Konten dari Pengguna

Kisah Nyata: Cerita Mistis 4 Sekawan (5)

PondokMisteri
butuh asupan horor, langsung subscribe youtube "Pondok Misteri" yaa!
20 Januari 2021 15:03 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PondokMisteri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi foto: Pixabay (dari akun sw_reg_03)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi foto: Pixabay (dari akun sw_reg_03)
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian di rumah Satria, kami berempat sempat berhenti melakukan rutinitas wajib kami setiap malam Jumat. Namun setelah Ibu Satria melakukan pengajian beberapa minggu dan yakin sosok yang mengikuti mereka sudah hilang, kami pun mulai berani berkumpul.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya tidak terjadi apapun denganku, Karin, dan Sinta. Namun menurut penuturan Satria hampir setiap malam dia terbangun dan merasa ada sosok yang memperhatikan dirinya walau tak terlihat.
Bahkan karena hal ini Satria memutuskan untuk tidur sekamar bersama Bimo, adiknya. Sayangnya wanita tersebut seolah tertarik dengan Satria dan tetap membuatnya terbangun setiap malam.
Kami berempat tertawa.
ADVERTISEMENT
Kami bertiga kembali tertawa.
CERITA KARIN
Dua tahun lalu, kami sekeluarga berkunjung ke rumah Tante Citra, teman baik Ibu sejak masa sekolah. Tante Citra baru saja kembali ke Malang setelah selama ini merantau ke Surabaya bersama suaminya.
Om Ardi, Suami Tante Citra memutuskan membeli rumah di perumahan baru yang dibangun di pinggir Kota Malang. Perumahan ini memiliki arsitektur modern, namun karena masih dalam proses pembangunan, masih banyak rumah yang belum ditinggali.
ADVERTISEMENT
Om Ardi saat itu masih memiliki beberapa urusan di kantor lamanya, sehingga dia meminta tolong kepada Ibu untuk menemani Tante Citra selama dua malam. Ibu pun setuju, dan menganggap hal ini sebagai ajang reuni bersama sahabat lamanya.
Kami tertawa bersama.
ADVERTISEMENT
.
Rumah Tante Citra, terdiri dari bangunan dua lantai. Lantai 1 dijadikan sebagai ruang tamu, ruang makan, dapur, dan satu kamar mandi. Sedangkan untuk kamar, semua berada di lantai 2.
Namun karena baru pindah dan masih belum sempat beberes, Tante Citra meminta kami untuk tidur bersamanya.
Ibu dan Tante Citra yang sudah lama tidak bertemu, menghabiskan sepanjang malam dengan saling bertukar cerita. Aku yang sudah mengantuk pun memutuskan untuk tidur lebih dahulu.
Suara pintu terbuka membuatku terbangun.
Aku kembali memejamkan mataku dan bersiap-siap untuk kembali tidur.
Suara pintu terbuka kembali terdengar. Namun kali ini aku tidak berani membuka mata, karena sangat yakin bahwa Ibu maupun Tante Citra masih tertidur.
ADVERTISEMENT
Aku masih memejamkan mata pura-pura tertidur, di saat itu pikiranku takut bahwa yang baru saja masuk adalah maling, sehingga pura-pura tidur adalah cara paling aman untuk selamat.
Namun tetap saja perasaan penasaran menyelimuti hatiku, dan membuatku memberanikan diri membuka mata walau hanya sebentar.
.
Tanpa kusadari aku sudah kembali tertidur, dan lagi-lagi bunyi pintu terbuka kembali terdengar.
Aku bisa mendengar suara langkah kaki mendekat. Namun berbeda dari sebelumnya, kali ini aku memberanikan diri untuk mengintip.
ADVERTISEMENT
Aku mengamati sekeliling, anak tersebut sudah hilang dan hanya meninggalkan tas Tante Citra yang terbuka.
Berbeda dari gambaran dalam film bahwa tuyul tidak menggunakan pakaian, sosok yang kulihat tadi memakai baju lengkap seperti anak kecil normal lainnya.
ADVERTISEMENT
.
Kami tertawa.
Bersambung ke Cerita Satria, bertemu si Manis Jembatan Ancol