Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kisah Nyata: Cerita Mistis 4 Sekawan (Part 8)-END
22 Februari 2021 11:29 WIB
Tulisan dari PondokMisteri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
CERITA SINTA
Namaku Ina, saat itu internet belum semaju saat ini sehingga aku tidak tahu bahwa kampusku terkenal karena kisah seramnya. Jadi saat bertemu langsung dengan "mereka, aku cukup terkejut.
ADVERTISEMENT
Aku mengangguk setuju. Sebenarnya sudah sejak lama aku penasaran dengan lantai 8, karena tidak pernah dibuka untuk umum. Mungkin ini adalah kesempatan pertama dan terakhirku mencoba mengetahui isi lantai 8.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore ketika kelas terakhirku selesai. Julia, Kevin, dan Yudi langsung mengajak bersiap untuk berpetualang ke tempat terlarang.
ADVERTISEMENT
.
Setelah memastikan tidak ada dosen maupun penjaga kampus yang berkeliling, kami mulai menaiki tangga menuju lantai 8. Mungkin karena di sini hanya ada kami berempat, perasaanku menjadi tidak enak.
ADVERTISEMENT
Aku menghapus pikiran buruk soal kemungkinan bertemu dengan hantu, mengingat tempatku kuliah berada di Ibu Kota yang sudah sangat maju, rasanya hal-hal gaib sedikit mustahil ditemukan di sini.
Aku tertawa.
Kami berempat mulai mengelilingi lantai 8 yang sebenarnya hanya merupakan atap untuk menaruh kipas AC Outdoor. Sehingga masih menjadi teka-teki kenapa ada papan larangan agar mahasiswa tidak naik ke sini.
Bila memang pihak kampus takut mahasiswa merokok atau berbuat hal negatif lainnya, atap di gedung B, C, dan D selalu dibiarkan terbuka, bahkan kerap digunakan untuk kegiatan kampus.
ADVERTISEMENT
Aku pun ikut melihat arah yang dilihat Yudi, dan benar saja dari sini kami bisa melihat pemakaman umum yang berada di belakang kampus. Mengingat hari sudah mulai gelap, tak heran ketika melihat ke sana, ada sedikit rasa ngeri di hatiku.
Tiga hari setelah itu, foto kami baru selesai dicetak oleh Julia. Namun betapa terkejutnya kami saat melihat sosok lain ikut di dalam foto. Bukan hanya satu, namun di dalam sepuluh foto, dengan berbagai gaya dan posisi berbeda sosok itu selalu ada.
ADVERTISEMENT
Aku hanya bisa bersyukur melihat foto tersebut, karena walau ‘sosok’ tersebut terlihat tidak suka dengan kehadiran kami, namun setidaknya dia tidak mengganggu dan menampakkan dirinya secara langsung.
ADVERTISEMENT
Kami bertiga mengangguk setuju. Karin yang membawa tripod, mulai mengatur letak kamera dan timer agar kami bisa foto bersama.
Aku mengangguk setuju. Namun tiba-tiba seluruh tubuhku gemetar ketakutan saat menyadari di samping Satria ada seseorang yang tidak ada di sini ikut terfoto.
Aku masih terdiam tak bisa berbicara satu kata pun karena terlalu terkejut.
ADVERTISEMENT
Sinta mengangguk lemas.
Kami semua terdiam larut dalam pikiran masing-masing, dan sejak saat itu kami memutuskan kegiatan cerita akan dilakukan ketika siang hari serta di keramaian karena tak ingin kejadian-kejadian mistis menimpa kembali.