hobi bermalas-malasan. Padahal ia sedang berusaha bertahan untuk tetap ada dalam kondisi waras. Nah, apakah ini dialami oleh teman kamu? Atau oleh kamu sendiri?
Freeze Mode ini akan memberi dampak menenangkan namun hanya sementara. Jika dibiarkan akan cukup mengganggu karena jeda kegiatan akan semakin lama dan cara untuk keluar darinya akan menjadi lebih sulit, sehingga akan berdampak pula dengan terganggunya kesehatan.
Bagaimana cara untuk keluar dari Freeze Mode?
ADVERTISEMENT
Untuk keluar dari Freeze Mode yang paling utama adalah kita harus memahami kondisi, menyadari situasi bahwa kita sedang ada dalam mode ini. Lalu mulai untuk ‘berusaha’ keluar. Kita harus dapat meyakinkan diri bahwa tantangan di depan tidak akan begitu menakutkan. Serta mulailah menumbuhkan kepercayaan bahwa kita mampu melaluinya. Perlahan-lahan saja, tidak perlu terburu-buru cukup semampu kita saja.
Untuk mengatasi suatu masalah jelas yang pertama adalah mematikan akar permasalahannya. Seorang Psikoterapis Jacqueline Carson menyampaikan “mengurangi paparan stres akan membantu mengembalikan keseimbangan tubuh”. Kita bisa keluar dari Freeze Mode dengan mengatasi stres yang dialami semisal melakukan yoga dan lain-lain. Berbeda halnya jika disebabkan oleh trauma, kita bisa datang dan berkonsultasi pada orang yang mumpuni pada ranah ini.
ADVERTISEMENT